PON XIX Jawa Barat 2016
NELANGSANYA, Sudah Bawa Medali PON, Atlet Sulteng Ini Justru Terlantar di Stasiun tak Punya Ongkos
Apa yang dialami oleh sembilan atlet cilik Muai Thai asal Sulawesi Tengah ini sungguh memprihatinkan.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Apa yang dialami oleh sembilan atlet cilik Muai Thai asal Sulawesi Tengah ini sungguh memprihatinkan.
Setelah bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat dan membawa medali, mereka justru telantar di stasiun karena tak memiliki ongkos pulang.
Nasib tragis para atlet PON itu dicuitkan Ajeng di akun Twitter @nibrasnada.
Ia juga mengunggah foto atlet cilik itu yang hanya bisa duduk lesu di stasiun.
"Tweeps, yang dekat stasiun Manggarai tolong bantu adik-adik kita dari Sulteng nggak bisa pulang karena nggak ada ongkos, nggak dikasih Pemda," cuit Ajeng, Kamis (22/9/2016) sore.
Menurut Ajeng, para atlet itu berangkat ke Jakarta memakai uang swadaya karena Pemda daerah tersebut tak punya uang. Saat akan pulang, uang mereka justru habis.
Padahal mereka berhasil menyabet satu medali emas, tiga perak dan tiga perunggu. Atlet-atlet itu telantar di stasiun sejak pukul 13.00 WIB.
Postingan itu kemudian di-retweet ratusan pengguna Twitter dan beredar viral sampai Facebook.
Banyak netizen yang merasa prihatin dan jengkel dengan pemerintah yang seolah angkat tangan.
"Mas Pasha ex Vokalis Ungu mana neh? Warganya telantar tuh," komentar seorang netizen.
Hingga berita ini ditulis sekitar pukul 19.00 WIB, belum diketahui apakah atlet itu sudah bisa pulang atau belum.
Seperti dikutip dari Kompas.com, mereka berasal dari Morowali dan Morowali Utara.
Atlet Muai Thai itu berangkat dengan uang sendiri ditambah sumbangan dari anggota DPRD.
Saat berangkat, mereka dilepas oleh Bupati Morowali di rumah dinasnya.
Meskipun sudah lama mengajukan bantuan untuk keperluan PON, tetapi itu tak membuahkan hasil sama sekali.
"Kami sudah lama mengajukan, paling tidak atributlah untuk tanding. Tapi tidak sama sekali, kami berangkat swadaya bawa uang Rp 15 juta," kata Iwan Said, pelatih mereka. (tribun jogja, say)