Motion
Bintan Blue Sky Camping, Mengusir Lelah dengan Berkemah
Pembentukan Bintan Blue Sky Camping dilatarbelakangi kegemaran anggotanya menyusuri alam sambil berkemah.
API unggun tampak meliuk-liuk di tepi pantai di ujung Kampung Kawal Pantai, Kecamatan Gunung Kijang, Sabtu (4/11) malam.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.30 WIB. Rintik hujan mendadak jatuh di pantai. Lima campingers yang duduk mengitari api unggun bergegas masuk kemah.
Lampu petromak dipadamkan. Dalam keremangan dan hanya ditemani suara deburan ombak tubuh pun rebah. Apalagi kalau bukan, tidur dan mimpi indah.
Begitulah aktifitas yang dilakoni campingers yang tergabung dalam Bintan Blue Sky Camping. Komunitas ini baru terbentuk, sekitar awal 2017 lalu. Meski ada sisipin kata Bintan, anggota komunitas ini tak murni 100 persen orang Bintan. Ada anggotanya yang berasal dari Tanjungpinang.
"Embel-embel kata Bintan sebetulnya lebih karena lokasi kegiatan saja. Maksudnya kegiatan camping kita banyak menyasar daerah-daerah di Bintan. Tapi sebetulnya anggotanya beragam, saya sendiri sehari-hari tinggal di Tanjungpinang," kata Camar Bunga yang akrab disapa Choky Gondrong, pengurus komunitas.
Karena usianya baru seumur jagung, maka anggota komunitas Bintan Blue Sky Camping ini masih terbatas. Saat ini yang paling aktif ada 10 orang. Aktif di sini adalah selalu ikut serta saat agenda camping digelar.
"Karena latar belakang profesi kita ini beragam, karena kesibukan, saat agenda camping tiba tak bisa semua ikut serta, tapi cukup kirim salam,"kata Camar.
Ide membentuk komunitas Bintan Blue Sky Camping dilatarbelakangi kegemaran anggotanya menyusuri alam sambil membangun kemah di lokasi.
Camar bahkan sudah pernah menikmati nuansa camping sampai di pantai Mandalika, kawasan KEK Wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang belum lama ini diresmikan Presiden RI Joko Widodo.
Seiring waktu, terpikirlah untuk membangun komunitas dengan tujuan mempersatukan para pehobi camping dalam wadah bersama.
Selain itu, dilatarbelakangi pula aktifitas wisata yang kini lebih menyukai alam bebas namun tetap membutuhkan tempat untuk berleha-leha.
Dan alasan lain yang mungkin sulit untuk dipungkiri, menormalkan kembali ritme tidur natural. Konon, alam natural merupakan media paling ampuh menormalkan kembali siklus biologis.
"Kami pernah baca artikel ilmiah, camping salah satu cara menormalkan kembali tubuh. Begitu orang melihat kelap kelip bintang di langit, mata pun jadi berat, dan akhirnya terlelap alami. Lalu paginya bugar.
Jadi camping memiliki banyak manfaat, termasuk kesehatan. Unsur lain adalah wisata travelling, kami mendatangi tempat tempat baru, yang jarang disambangi, kemudian memperkenalkannya lewat media sosial agar ramai dan kalau bisa menambah nilai jual objek camping tersebut,"kata Camar.
Sebagaimana komunitas pada umumnya, Bintan Blue Sky Camping juga punya base camp atau semacam markas. Ada dua lokasi base camp, di Kelurahan Gunung Lengluas, Km 20 dan di Km 7 Tanjungpinang.
"Sebetulnya kalau markas hanya formalitas saja. Kalau bicara pertemuan anggota, dimana saja jadi, bisa di kedai kopi, atau apalah, bebas," kata Camar. (*)
Nikmati Hangatnya Api Unggun Bareng Sahabat
NGOBROL di bawah cahaya bulan sambil melingkari api unggun adalah momen yang paling dinantikan campingers.
Tema apapun mengalir hangat tanpa sekat. Ditemani suguhan kopi racikan tangan sendiri, obrolan bisa mengalir dari tema satu ke tema lainnya.
Ngobrol merupakan interaksi anggota komunitas yang paling ditunggu. Karena lewat interaksi itu, para anggota saling memahami dan mempererat jalinan pertemanan. Bahkan mampu membawa suasana dari biasa menjadi luar biasa.
Yuli, salah satu anggota komunitas mengatakan, lewat obrolan lepas dengan sesama anggota, berbagai ide yang tak pernah terpikirkan jadi bermunculan.
Bahkan bisa jadi ajang pemecahan masalah sehari hari yang mungkin agak susah dicari jalan keluarnya jika menyelesaikan sendiri.
"Bawannya menjadi lebih santai dan seru. Bahkan ada ide tentang sesuatu yang tak pernah terpikirkan terlontar dengan mudah, ini momen yang aku suka,"kata dia.
Di kalangan campingers berlaku hukum, dilarang baper. Jadi bila ada kesilap lidah di tengah dialog, segala sesuatunya harus dibawa santai dan dimaknai candaan.
"Risikonya tanggung sendiri kalau baper," kata Rusdy, anggota komunitas.
Karena berlangsung dalam suasana santai dan lepas, obrolan nyaris tak mengenal waktu. Bahkan pernah gara gara keasyikan ngalor ngidul, tak sadar, jarum jam sudah menunjukan angka di waktu dini hari.
"Wah cepat- cepat kami bubar dan larian ke tenda, soalnya kita harus istirahat cepat, karena ada momen sunrise yang kita tunggu harus bangun. Bagaimanapun, momen sunrise ini tak boleh lewat dan harus dinikmati dalam kondisi tubuh segar,"kata Rusdy. (*)
Wajib Bangun Sebelum Sunrise
SELAIN menikmati waktu menginap di dalam tenda, saat camping juga dianggap sebagai saat menyenangkan untuk untuk menikmati detik-detik sunrise keluar.
Bahkan, dalam komunitas ini berlaku aturan, setiap anggota wajib bangun sebelum sunrise berlalu. Momen ketika cahaya mentari pagi menembus dedaunan, atau nongol sedikit dari balik awan tak boleh terlewatkan.
"Sedikit saja terlewatkan, maka, camping menjadi biasa saja, tidak lagi istimewa," kata Rusdy.
Itulah alasan mengapa beberapa anggota campingers blue sky selalu membawa bekal peralatan kamera DSLR dalam setiap kegiatan.
Rusdy misalnya memiliki peralatan kamera miroless olympus yang mampu menangkap cahaya sunrise dengan lembut.
Camar Bunga selalu setiah dengan bekal kamera Canon kesayangannya. "Menangkap momen sunrise di antara tenda camping itu puasnya gak ketulungan,"kata Camar. (*)
