Timnas Indonesia
Di Balik Kesuksesan Egy Maulana Vikri (3). Hari Pertama Hampir Menyerah dan Minta Pulang ke Medan
Waktu Egy minta pulang itu Indra Sjafri bilang 'kalau kau nggak bertahan, kau nggak bisa main bola lagi selamanya
Laporan Arifin Al Alamudi
TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Meliuk-liuk di lapangan hijau, menari melewati lawan, dan melepaskan tendangan kaki kiri yang akurat ke arah gawang.
Itulah keindahan permainan Egy Maulana Vikri si "Kelok Sembilan" yang namanya kini menjadi pergunjingan Asia di sepakbola.
Namun perjuangan Egy untuk jadi pemain hebat seperti saat ini tidaklah mudah, menguras energi dan airmata.
Sang ayahanda, Syarifudin menceritakan, awal ia berlatih di Diklat Ragunan, Egy sempat menyerah karena tidak tahan dengan kerasnya latihan di Timnas.
Baca: Di Balik Kesuksesan Egy Maulana Vikri (1). Inilah Sosok Pria yang Melatihnya Sejak Usia 4 Tahun
Baca: Di Balik Kesuksesan Egy Maulana Vikri (2). Nyaris Gagal Seleksi Timnas, Ini Sebabnya
"Waktu itu Egy masih kelas 2 SMP dan ikut program latihan Timnas pertama kali di Ragunan. Langsung kena latihan fisik 30 menit nonstop. Abis latihan dia telepon saya, bilang nggak sanggup dan minta pulang ke Medan," ungkap Syaripudin.
Untungnya, sang ayah tidak mengabulkan permintaan Egy dan terus menyemangatinya.
Meskipun ini kali pertama Egy jauh dari keluarga, Syaripudin yang juga pernah mengenyam dunia sepakbola tak mau anaknya bermental 'tempe'.
Tak hanya keluarganya, Indra Sjafri dan ayah angkat Egy, Pak Bagja juga terus menyemangati Egy kala itu.
"Waktu Egy minta pulang itu Indra Sjafri bilang 'kalau kau nggak bertahan, kau nggak bisa main bola lagi selamanya'," ungkap pria yang suka memakai topi ini.

Sedangkan Pak Bagja ayah angkat Egy, tambah Syaripudin, bilang kepada Egy bahwa enggak ada pemain bola yang mati karena latihan di lapangan.
"Setelah dengar Indra Sjafri dan Pak Bagja bilang begitu, serta support dari keluarga, akhirnya Egy bertahan sampai sekarang," ungkapnya.
Hingga kini keputusan Egy untuk bertahan pun berbuah manis. Performanya terus menanjak dan menjadi andalan di Timnas U-19.
Bahkan, berkat performanya yang memukau, ia mulai mendapat tawaran dari tim-tim Eropa.
Seperti diketahui, Egy sudah menandatangani kontrak dengan seroang agen berlisensi FIFA untuk trial di sejumlah klub Eropa.
Lantas apakah Syaripudin merelakan anaknya pergi jauh untuk bermain bola ke Eropa?
"Saya senang, itu harapan saya dari dulu agar dia jadi pemain hebat. Kalau pemain muda sulit berkembang di indonesia, nggak tahu dimana rimbanya. Jadi saya senang dia dapar tawaran dari klub Eropa. Kita nggak pikirkan besar kontraknya, yang penting dia bisa menimba ilmu di sana."

Ayah Egy mendukungnya hijrah ke klub manapun di Eropa, entah Real Madrid, Espanyol, Getafe, Benfica atau klub lain.
"Itu semua biar Egy yang memutuskan. Sekarang dia fokus di Timnas U-19 dulu. Setelah itu akan pergi ke Eropa selama tiga bulan dan balik lagi ke Indonesia untuk mengurus sekolahnya. Lalu balik lagi ke Eropa," jelas ayah tiga anak ini.
Ia sangat berharap Egy bisa sukses di klub Eropa.
"Setelah bisa berkarir di Eropa, lalu dipakai Timnas Indonesia, ya, syukur. Itu dulu harapan saya," pungkas Syaripudin. (*)