Inspirasi
Mau Harga Cabe Setinggi Langit, Anggota Koramil Ini Tak Terpengaruh. Ini Sebabnya
Bila Anda melihat pekarangan Makoramil 02/Tarempa Kodim/0318 Natuna di Tarempa, kabupaten Kepulauan Anambas, dipastikan Anda akan iri.
Laporan Tribunnews Batam, Septyan Mulia Rohman
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS - Harga cabe yang sering membubung di wilayah Kepri, terutama di pulau-pulau, membuat masyarakat kelimpungan.
Maklumlah, selama ini, cabe selalu didatangkan dari daerah luar Kepri, seperti Sumatera dan Jawa.
Alasan bahwa Kepri bukan daerah penghasil cabe selalu menjadi jawaban satu-satunya.
Namun berbeda yang dilakukan oleh Koramil 02/Tarempa.
Mereka tidak peduli jika harga cabe atau sayur-mayur membubung hingga setinggi langit.
Bila Anda melihat pekarangan Makoramil 02/Tarempa Kodim/0318 Natuna di Tarempa, kabupaten Kepulauan Anambas, dipastikan Anda akan iri.
Seperti yang Tribun saksikan sendiri, Jumat (23/6/2017).
Sejumlah anggota Koramil tampak sibuk memetik aneka buah dan sayur.
Mereka pun terlihat teliti dan berhati-hati dalam memetik aneka tanaman, mulai dari tomat, cabe merah hingga sayur-mayur.
Tak hanya anggota, Komandan Rayon Militer (Danramil) 02/Tarempa Kodim 0318/Natuna bahkan terjun langsung merawat berbagai aneka saturan yang ditanam di dalam polybag.

Sang komandan, Kapten Inf Syamsuarno mengatakan, sejumlah tanaman yang ditanam di pekarangan Makoramil ini merupakan program wajib, sesuai dengan kebijakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Program yang telah berjalan sejak tahun 2015 ini, selain memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk mau bercocok tanam, juga bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarga, khususnya keluarga prajurit.
"Perintah ini sudah lama. Untuk Kodim diharuskan untuk membuat polybag minimal lima ribu, sementara untuk Koramil sebanyak 500 polybag dan untuk perorangan minimal 20 polybag per rumah," ujarnya.
Di lahan yang sebenarnya tak luas, hanya 4x10 meter ini, sejumlah tanaman mulai dari sayuran mulai dari sawi hingga cabe dan tomat, dipanen secara berkala setiap minggunya.
Pengaturan dalam merawat tanaman pun sudah diatur secara merata oleh setiap anggota.
Kebun mini ini, perlahan namun pasti, mulai dirasakan manfaatnya oleh anggota Koramil 02/Tarempa.
Saat harga cabe di Anambas yang kerap menembus angka hingga ratusan ribu per kilogramnya, kini dirasa ringan oleh prajurit bersama keluarganya.

"Boleh dikatakan seperti itu, ketika harga tengah mahal, kami tidak terpengaruh. Setidaknya, kebutuhan prajurit tidak mengalami krisis. Bulan puasa seperti ini pun, tidak perlu repot-repot beli lagi," ungkap pria yang pernah bertugas di Padang, Sumatra Barat ini sembari tersenyum.
Syamsuarno pun tidak mengelak terdapat sejumlah kendala dalam mewujudkan aneka tanaman ini.
Salah satunya mencari pupuk organik untuk nurtrisi tanaman tersebut.
Untuk sementara ini, anggota Koramil 02/Tarempa biasa mengumpulkan pupulk organik dari kotoran hewan seperti sapi yang kemudian dbuat kompos secara mandiri.
"Kendala lain cuaca. Oleh karena itu, jadwal perawataqnnya sudah kita atur sedemikian rupa. Seperti proses penyiraman, harus dilakukan setelah petang hari. Anggota yang mendapat sayuran ini pun juga di-rolling," bebernya.

Meski baru memenuhi kebutuhan para parajurit bersama keluarganya, pihaknya berharap langkah kecil yang dilakukan para prajurit ini dapat menggugah minat masyarakat akan bercocok tanam.
Sebab, di Anambas sendiri, masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.
Berminat? Silakan berguru pada pak tani berseragam ini. Para anggota Koramil ini merintis, tentu untuk ditularkan pada masyarakat banyak.