Tersangka Pembunuhan Sadis yang Masukan Cangkul ke Kemaluan Eno Segera Disidang
Tersangka pelaku pembunuh Enno Farihah segera disidang.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka pelaku pembunuh Enno Farihah segera disidang.
Rencananya RA (16) salah satu pelaku yang masih di bawah umur akan menjalani persidangan perdana pada Juni nanti.
"RA mungkin akan masuk persidangan lebih dulu, tidak bersama dua tersangka lainnya. Ini karena usianya yang masih dibawah umur," kata kuasa hukum tiga pembunuh Enno, Teddy Wahyudi.
Baca:Tiga Hal Ini Bikin Netizen Geram atas Kasus Eno yang Tewas dengan Gagang Cangkul di Kemaluannya
Teddy mengatakan, batas pelimpahan berkas RA bila dilihat dari masa penahanan RA setelah resmi ditahan sebagai tersangka harusnya jatuh pada akhir Mei nanti.
"Batas P21 (laporan kelengkapan alat bukti dari polisi ke kejaksaan,red) paling lambat tanggal 29 Mei besok. Jadi kemungkinan sidangnya awal Juni," kata Teddy.
Sedangkan untuk dua tersangka lain, yakni I dan R yang sudah berusia cukup, Teddy belum mengetahui kapan kira-kira keduanya akan menjalani sidang.
Polisi menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pembunuhan sadis disertai pemerkosaan terhadap Enno Farihah pada Jumat (13/5/2016) lalu.
Ketiganya berinisial RA (16), I (24), dan R (24).
Tiga tersangka masing-masing memiliki alasan berbeda menghabisi nyawa Enno. Ada yang sakit hati dikatai jelek, ditolak berhubungan badan dan cintanya tidak diterima.
Hukuman Mati
Kasus pembunuhan dan perkosaan yang dialami Enno Farihah (18), karyawan pabrik di Tangerang, Banten, memancing reaksi warga.
Diah, warga Jakarta yang Tribunnews temui di sela Car Free Day mengatakan, perbuatan pelaku sangat sadis dan tidak berperikemanusiaan.
"Jahat sih, sadis, dan tidak berperikemanusiaan. Caranya itu tragis banget buat orang mati dibunuh ngerasa kesakitan dan menderita dulu," ujarnya.
Ia berharap pelaku dapat diadili dengan diberi hukuman mati.
"Itu sih hukuman mati sudah wajib buat pelaku, kalau untuk yang usia di bawah umur harusnya diberi bimbingan psikolog, apa dia punya perilaku menyimpang, kenapa dia bisa seperti itu," tutur warga Condet, Jakarta Timur, ini.