Dimas Kanjeng Ditangkap

Puluhan Pengikut Dimas Kanjeng Masih Bertahan di Padepokan. Ini Alasannya

Kami biasanya berangkat bersama-sama ke Probolinggo untuk mengikuti istighasah di Pondok Dimas Kanjeng, dengan menggunakan mobil sewaan

SURYA/GALIH LINTARTIKA
Puluhan pengikut Dimas Kanjeng masih mendirikan tenda-tenda di sekitar padepokan di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (03/10/2016). 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan warga Lamongan Jawa Timur yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, enggan pulang.

Mereka menolak pulang lantaran masih ingin mengabdi kepada sosok Taat Pribadi yang dianggap bisa menggandakan uang dan emas.

"Saat kami sambangi ke Padepokan Dimas Kanjeng, mereka buka tenda sendiri, khusus yang berasal dari Lamongan. Ketika kami ajak pulang, mereka menolak, dengan alasan karena masih ingin mengabdi," ucap Sudjito, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lamongan, Senin (10/10).

Kesbangpol Lamongan telah mendata dan menelusuri beberapa lokasi pengikut maupun korban Taat Pribadi. Mereka pun mendatangi Padepokan Taat Pribadi yang berada di Probolinggo.

"Awalnya memang ada sekitar 30-an orang, tapi setelah kami cek lagi di lapangan dan kami telusuri ke Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo beberapa waktu lalu, jumlahnya bukan 30 orang tapi meningkat menjadi sekitar 40-an orang," katanya.

Supeno yang sempat menjadi salah seorang pengikut Dimas Kanjeng dari Lamongan, menyebutkan, warga Lamongan memang banyak jadi pengikut pria yang saat ini ditahan oleh Polda Jawa Timur tersebut.

"Yang saya tahu, saat kami masih menjadi pengikut. Kami biasanya berangkat bersama-sama ke Probolinggo untuk mengikuti istighasah di Pondok Dimas Kanjeng, dengan menggunakan mobil sewaan. Dan memang ada puluhan orang waktu itu," tutur Supeno.

Ia pun tidak menutupi, dirinya dan para pengikut lain dari Lamongan mendatangi Padepokan Dimas Kanjeng, dengan tujuan utama untuk dapat melipatgandakan harta yang dimiliki.

"Waktu kami masih aktif mengikuti acara di sana, kami memang diharuskan menyerahkan sejumlah uang untuk mahar, jika ingin uang menjadi berlipat ganda. Bahkan di antara kami, ada yang sampai menjual rumahnya," urainya.

Supeno akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mengikuti Dimas Kanjeng sejak satu tahun lalu. Setelah sekian lama ternyata uang yang diharapkan tidak juga berlipat ganda.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved