Kami Tak Tahu, Dijanjikan Dapat Uang. Lalu Kami Mereka Bawa ke Pulau
Kami tidak tahu apa-apa, Bang. Kami hanya diajak saja sama May. Awalnya kami tidak tahu, tapi katanya mau dikasih uang, jadi kami ikut
BATAM TRIBUNNEWS.COM BATAM - De (15) dan Nr (13), warga Sagulung, dua korban perdagangan anak di pulau-pulau.
Mereka dijadikan penari dalam joget "Melayu Kejora" di pulau-pulau.
Mereka terlihat sangat ketakutan saat diekspos di Polsek Sagulung, Selasa (22/11).
"Kami tidak tahu apa-apa, Bang. Kami hanya diajak saja sama May. Awalnya kami tidak tahu, tapi katanya mau dikasih uang, jadi kami ikut," kata Nr di Polsek Sagulung sambil menutup wajahnya.
Dia juga menuturkan, mereka sebelumnya tidak mau, tetapi terus dibujuk oleh May.
"Si May itu yang bujuk kami, dia ngajak terus. Kami tidak tahu apa-apa," kata Nr.
De, korban lainnya menuturkan, dirinya diajak kawannya.
"Saya diajak, saya tidak tahu mau kemana. Ternyata main joget di pulau," kata De dengan suara ketakutan.
Dia menuturkan dirinya sangat takut dipenjara.
"Saya tidak tahu apa-apa, hanya diajak saja, tapi dimasukkan ke dalam penjara. Saya takut di dalam penjara,'' katanya.
Sesekali terdengar isak tangis De saat digiring oleh polisi saat ekspos tersebut.
Tidak banyak keluar kata-kata dari mulut mereka, kecuali perasaan malu.
Polisi kemarin mengekspose ke dua korban bersama tiga pelaku trafficking, masing-masing Emila Alias Emi, (18) warga Sagulung sebagai perekrut penari joget kejora.
Kemudian, Zainal Abidin (28) beralamat Bulang Lintang yang juga sebagai perekrut penari.
Terakhir wanita bernama Ita (41) juga warga Pulau Bulang Lintang sebagai pemilik joget kejora.
Ketiganya tidak mau berkomentar atas kasus mempekerjakan anak-anak di bawah umur itu.
Saat dimintai tanggapannya, ketiga pelaku hanya diam seribu bahasa. Matanya menatap tajam pewarta yang ingin meminta tanggapannya.
Pelaku juga hanya diam saat digiring masuk kedalam sel tahanan polsek Sagulung.