TAHUKAH Anda, Kolam Renang Itu Kandungan Urinenya Puluhan Liter. Nah, Begini Cara Bersihkannya

Hasil sebuah penelitian terhadap 31 sampel kolam renang yang diuji sangat mengejutkan.

Kolam renang 

Mereka mengumpulkan 10 sampel air dari 24 kolam renang yang ada di Singapura.

Sampel ini diuji di laboratorium reagen (khusus untuk reaksi kimia, biasa dipakai untuk mengetes darah) milik Sathananthan.

Hasilnya, semua sampel positif memiliki kandungan amonia yang ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi merah muda meskipun kandungan satu kolam renang dengan lainnya berbeda.

 Peneliti senior kolam renang Tampines, Singapura, Derrick Yeo, memastikan bahwa kolam renang memenuhi standar persyaratan yang ditetapkan oleh National Environmental Agency (NEA).

"Sampel air dari kolam renang seperti di Tampines rutin dikirim untuk diuji kadar bakteri dan kumannya," ujar Yeo.

Dia menyebut, hal ini mengikuti Environmental Public Health Act yang mengharuskan operator kolam renang memenuhi kondisi tertentu sebelum kolam digunakan masyarakat.

Paling tidak dalam satu bulan, tim laboratorium terakreditasi akan menganalisis kualitas kimia dan bakteri dalam kolam untuk selanjutnya hasil tesnya wajib diserahkan ke NEA.

"Kami sudah lulus uji selama ini. Kondisi selama ini bisa diterima. Jika lebih banyak orang yang buang air kecil di kolam renang, kondisinya mungkin akan berubah," kata Yeo.

Faktanya, operator kolam renang umum hanya mengganti 10 sampai 12 persen air lama dengan air baru setiap hari.

Air kolam juga tidak pernah sepenuhnya diganti sejak kolam tersebut dibuka pertama kali. Hal ini yang membuat amonia dalam kolam tidak bisa benar-benar hilang.

Bagaimana kolam renang dibersihkan?

Untuk membuat kolam renang aman digunakan, ada tiga tahap filtrasi pada air.

Pertama untuk menghilangkan partikel padat dan tahap terakhir adalah pemberian klorin untuk mematikan bakteri dengan cara memompa klorin ke kolam.

"Namun, kotoran seperti lendir dan urine akan tetap ada di kolam renang, bahkan setelah dilakukan pengobatan," kata Sathananthan.

Sementara itu, Yeo mencatat bahwa klorin tidak terlalu kuat untuk membunuh bakteri dan kuman dengan segera.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved