Kepsek SMPN 47 Batam Akhirnya Beberkan Penggunaan Dana Sumbangan Pembangunan Musala

Dana yang mereka himpun sebagai sumbangan pembangunan sekolah dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 berjumlah Rp 124,85 juta.

Pesra Daryanti, Kepala Sekolah SMPN 47 Batam, Tanjungriau, Sekupang. 

Laporan Tribun Batam Ian Sitanggang

BATAM TRIBUNNEWS.COM BATAM - Belum bisa dilaksanakannya pembangunan musala di SMPN 47 dikarenakan dana yang sudah diterima dari orangtua siswa yang masuk melalui jalur offline digunakan untuk keperluan lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala sekolah SMPN 47 Tanjungria, Pesra Daryanti, Selasa (3/10/2017).

Daryanti mengatakan dana yang mereka himpun sebagai sumbangan pembangunan sekolah dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 berjumlah Rp 124,85 juta.

."Dana tersebut kami gunakan sebagian untuk keperluan sekolah, seperti pembelian kipas angin dan lain-lain," kata Pesra.

Baca: Heboh! Dana Pungutan Pembangunan Musala di SMPN 47 Batam Tak Jelas Rimbanya. Ada Apa?

Baca: Soal Dana Pembangunan Musala, Ini Jawaban Kepsek SMPN 47 Batam: Tertunda Gara-gara Ini

Namun tidak seluruh dana yang dialihkan. Pesra mengatakan, uang dipakai hanya sebesar Rp 44 juta.

"Itu biasalah untuk pembelian keperluan sekolah. Ya tahulah, banyak sekali kebutuhan sekolah," kata Pesra.

Pesra merinci dana sumbangan pembangunan musala yang mereka terima dari orangtua siswa murid baru dalam tiga tahun penerimaan siswa baru.

Tahun 2014 sebesar Rp 27,5 juta, 0tahun 2015 sebesar Rp 47,35 juta dan tahun 2016 sebesar Rp 50 juta.

Totalnya Rp 124,85 juta.

SMP Negeri 47 Batam di Simpang Basecamp Batuaji
SMP Negeri 47 Batam di Simpang Basecamp Batuaji ()

Sedangkan tahun 2017, sekolah tidak memungut sumbangan sekolah karena musala yang hendak dibangun belum juga terealisasikan.

Sedangkan pemakaian dana tersebut untuk kebutuhan sekolah adalah tahun 2014 Rp 12,5 juta, tahun 2015 sebesar Rp 10 juta dan tahun 2016 sebesar Rp 21,5 juta.

Di tempat terpisah, Mutajar, Ketua komite SMPN 47 Tanjungriau mengatakan, dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, pihaknya tidak pernah mengetahui berapa jumlah dana yang terkumpul.

Komite juga tidak pernah mendapat rincian dana yang sudah terkumpul maupun penggunaannya.

"Awalnya, ide mulai untuk membangun musala ini memang komite bersama pihak sekolah. Soalnya, sekolah sangat membutuhkan musala untuk kegiatan keagamaan di sekolah, seperti salat dan pengajian. Masalahnya, kami yang terus dikejar oleh orangtua siswa," kata Mutajar.

Bahkan, kata Mutajar, ia sudah sering dipanggil perangkat RT/RW di kawasan Marina terkait hal itu.

"Ini tidak bisa saya jawab. Di satu sisi perangkat RT/RW sah-sah saja mempertanyakan hal tersebut karena mereka kan mewakili warganya yang sudah membayar uang pembangunan tersebut," kata Mutajart.

Namun karena yang pegang uang sumbangan bukan komite, dirinya tidak bisa menjawab.

Bahkan,  saat ia menanyakan hal tersebut kepada pihak sekolah, ia tidak mendapatkan jawaban apa-apa.

Hingga saat ini pun, belum ada tanda-tanda pembangunan musala tersebut.

Kepsek SMPN 47 Tanjungriau ketika ditanya belum mengetahui kapan akan dibangun karena masih membahas lokasi yang cocok.

"Inilah ada dua pilihan, apakah di atas bangunan sekolah yang ada di sebelah kanan sekolah atau di atas bangunan sekolah yang ada disebelah kiri sekolah," kata Pesra.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved