Sebaiknya Anda Tahu

Bukan Seperti Dongeng Kancil, Makhluk Tercerdik Itu Ternyata Mikroba! Begini Penjelasan Ilmiahnya

Bukan Seperti Dongeng Kancil, Makhluk Tercerdik Itu Ternyata Mikroba! Begini Penjelasan Ilmiahnya!

Louisa Howard/Dartmouth Electron Microscope Facility
Foto rizobakteri Bradyrhizobium japonicum yang telah mengkoloni akar tanaman kacang kedelai dan membentuk simbiosis perbaikan nitrogen 

BATAM. TRIBUNNEWS.COM, BOGOR-Diberkahi tanah yang subur, pertanian menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat Indonesia. Untuk menggambarkan kesuburannya, band legendaris Koes Ploes berujar “tongkat dan batu jadi tanaman” dalam lirik lagunya Kolam Susu.

Baca: Mengejutkan! 100 Tahun Lalu Alexander Graham Bell Ramalkan Ini, Terbukti pada 2017!

Baca: Mengejutkan! Inilah 10 Kepribadian Wanita Menurut Bentuk Bibirnya. Mana Pilihan Anda?

Baca: Ehem! 5 Aktris Ini Usianya Tua Tapi Bikin Brondong Deg-degan, Nomor 5 Paling Berdesir!

Namun, Itu mungkin hanya cerita lama. Lahan garapan semakin sempit karena telah beralihfungsi, sementara lahan yang ada tak lagi subur. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimiawi yang justru tak bersahabat dengan tanah.

Oleh karena itu, para peneliti dari Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia ( LIPI) berupaya untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam menggunakan pupuk kimiawi. Caranya, dengan kembali memanfaatkan mikroba yang telah ada di dalam tanah.

Rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT), atau dikenal juga dengan plant growth-promoting rhizobacteria (PGPR), merupakan mikroba yang berkoloni dengan akar dan berperan dalam mengikat nitrogen bagi tanaman. Secara alami, mikroba ini telah ada di dalam tanah, tetapi tergerus akibat pupuk kimiawi.

“Rizobakteri sangat berperan penting bagi pertumbuhan tanaman. Misalnya, rizobakteri menghasilkan root factor yang dapat memerintah akar bergerak ke tempat yang banyak nutrisi bagi tanaman,” kata Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Sarjiya Antonius di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/7/2017).

Selain itu, rizobakteri juga punya sistem untuk menangkap kondisi di luar tubuhnya. Dengan begitu, rizobakteri memiliki kecepatan beradaptasi yang tinggi dan kondisi ini akan membantu tanaman bertahan terhadap ganggun dari serangan patogen.

Bahkan ketika berhadapan dengan karbamat pestisida yang beracun sekalipun, rizobakteri mampu merombak karbamat dan mengubahnya menjadi bahan makanan. Alhasil, Anton pun menyebut mikroba sebagai makhluk tercerdik di dunia.

“Saya bilang makhluk tercerdik di dunia ya mikroba, karena kecepatan adaptasinya. Beberapa hari lalu saya kaget juga, di dasar laut pun (mikroba) hidup. Coba bayangin, karbamat pestisida sangat beracun, dia bisa merombak, dan lebih hebat lagi digunakan untuk makan,” ujarnya menjelaskan.

Untuk menumbuhkan makhluk cerdik ini, Anton bersama koleganya membuat formula untuk menumbuhkan rizobakteria dari hasil penelitian. Mikroba tersebut ditumbuhkan dengan menggunakan bahan yang tersedia di alam. Salah satunya dengan kecambah yang banyak mengandung asam amino, bahan penting untuk mensintesiskan hormon tumbuh.

Namun, LIPI tidak bisa menjual produk berupa formula RPTT. Oleh karena itu, LIPI pun menjual lisensi non-eklusif formula RPTT agar bisa dibuat menjadi sebuah pupuk organik.

Awalnya, Anton dan koleganya bergerak hampir ke seluruh indonesia untuk mendesiminasi formula rizobakteria kepada petani. Hasilnya, tak ada petani yang mengeluh dengan kualitas rizobakteria dan kini telah ada dua perusahaan yang menggunakan lisensi LIPI untuk dibuat produk.

Anton mengatakan, yang kami lisensikan baru satu (formula rizobakeria). Produknya sekarang ini umum, tidak ada untuk tanaman jenis tertentu. Tapi nanti akan bertambah (lisensi).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved