Sampai Kapankah Keperkasaan Rupiah akan Bertahan?

Dua mata uang regional, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia, terus menguat sejak penguatan beberapa hari terakhir.

Tribunnews.com/Hendra Gunawan
Ilustrasi mata uang rupiah. 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Dua mata uang regional, Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia, terus menguat sejak penguatan beberapa hari terakhir.

Penguatan tersebut menjadi semacam tes bagi aset negara berkembang seiring rebound harga komoditas dan saham.

Pertanyaannya adalah, seberapa lama dua mata uang ini akan mempertahankan momentumnya?

Sebab, terlihat ada indikator kuat pada teritorial overbought untuk dua mata uang ini dan saham kawasan.

Salah satu kunci nasib dua mata uang ini adalah pertemuan European Central Bank (ECB) pada Minggu ini.

Pertemuan ECB kemungkinan menambah stimulus di atas suku bunga negatif, kebijakan yang bisa menambah uang kas pada sistem finansial dan memberikan yield lebih tinggi pada aset.

Ringgit Malaysia menguat dalam delapan hari sementara rupiah menguat selama 13 hari.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada Jumat lalu mengatakan pemerintah tidak ingin rupiah menguat diatas fundamental.

Rupiah saat ini mempimpin kenaikan di negara berkembang, dengan Real Brasil di posisi dua dan Ringgit Malaysia setelahnya.

Semua mata uang tersebut sudah naik 5 persen.

Mata uang Malaysia naik 0,8 persen ke level 4.089 per dollar AS pada Senin (7/3/2016) dan mencapai level terkuat sejak Agustus 2015, berdasarkan kompilasi data Bloomberg.

Sementara rupiah terapresiasi 0,7 persen.

"Ada sentimen yang lebih baik yang mendukung kenaikan mata uang ini di wilayahnya," kata Mitul Kotecha, kepala mata uang asing Asia dan kebijakan suku bunga di Barclays di Singapura. (kontan/Aprillia Ika)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved