Detik-detik Penjemputan Napi dari KM Bukit Raya. Wajah Polisi yang Mengawal Tegang
Tahap I, masuk 30 napi dari Batam. Tahap II 38 napi asal Rutan Karimun dan Ranai, Natuna. Tahap III, mereka menerima lagi 30 napi asal Batam.
Laporan Tribun Batam, Aminuddin, Bintan
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BINTAN - KM Bukit Raya baru saja melepas jangkar.
Dari tangga kapal dek 5, turun berjejer para narapidana yang dikawal ketat polisi.
Tak ada sumringah di raut wajah napi layaknya penumpang lain yang turun dermaga.
Begitu langkah meninggalkan tangga kapal, para napi yang diborgol secara berantai itu cepat-cepat masuk bus tahanan milik Kejaksaan Tanjungpinang.
Sebelum KM Bukit Raya melepas jangkar, pukul 15.00 WIB, dua bus itu sudah duluan merapat di bibir dermaga menunggu napi.
Raut wajah petugas tak kalah tegang, termasuk anggota kepolisian bersenjata lengkap yang mem-back up pengawalan
Mereka harus memastikan proses penjemputan napi di pelabuhan berlangsung aman dan tak ada satu pun napi terlewatkan.
Petugas pengamanan dengan peralatan lengkap kepada Tribun mengatakan, para napi yan turun kapal berasal dari Rutan Ranai, Kabupaten Natuna. "Kalu mereka ini dari Ranai ," ujarnya.
Pukul 14.00, bus tahanan yang membawa napi pindahan meninggalkan dermaga Kijang tanpa raungan sirene.
Kepala Lapas Umum Kelas IIA Km 18 Gunung Kijang Darwin Tampubolon mengatakan, belakangan ini memang waktu sibuk bagi Lapasnya.
Soalnya, Lapas yang dipimpinnya itu rutin menerima napi pindahan dari Lapas atau Rutan lain.
"Ini program redistribsi napi, kebijakan langsung dari Kanwi Kemenkumham Kepri," kata Darwin.
Dalam sebulan ini, ada 98 napi baru yang dipindahkan ke Lapas Km 18 Gunung Kijang.
Tahap I, masuk 30 napi dari Batam. Tahap II masuk 38 napi asal Rutan Karimun dan Ranai, Natuna.
Tahap III, mereka akan menerima lagi 30 napi asal Batam.
Mengapa mereka dipindahkan?
Menurut Darwin, ada banyak alasannya. Salah satunya karena alasan karakter atau istilahnya nakal.
"Napi yang dipindah ke sini merupakan napi yang digolongkan sebagai napi nakal, agar pemindahan ini nantinya mendapatkan pembinaan yang lebih maksimal. Karena jumlah petugas pembinaan di sini lebih memungkinkan dibanding dengan lapas lainnya. Menyeimbangkan jumlah napi dengan jumlah petugasnya," katanya.
Di Lapas baru, para napi itu diharapkan disiplin karena pembinaan akan lebih dimaksimalkan.
Bila ditemukan ada napi berpoensi memicu konflik, tak ada pilihan lain, dipindahkan lagi ke lapas lain.
"Jangan sampai ada napi yang berkelompok-kelompok di dalam lapas. Makanya, jika dia sudah membentuk kelompok, akan dipisahkan dengan cara pemindahan, karena itu bisa memicu hal buruk dan melakukan tindakan yang tidak diinginkan bersama-sama," kata Darwin.