Wajah Boleh Sangar, Tapi Lantunan Tadarus Alquran Napi Narkoba Ini Bikin Merinding!
Wajah Boleh Sangar, Tapi Lantunan Tadarus Alquran Napi Narkoba Ini Bikin Merinding!
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BINTAN-Sepohon kayu daunnya rimbun, lebat buanya serta buahnya, walaupun hidup seribu tahun kalau tak sembahyang apa gunanya....,
demikian petikan irama rebana yang dinyanyikan napi pesantren Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang KM 18 Kijang pada buka puasa bersama Rabu malam.
Baca: Terungkap! Inilah Fakta-fakta Mengharukan Pria Meninggal Sujud di Masjid!
Baca: Hamil Muda, Olla Ramlan Ngamuk-ngamuk di Sosmed Soal Suami. Apa Lagi Mbak!
Baca: Ingat Mumu Satpam Yang Dikabarkan Dekat dengan Jupe? Mengejutkan Inilah Kabarnya Sekarang!
Suara sang napi menyentuh banyak pendengarnya, merdu dan lembut. Sejenak para udangan diam menikmati suguhan marawis grup napi.
"Masya Allah, ternyata meski kasus kasus mereka sangar sangar menyangkut narkoba, suata mereka menyandungkan ayat suci dan marawis sangay menyentuh, serasa gak percaya,"ujar salah satu tamu undangan pada Buka Puasa Bersama Lapas Narkotika Kelas IIA di Km 18 Kijang.
Salah satu napi peserta marawis, Agung mengatakan, sebelum mereka menampilkan unjuk kebolehan mereka didepan peserta Bukber, jauh jauh hari mereka sudah latihan serius.
"Kami ingin memperlihatkan, bahwa kami juga bisa tampil marawis seperti napi lainnya,"ujar Agung, salah satu napi.
Pria yang dipenjara karena jeratan narkoba jenis sabu tiga tahun lalu ini mengatakan sejak pesantren napi dibuka di lapas Kelas II Tanjungpinang Km 18 Kijang, dia makin rajin mengaji dan aktif mengikuti kegiatan kegiatan marawis bersama temannya.
"Jujur saja, pesentren di sini bagus. Saya merasa menemukan kepercayaan diri saya lagi, sekarang saya makin lebih sabat dan siap menjalani hidup lebih baik lagi,"kata Agung.
Kepala Lapas Kelas IIA Kijang, Mishbahuddin mengatakan, kegiatan pesantren lapas yang mereka buka diikuti 50 napi. Jumlah itu akan berlanjut terus di dalam lapas.
"Kegiatan ini yang kita pilah pilah hanya 50 orang. Dan mereka nanti akan berlanjut terus, ini kan ada yang bebas, nanti salah satu peserta yang bebas akan diganti lagi yang lain,"kata Mishabuddin.
Jika ada yang bebas, maka napi peserta pesantren yang berkurang langsung digantikan napi lainnya. Namun proses pergantiannya tidak serta tunjuk begitu saja. Banyak hal yang dilihat pada napi sebelum diputuskan masuk pesantren lapas menggantikan yang menghirup udara bebas.
"Banyak kita lihat, perkaranya berapa, kalau perkaranya kan sudah jelas, narkoba. Narkoba itu kan nanti ada bandar, ada pemakai, macam macam. Itu semua kita lihat,"ujar Mishbahuddin. (*)