Tarif Listrik Batam Naik

Sudah Seminggu, Tak Ada Lagi Pembahasan Kenaikan Listrik di Batam. Tunggu Demo?

Padahal, dari rapat pekan lalu, ada rencana untuk menggelar pertemuan internal antara Pemprov Kepri, Pemko Batam dan Bright PLN Batam.

Penulis: Dewi Haryati |
Tribun Batam/Argianto DA Nugroho
Gubernur Kepri Nurdin Basirun menemui pendemo yang menolak kenaikan tarif listrik, Senin (17/4/2017) siang. 

Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Seminggu berlalu sejak pertemuan terakhir antara Pemerintah Provinsi Kepri, Pemerintah Kota Batam, Bright PLN Batam dan Aliansi Masyarakat Peduli Listrik, (AMPLi), pembahasan kenaikan tarif listrik adem-ayem.

Sejak dibahas di Graha Kepri Jumat (28/4/2017) lalu, hingga Kamis (4/5/2017) ini belum ada lagi rencana pertemuan.

Padahal, dari rapat pekan lalu, ada rencana untuk menggelar pertemuan internal antara Pemprov Kepri, Pemko Batam dan Bright PLN Batam.

"Rencananya ada rapat internal, tapi belum ada undangan ke kami, baik dari Pemprov ataupun Bright PLN Batam," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad kepada Tribun.

Amsakar melanjutkan, Pemko Batam memang konsen untuk membahas penyesuaian tarif listrik Batam.

Mereka ingin besaran tarif kenaikan listrik bisa diturunkan dari 45 persen yang ditetapkan Peraturan Gubernur.

Pemko Batam juga sudah meminta data pendukung kepada Bright PLN Batam, terkait alasan perusahaan itu mengajukan kenaikan tarif dasar listrik Batam.

"Di pembahasan akhir kemarin di Graha Kepri, kami merasa belum cukup kuat data yang disampaikan kepada kami," ujar dia.

Amsakar mengatakan, data pendukung itu diperlukan karena berguna sebagai pijakan dasar untuk memutuskan tarif listrik.

"Kami sudah meminta PLN kasih data yang auditif, tapi sampai saat ini belum dapat datanya," kata Amsakar.

Dia berharap pada pertemuan selanjutnya, sebelum ada keputusan Gubernur Kepri Nurdin Basirun terkait kaji ulang besaran tarif listrik itu, Bright PLN Batam bisa menyajikan data yang dimintakan Pemko Batam.

"Ya, kami harap dipertemuan berikutnya ada data yang tersaji baik. Biar kita bisa mempertimbangkan secara proporsional kelayakan dan kepatutan besaran kenaikan tarif listriknya," ujar dia.

Sebelumnya, Koordinator Umum AMPLi Said Abdullah mengatakan, pihaknya tetap meminta kenaikan tarif listrik tak lebih dari 10 persen.

Jika hal itu tidak dipenuhi, mereka akan kembali menggelar unjukrasa yang lebih besar lagi.

"Pembahasannya terkesan lamban, sementara meteran listrik jalan terus," kata Said.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved