Di Tengah Derasnya Warganet 'Hardik' Jennifer Dunn, Wanita Ini Justru Minta Berhenti Menyalahkannya
Di tengah derasnya warganet yang mencibir Jendunn, ada sejumlah lainnya yang justru "membela" Jendunn dan minta tidak menyalahkannya.
TRIBUNBATAM.ID- Berita seputar Jennifer Dunn (Jendunn) dan isu Pelakor (perebut laki orang) sepekan ini memang santer menghiasi media massa dan media sosial tanah air.
Soal prilaku Jendunn yang dianggap sebagai Pelakor, telah menyulut beragam komentar pedas tas dirinya.
Kritik bahkan hinaan tak pelak dialamatkan kepadanya.
Baca: Netizen Sebut Jennifer Dunn Pelakor Kelas Kakap. Foto-Foto Nikahnya Beredar dan Bikin Heboh
Baca: Heboh Kena Labrak Anak Faisal Harris, Begini Penampakan Rumah Mewah Jennifer Dunn!
Di tengah derasnya warganet yang mencibir Jendunn, ada sejumlah lainnya yang justru "membela" Jendunn dengan meminta agar tidak lagi menyalahkan semua persoalan Pelakor yang menimpah keluarga Faisal Harris kepada Jendunn.
Satu di antaranya adalah seorang blogger Trinzi Mulamawitri yang juga alumni dari jurusan psikologi Universitas Indonesia (UI).
Di blognya trinzi.com, ia menulis pandangannya dengan judul : 5 Alasan Kita Harus Berhenti Menyalahkan Jennifer Dunn dan Perempuan Lain Tertuduh Perusak Rumah Tangga
Berikut adalah isi tulisan Trinzi yang diambil dari blog yang bersangkutan atas izinnya.
Ya ya, saya mengerti. Kalian pasti lagi on fire menggoreng Jennifer Dunn. Dari membongkar foto-foto masa lalunya. Menelaah satu persatu mantan pacarnya. Meninggalkan komen-komen penuh kebencian di kabar terbaru tentang Jendun di akun-akun ghibah nusantara. Membagi video pelabrakan terhadap Jendun. Tidak lupa membuat komen sekreatif mungkin dan menunjukkan kebencian sekuat mungkin demi jadi best comment di berita tentang Jendun di Line Today.
Jendun, seperti halnya Mulan Jameela dan Ayu Tingting adalah deretan perempuan yang pernah menjadi tertuduh perusak rumah tangga orang.
Apa kesamaan keempat perempuan ini? Jumlah haters yang wow warbiyasa. Mulan Jameela bahkan memiliki akun haters yang di-follow sampai 300ribuan orang.
Tidak cuma seleb. Bulan Maret 2017, surat terbuka yang ditujukan kepada selingkuhan di sebuah blog pernah viral hingga menjadi berita pelbagai media ternama. Akun @lambeturah bahkan memulai gerakan #PerangiValakor, yaitu menyebarkan foto-foto perempuan terduga selingkuhan pasangan dari followers-nya. Yang mana tentu saja disambut gegap gempita oleh para penghamba akun ghibah.
Baca: Pesona Sosok Jennifer Dunn. Benarkah Banyak Digandrungi Suami Orang?
Baca: TERNYATA Ini Pekerjaan dan Jabatan Faisal Haris yang Bikin Jennifer Dunn Tertarik
Masyarakat Indonesia, terutama perempuan, benar-benar punya energi menakjubkan dalam mempermalukan perempuan lain yang dituduh menjadi selingkuhan. Kenapa ada istilah pelakor atau valakor untuk perempuan selingkuhan? Sementara tidak ada istilah buat lelaki yang berpacaran dengan istri orang, atau lelaki yang punya affair?
Padahal buibuk dan mzmz, namanya juga affair atau perselingkuhan. Pastinya ada dua pihak yang aktif terlibat. Karena kalau salah satu doang yang maksa, itu namanya penculikan. Faisal Harris dan Ahmad Dhani bukan anak bayi yang dibiarkan ibunya terlantar di pinggir jalan sehingga leluasa dicyiduk orang. Mereka manusia dewasa, punya otak dan hati yang mampu membuat keputusan.
Ketika Ahmad Dhani memutuskan bercerai dengan Maia dan menikah dengan Mulan, itu adalah keputusan yang dilakukan Ahmad Dhani dengan sadar. Enggak ada adegan Mulan menaruh golok di leher Ahmad Dhani saat upacara pernikahannya. Lalu kenapa kita selalu memusatkan kesalahan pada Mulan serta perempuan-perempuan tertuduh perusak rumah tangga seolah perselingkuhan diciptakan oleh satu orang saja? Menjadikan mereka bulan-bulanan dan bersorak sorai mempermalukakan perempuan-perempuan ini?
1. Solidaritas semu
Sebagai sesama perempuan kita berusaha saling mendukung dengan tidak ‘mencuri barang’ milik perempuan lain. Tapi solidaritas semacam ini justru ‘mengaburkan’ pandangan kita terhadap problem yang sesungguhnya. Solidaritas sejati antar perempuan terjadi bila kita lebih bijak melihat duduk persoalan dan tidak memfokuskan kesalahan pada pihak perempuan yang dituduh selingkuhan. Kenapa ada perempuan mau menjalin affair dengan lelaki beristri?
Apakah dari awal perempuan itu sudah tahu bahwa si lelaki sudah berumah tangga? Bila sudah tahu, apa yang dikatakan dan dilakukan lelaki tersebut sehingga perselingkuhan tetap terjadi? Seorang teman saya pernah menjalin hubungan dengan lelaki yang sudah beristri. Hubungan yang awalnya iseng tersebut menjadi lebih serius karena si lelaki terus-terusan membanjirinya dengan perhatian dan sering bercerita betapa tidak harmonis hubungan ia dan istrinya. Bila menjadi istrinya, apakah kita tega memukulnya di depan umum, menuduhnya pelacur dan menyebarluaskan videonya di medsos? Masih tega? Ya sudah, kita lihat alasan-alasan lainnya.
Baca: Ini Alasan Sebenarnya! Shafa Blak-blakan Ungkap Alasannya Rekam Aksi Labrak Jennifer Dunn!
Baca: ALAMAK. Shafa Dipukul Ayahnya usai Melabrak Jennifer Dunn
2. Lelaki tak bisa menahan nafsu, perempuan harus suci
Sejak dulu kala kita dicekoki narasi selir dan gundik. Perempuan-perempuan ini selalu digambarkan berbahaya, jagoan di ranjang dan siap memangsa semua lelaki, apalagi yang sudah beristri. Sementara masyarakat memandang lelaki memiliki sifat maskulin yang mana ditunjukkan dengan dorongan seksual yang menggebu-gebu.
“Lelaki itu ibarat kucing garong. Disodorin ikan asin, ya dimakan lah,” kata seorang teman lelaki. Di sinilah masalahnya. Kita menganggap lelaki itu binatang, bukan manusia. Enggak bisa mengontrol hasrat seksualnya. Selalu ingin menebar benih di mana-mana. Apalagi pas musim kawin.
Sejak tahun 1900 ilmuwan sudah memperkenalkan konsep Coolidge effect, yaitu simbolisasi kecenderungan hewan jantan mengawini hewan betina yang berbeda-beda. Di tahun 1910, Carl Jung menulis surat kepada Sigmund Freud, “Rahasia pernikahan yang bahagia bagiku adalah izin menjadi tidak setia.”
Ujung-ujungnya perempuan yang harus menahan diri supaya tidak menarik perhatian lelaki beristri. Istri juga mesti merawat diri agar lelaki tidak selingkuh. Selain merawat diri, wajib pula melayani suami agar pernikahan tetap bahagia. Sungguh sebuah beban tanggung jawab yang luar biasa.
3. Lebih mudah marah terhadap selingkuhan daripada ke suami
Ahli hubungan pernikahan, Charles J Orlando memaparkan bahwa lelaki yang berselingkuh umumnya paham mereka sedang menyakiti istri yang dicintainya. Mereka tahu risiko kehilangan keluarga dan dampak negatif pada reputasinya. Tapi karena ada kebutuhan dan keinginan yang tidak dipenuhi, mereka tega berbohong pada istri dan keluarganya. Seringkali mereka juga berbohong kepada selingkuhannya dengan mengaku masih single.
Baca: VIRAL! Anak Faisal Harris Pukul dan Jambak Jennifer Dunn di Mal. Apa yang Terjadi?
Baca: Jennifer Dunn dan 4 Hal Kontroversial yang Bikin Geleng Kepala
Tentu rasanya hati bak dicabik-cabik pakai golok plus gergaji ketika seorang istri tahu suaminya telah mengkhianati kepercayaannya. Ditambah lagi pertanyaan kepada diri sendiri, “Salah kita apa?”
Banyak perempuan yang tak sanggup menghadapi rasa yang bercampur antara sedih, kecewa, marah dan sisa-sisa rasa sayang kepada pasangannya. Akhirnya lebih mudah melampiaskan kemarahan kepada orang lain. Sasaran paling utama, si perempuan selingkuhan.
Perselingkuhan adalah hal yang kompleks dan pasti menyakitkan bagi yang diselingkuhi maupun keluarga yang bersangkutan. Mbak Sarita dan Shafa, saya turut sedih atas permasalahan yang sedang terjadi. Saya mohon maaf bila postingan ini menyinggung perasaan kalian. Kalian yang sedang membaca ini dan sedang berada sebagai pihak yang diselingkuhi, ketahuilah bahwa perasaan-perasaan negatif yang berkecamuk di dada merupakan bagian dari proses penyembuhan diri.
Tammy Nelson PhD, pengarang buku The New Monogamy memaparkan bahwa rasa sakit akibat perselingkuhan dipicu oleh kehilangan harapan atas masa depan yang sudah dibangun.
Apapun mimpi bersama yang sudah dibuat, apakah itu tetap mesra saat tua, memiliki cucu dan menjelajah dunia, perselingkuhan telah mengobrak-abrik impian masa depan dengan pasangan. Berduka adalah proses mengikhlaskan impian-impian tersebut. Sekaligus memberikan ruang bagi masa depan baru untuk move on.
4. Kecenderungan memperlakukan hubungan seperti kepemilikan barang
Setiap kali seorang mantan pacar saya berkata, “Kamu milikku,” sejujurnya dahi semacam mengernyit. Kenapa, sih, menjalin hubungan dengan seseorang maka itu berarti kita adalah ‘kepunyaannya?’ Dalam bayangan saya ‘milik’ itu terasa transaksional dan penuh dengan unsur posesif. Begitu sudah menjadi ‘milik’ maka ia laksana barang yang harus selalu ada.
Seberapapun kita melekatkan serangkaian kewajiban yang harus dipatuhi tiap pihak dalam pernikahan, nyatanya sebuah hubungan terdiri dari manusia yang tetap memiliki kebebasan menentukan pilihan setiap hari.
Seperti halnya tiap hari kita sebagai manusia dihadapkan pada pilihan mau pakai baju apa. Rok atau celana? Warna hitam atau putih? Begitu pula dalam pernikahan. Mau jujur atau bohong? Mau pulang cepat bertemu keluarga atau nonton bersama perempuan lain?
Menggunakan konsep ‘pencuri’ ‘perebut’ atau ‘perusak’ adalah sama dengan menganggap lelaki sebagai pihak tak berdaya nan pasif serta innocent dalam perselingkuhan.
Saya jarang mengingat pelajaran masa kuliah di Psikologi UI. Tapi saya ingat sekali dengan omongan mas Rudolph Matindas, atau akrab dipanggil Mas Budi. “Kesetiaan itu soal kemauan, bukan keharusan.”
5. Kesulitan bercerai di Indonesia
Perempuan yang mengajukan cerai di Indonesia akan mengalami proses yang lama dan bertele-tele, terutama bila pihak lelaki belum menyetujui prosesnya. Di awal proses, pihak pengadilan agama akan cenderung menganjurkan melakukan mediasi.
Guru yoga saya pernah bercerita menyaksikan perempuan yang dinasihati petugas pengadilan agama agar berpikir ulang untuk cerai meski ia menangis-nangis bercerita perselingkuhan suaminya. “Kenapa suaminya selingkuh? Pasti ibu yang salah karena kurang mengayomi,” ujar si petugas.
Saat itu guru yoga saya sedang mengajukan proses bercerai dari suaminya yang sudah menghamili perempuan lain. “Aku mengikuti saran temanku yang sudah pernah proses cerai. Supaya cepat, aku disuruh akting depresi,” tuturnya sambil tertawa.
Akting bengong, mata menerawang, dan diam tak menjawab pertanyaan, ia lakukan di depan petugas yang melayaninya. Si teman yang mendampingi berkata, “Dia memang jadi begini sejak suaminya selingkuh.” Tanpa banyak dikomentari, petugas memberikan formulir cerai yang dibutuhkan. Di luar ruangan mereka mengisi formulir sambil tertawa keras.
Baca: Dikenal Lucu dan Bikin Ngakak, Siapa Sangka Pelawak Satu Ini Juga Korban Pelakor. Kisahnya Sedih
Baca: Mengapa PELAKOR Makin Marak? Dokter Ini Beri Jawabannya
Lies Marcos, pengacara paralegal yang sering diminta menyelesaikan masalah perceraian akibat KDRT suami menjelaskan betapa sulit proses yang harus dijalani. “Pihak tergugat akan melakukan segala cara untuk menentang upaya sang istri; dari ancaman tidak akan mengizinkan membawa anak, akan memperpanjang / menggantung proses di persidangan, sampai mengancam secara fisik. Penentangan suami itu bukan karena dia begitu cintanya tetapi ini terkait dengan egonya sebagai lelaki yang merasa dilawan.”
Dikutip dari dream.co.id, Sarita mengaku sudah berulang kali minta cerai namun tidak diizinkan oleh suami. Analisis sok tahu saya, bisa jadi ledakan kemarahan yang diluapkan oleh Shafa dan diekspos di media sosial merupakan pemicu agar mempercepat proses cerai dari pihak Faisal Harris.
Btw busway, perselingkuhan juga termasuk bentuk KDRT, lho. Perselingkuhan termasuk golongan kekerasan psikis yang menganggu emosional pasangannya.
Baca: Baru Melahirkan, Wanita Ini Syok Ditinggal Nikah. Si Pelakor Ternyata Sudah Lama Merencanakannya
Sekali lagi, perselingkuhan adalah isu yang kompleks. Namun mempermalukan dan meletakkan sebagian besar beban kesalahan hanya kepada perempuan yang dituduh menjadi selingkuhan berarti menempatkan lelaki jadi pihak yang wajib dimaklumi segala kesalahannya.
Padahal dia yang memilih mengkhianati sumpah setia pernikahan. Apapun gender maupun orientasi seksualnya, ketika seseorang ingin berselingkuh, ia akan menciptakan kesempatan dan berupaya menemukan partner yang bersedia menjadi selingkuhannya. Bila tidak ada Mulan Jameela, maka akan ada perempuan lain yang menjadi selingkuhan Ahmad Dhani.
Riset menunjukkan seseorang yang pernah berselingkuh memiliki kemungkinan tiga kali lipat lebih besar untuk menjalin affair lagi, dibandingkan dengan yang selalu setia. (*)