Larangan Membawa Galaxy Note 7 di Hotel Ini Bikin Senyum Sendiri. Begini Bunyinya

Larangan bawa Galaxy Note 7 di hotel ini bikin tertawa geli. Ini bunyinya

Instagram
Bunyi larangan terbaru membawa Samsung Galaxy Note 7 di sebuah hotel. Kalimatnya mengundang tawa geli! 

BATAM. TRIBUNNEWS.COM - Setelah dicekal masuk pesawat terbang, apalagi dalam kondisi menyala atau di-charge, Samsung Galaxy Note 7 kembali dilarang di tempat lain.

Kali ini larangannya berbunyi cukup menggelikan.

Adalah Hotel Alexis yang melarang Galaxy Note 7 dibawa masuk hotel.

Ada bunyi kalimat larangannya yang cukup menggelikan kalangan netizen.

"Samsung Galaxy Note 7 is not allowed to be checked in or use (turned on or charged) on bed during sex (Samsung Galaxy Note 7 tidak boleh dibawa masuk ke hotel,

digunakan di dalam hotel (dinyalakan atau di-charge) di ranjang saat sedang bercinta," demikian bunyi larangan dari Hotel Alexis seperti TribunStyle.com lansir dari foto yang menyebar di berbagai media sosial, Rabu (14/9/2016).

Yang membuat netizen geli-geli senyum adalah pada kalimat terakhir.

Yaitu, "Tidak boleh dibawa masuk ke hotel, digunakan di dalam hotel (dinyalakan atau di-charge) di ranjang saat sedang bercinta."

"Hahahaa, ya iyalah, ngapain kalau lagi begituan nyalain HP," kelakar Anton, seorang netizen.

"Haaa, Hotel Alexis pun sampai ikutan mencekal?" sahut lainnya.Belum diperoleh keterangan Hotel Alexis mana yang mencekal masuk Galaxy Note 7.

Namun foto ini menyebar dari grup whatsapp seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Australia.

Bisa jadi dari Hotel Alexis di sebuah kota di negeri Kanguru.

Kasus baterai Samsung Galaxy Note 7 yang pernah meledak dan terbakar.

Kejadian ponsel Galaxy Note 7 yang terbakar diduga gara-gara permasalahan baterai sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia, namun hingga kini penyebab persisnya belum diketahui pasti.

Laman Samsung Inggris sempat memuat penjelasan singkat mengenai hal tersebut, di mana disebutkan penyebabnya murni merupakan masalah pada baterai, bukan pada ponsel.

Samsung mengatakan overheating terjadi ketika komponen “anoda-ke-katoda” mengalami kontak.

“Ini adalah kesalahan proses produksi yang sangat langka,” tulis Samsung, sebagaimana dirangkum dari GSM Arena, Minggu (11/9/2016), seperti dilansir Tribunnews.com.

Tak dijelaskan lebih jauh mengenai penyebab overheating dimaksud. Anoda adalah kutub negatif pada baterai, sementara katoda adalah kutub positif.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa baterai Galaxy Note 7 yang bermasalah diproduksi oleh Samsung SDI, yang memasok sekitar 70 persen baterai untuk perangkat tersebut.

Sebanyak 30 persen sisanya diproduksi oleh rekanan lain yang berbasis di China.

Gara-gara problem ini, Samsung terpaksa menarik kembali (recall) sebanyak 2,5 juta unit yang telah beredar di pasaran dunia.

Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah baterai diperkirakan hanya 0,1 persen dari keseluruhan unit yang terjual.

Namun Samsung tak mau mengambil risiko. Hingga minggu kemarin, tercatat sudah terjadi lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7 terbakar saat diisi baterainya.

Dua kasus terbaru terkait Galaxy Note 7 terjadi di Australia dan Amerika Serikat.

Di kota Perth, Australia, seorang pria harus membayar Rp 18 juta karena Galaxy Note 7 miliknya terbakar di kamar hotel.

Sedangkan di AS, tepatnya di Florida, pemilik Galaxy Note 7 harus kehilangan mobilnya, Grand Cherokee, karena hangus dilalap api.

Pabrikan asal Negeri Ginseng itu telah mengimbau para pemilik Galaxy Note 7 untuk mematikan dan tidak memakai perangkatnya sebelum ditukar dengan versi baru yang aman.

Pemilik Galaxy Note 7 juga diminta sesegera mungkin menukarnya dengan unit yang baru.

Daya tahan Samsung Galaxy Note 7 ketika dimasukkan air cukup bagus.Samsung sedang menyiapkan unit pengganti Galaxy Note 7 setelah menarik kembali perangkat tersebut dari pasaran awal bulan ini.

Informasi yang dilansir Tribunnews.com dan dihimpun dari PC World, Rabu (14/9/2016) menyebutkan unit-unit pengganti yang dijamin aman dan tak bakal mendadak terbakar itu bakal bisa diidentifikasi dengan mudah melalui tanda khusus di kotak kemasannya.

Tanda yang dimaksud berupa sticker bundar berwarna putih dengan huruf “S” biru dan persegi berwarna hitam di pojok kanan bawah label nomor IMEI, sebagaimana terlihat dalam gambar di samping.

Minggu ini, Samsung juga berencana meluncurkan database IMEI online untuk memudahkan konsumen dalam memeriksa apakah Galaxy Note 7 di tangan merupakan unit baru yang sudah aman atau bukan.

Galaxy Note 7 ditarik dari peredaran setelah terjadi sejumlah kasus di mana perangkat itu terbakar secara tiba-tiba.
Hingga 1 September saja, sudah terjadi sebanyak 35 kasus yang tersebar di beberapa wilayah dunia.

Sebagian maskapai penerbangan -termasuk di Indonesia- mengeluarkan imbauan bagi penumpang untuk tidak mengaktifkan atau mengisi baterai Galaxy Note 7 selagi berada di dalam pesawat.

Samsung menjadwalkan pemilik Galaxy Note 7 di Eropa akan bisa menukarkan perangkat mereka dengan unit baru yang aman pada 19 September mendatang.

Australia dijadwalkan kebagian pada 21 September, sementara waktu kedatangan Galaxy Note 7 versi “aman” di Indonesia belum diketahui. (tribunstyle.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved