Cerita Anak Gembong Preman, Hingga Rahasia Besar Terungkap

Awal mula mempertanyakan apa sesungguhnya pekerjaan sang ayah gara-gara rentetan peristiwa sepele.

Foto diambil oleh Dea Karina
Wulan Mayastika anak preman Yogyakarta Gun Jack 

Apabila anda berasal dari Badran, sangat mungkin bila anda mengenal - atau malah anda sendiri - seorang kriminal, penjudi, pemabuk, transgender, atau orang-orang yang dianggap edan oleh masyarakat. Begitulah pengakuan Wulan.

Di lingkungan sarat kriminalitas ini, Gun Jack menjadi penguasa tunggal. Di luar bisnis bakso, sehari-hari dia mengamankan perjudian lokal, sekaligus dibayar oleh para penguasa yang berada di balik layar menyokong aktivitas para bandar.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) cabang Yogyakarta, melalui sayap organisasi Gerakan Pemuda Kabah, sesekali menggunakan jasanya sebagai petugas keamanan.

Bagi warga Yogyakarta yang mengenalnya akrab, Gun Jack sebenarnya tidak ditakuti. Dia justru dikenal sebagai figur yang baik hati dan berpikiran terbuka.

Contohnya ketika Gun Jack mengadopsi dan mengasuh seorang bocah lelaki berumur 13 tahun dari Solo, setelah ayahnya - sahabat Gun Jack - meninggal. Bocah itu kini telah dewasa dan dikenal dengan julukan Mas Doni.

Gun Jack sebelah kiri

Doni, sekarang 36 tahun, merupakan satu-satunya anak asuh Gun Jack yang mengikuti jejak berkecimpung di dunia preman. Gun Jack pernah memintanya fokus sekolah, tapi Doni tak menuruti perintah ayah angkatnya itu.

"Aku mesti hidup di jalanan karena tidak ada pilihan lain," kata Doni. "Babe tidak pernah menghakimi atau memarahi aku sama sekali. Dia bukan tukang menghakimi. Dia ingin semua orang jujur menjadi dirinya sendiri. Sebagai bentuk balas budi, kuabdikan hidup untuknya."

Saat Wulan masih di kandungan sang ibu, Gun Jack sedang menjalani hukuman kurungan singkat. Dia dibui akibat tidak sengaja membunuh seorang pria saat berkelahi di klub biliar setempat. Gun Jack bebas tak lama setelah Wulan lahir.

Bagi Wulan, menjadi anak seorang preman terbesar Badran merupakan pengalaman yang menarik sekaligus cobaan berat.

Walau sering disebut baik hati, toh Wulan ingat betul bapaknya sering naik pitam apabila diprovokasi orang lain. Selain itu, Gun Jack punya aturan-aturan sendiri yang dibuat manasuka, sesuai citra preman kebanyakan.

Pengalaman di Malioboro menjadi salah satu sisi gelap sang bapak yang sangat diingat Wulan.

Saat itu Gun Jack memarkir mobil di kawasan yang seharusnya bebas kendaraan. Tak berapa lama juru parkir menegurnya. Gun Jack murka, memanggil kawan-kawannya, lalu mengeroyok si tukang parkir.

"Aku melihat sendiri bapakku salah parkir dan mukulin tukang parkir," kata Wulan mengenang peristiwa sekian tahun lalu itu.

"Habis itu aku keluar dan jalan sendiri. Aku engga mau ikut mobilnya. Aku jalan kaki beneran, bapakku ngikutin dan dia minta maaf. Terus aku bilang aku engga mau pergi lagi sama dia.

Wulan sempat lama tak bisa memaafkan ayahnya. Insiden di Malioboro baru satu peristiwa yang menunjukkan watak gelap ayahnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved