Demo Tolak UWTO Batam
Demo 'Tolak UWTO' akan Digelar Lagi Selama Tiga Hari 14-16 November
Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) UWTO rencananya akan melakukan aksi turun ke jalan selama tiga hari berturut-turut.
Penulis: Dewi Haryati |
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Aksi menolak uang wajib tahunan otorita (UWTO) terus bergulir.
Elemen masyarakat yang terdiri dari unsur mahasiswa, pekerja dan paguyuban, mengatasnamakan Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) UWTO rencananya akan melakukan aksi turun ke jalan.
Koordinator aksi dari serikat pekerja, Syaiful Badri mengatakan, aksi itu berlangsung selama tiga hari mulai 14-16 November 2016.
Dalam aksi itu, mereka menuntut PMK Nomor 148 tahun 2016 dan Perka BP Batam Nomor 19 tahun 2016, segera dicabut.
"Aksi turun ke jalan itu merupakan aksi damai dan tidak anarkis. Kami tak menginginkan ada bakar-bakar," kata Syaiful dalam konfrensi persnya, usai melakukan rapat konsolidasi aksi bertempat di Hotel Planet Holiday, Kamis (10/1/2016) sore.
Syaiful berkali-kali menegaskan, aksi yang ditaksir akan menggalang massa hingga 20 ribu orang itu, murni atas inisiatif dari elemen masyarakat yang menolak pemberlakukan PMK maupun Perka tersebut.
Bukan karena diiming-imingi uang atau atas pesanan kalangan tertentu.
"Aksi ini tidak dibayar. Namanya aksi spontan yang muncul untuk menggugat sebuah kebijakan," ujarnya.
Gerakan bersama masyarakat itu, lanjutnya juga akan ditindaklanjuti dengan membuat petisi online.
Selama tiga hari itu, massa akan menyampaikan aspirasi secara damai.
"Di surat yang kami sampaikan ke pihak kepolisian juga aksi damai," kata Syaiful.
Selama tiga hari itu rencananya juga ada aksi tutup usaha sebagai bentuk solidaritas menolak pemberlakuan PMK dan Perka terkait tarif sewa lahan yang dijalankan BP Batam.
"Ya, kami juga mengimbau masyarakat untuk menutup usahanya," ujarnya yang saat itu didampingi beberapa koordinator aksi lainnya. (*)