Siswa SMA 17 Tahun Ini Bisa Membuat iPhone Rugi Miliaran Dolar AS. Apa yang Dilakukannya?
Seorang siswa SMA berusia 17 tahun asal Tennessee, Amerika Serikat, membuat heboh dan semakin membuat panik Apple
TRIBUNBATAM.id, TENNESSEE - Seorang siswa SMA berusia 17 tahun asal Tennessee, Amerika Serikat, membuat heboh dan semakin membuat panik Apple.
Hal ini terkait isu merebaknya keluhan dan protes seluruh dunia yang mengalami masalah dengan iPhone 6 akibat semakin lambatnya handphone mereka.
Remaja bernama Tyler Barney ini kemudian melakukan riset dan mnelakukan berbagai uji coba.
Hasilnya, ia menemukan bahwa pelambatan itu disengaja oleh Apple sebagai trik curang untuk mengeruk uang dari perangkat iPhone lama mereka dari konsumen.
Jika temuan Barney terbukti, Apple bisa mengalami kerugian miliaran dolar AS karena konsumennya di seluruh dunia bersiap-siap melakukan penuntutan hukum.
Barney mengatakan, perusahaan smartphone raksasa dunia itu ternyata tidak melakukan pelambatan perangkat mereka, tetapi justru mengurtangi daya baterai iPhone 6 lama.
Tujuannya agar konsumen melakukan upgrade baterai, sehingga dari sini, Apple bisa mengeruk keuntungan dari perangkat lawas mereka.
Barney yang sekolah di SMA Mt Juliet mengatakan, ia mengalami penurunan kinerja baterai lithium-ion iPhone 6s.
"Itu berantakan sekali. Bahkan mengetik pun terasa menyakitkan," katanya dalam pernyataannya, Jumat (29/12/2017), seperti dilansir DailyMail.
Barney kemudian membongkar baterainya dan menggantinya dengan baterai iPhone 6 milik kakak iparnya yang baru berusia setahun.
Ternyata, kinerja ponselnya langsung melesat.
Barney kemudian mengunggah temuannya tersebut di situs distributor terbesar, Reddit, menggunakan akun TeckFire.
Unggahannya itu langsung menjadi viral dan memunculkan reaksi keras oleh konsumen iPhone di seluruh dunia.
Temuan Barney ini memicu gugatan class action dari pelanggan yang marah di seluruh dunia.
Bila Apple terbukti melakukan kecurangan, perusahaan itu bisa mengalami kerugian miliaran dolar, membayar ganti rugi atas penipuan terencana perusahaan tersebut.
Sebelumnya Apple telah di-bully dari seluruh dunia terkait masalah baterai ini.
Apple pun langsung mengeluarkan permintaan maaf, Kamis (28/12/2017), yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Apple mengeluarkan sebuah surat yang mengatakan:
"Kami tahu bahwa sebagian dari Anda merasa Apple telah mengecewakan Anda', dan mengungkapkan bahwa ini adalah pemotongan harga baterai pengganti, dan berencana untuk menunjukkan kepada pengguna berapa banyak baterai mereka terdegradasi.
Kami mohon maaf. Ada banyak kesalahpahaman tentang masalah ini, jadi kami ingin mengklarifikasi dan memberi tahu Anda tentang beberapa perubahan yang sedang kami buat."
Yang pertama dan terpenting, kami tidak pernah --dan tidak akan pernah-- melakukan apapun untuk secara sengaja mempersingkat masa pakai produk Apple, atau menurunkan pengalaman pengguna untuk mendorong peningkatan pelanggan.
Tujuan kami selalu menciptakan produk yang disukai pelanggan kami, dan membuat iPhone bertahan selama mungkin merupakan bagian penting dari itu."
Apple pun langsung memutuskan untuk memberikan diskon harga baterai pengganti iPhone, dari sebelumnya 79 dolar AS menjadi 29 dolar AS.
Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh iPhone 6, sejak awal Januari 2018 hingga Desember.
Apple juga berjanji akan memangkas harga baterai di seluruh dunia, namun belum diungkapkan harga baterai di luar AS.
Apple berdalih, pihaknya sengaja memperlambat telepon untuk memperpanjang umur perangkat tersebut, sehingga konsumen bisa menghemat penggunaan baterai.
Komisi Komunikasi Korea Selatan telah meminta penjelasan tentang masalah ini dari Apple, sementara di Prancis, sebuah kelompok konsumen mengajukan tuntutan hukum di pengadilan.
"Kami berharap mendapatkan beberapa jawaban, apakah Apple sengaja membatasi kinerja iPhone lama dan mencoba menyembunyikan ini dari pelanggan," kata Komisi Korea.
Asosiasi konsumen Perancis yang disebut 'HOP' telah mengajukan keluhan hukum di pengadilan terhadap Apple dan Epson.
Seorang jaksa membuka penyelidikan terhadap Epson bulan lalu, kata sebuah sumber pengadilan, Kamis.
Laetitia Vasseur, salah satu pendiri HOP mengatakan kepada Reuters bahwa tujuan mereka adalah agar poengadilan menegakkan undang-undang konsumen Prancis, yang dimodifikasi pada tahun 2015 untuk memasukkan gagasan tentang keusangan yang direncanakan.