Kekerasan Perempuan dan Anak di Batam Meningkat Tajam, Menteri PPA Wanti-wanti Ini
Yohana mengintruksikan kepada P2TP2A untuk semakin isntens sosialisasi dan penyuluhan dari tingkat kecamatan, kelurahan, sampai tingkat RT/RW.
Laporan: Danang Setiawan
BATAM. TRIBUNNEWS.COM. BATAM - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Batam dan Provinsi Kepri cenderung meningkat.
Data dari P2TP2A Kota Batam, dalam tiga bulan terakhir 2017 telah terjadi 27 kasus kekerasan perempuan dan anak.
"Kebanyakan kasus yang terjadi adalah faktor ekonomi, yaiti seperti kekerasan dalam rumah tangga," ujar Puji Hastuti Ketua Harian P2PT2A Batam kepada wartawan di Shelter Dang Merdu Sekupang pada Senin (10/04) siang.
Puji mengatakan, jumlah kasus jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun 2016 yang tercatat hanya enam kasus.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Yambise juga prihatin dengan kondisi tersebut.
Yohana mengintruksikan kepada P2TP2A untuk semakin isntens sosialisasi dan penyuluhan dari tingkat kecamatan, kelurahan, sampai tingkat RT/RW.
Langkah itu dilakukan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat agar dapat menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Yohana mengatakan, kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini fenomena gunung es.
Angka kekerasan yang tidak terungkap jasuh lebih besar lagi.
"Saya menghimbau kepada Bu Marlin (Ketua P2PT2A) dan Bu Puji untuk bergerak turun ke masyarakat untuk menekan angka kekerasan ini. Bapak Presiden konsen tentang hal ini, terutama untuk melindungi anak usia sekolah dari perdagangan anak dan ekploitasi anak," kata Yohana.