SELAIN akan 'Rebut' Separuh Tenaga Kerja di Jepang, Robot Kini Menghadapi Masalah Jenis Kelamin

Saking banyaknya robot yang diproduksi, 10-20 tahun mendatang, separuh dari populasi pekerja di Jepang akan kehilangan pekerjaan.

Reuters/AsiaOne
Roboit cantik seperti bintang Hollywood. Siapa yang tak akan jatuh cinta 

TRIBUNBATAM.ID, JEPANG- Jepang merupakan negara dengan penciptaan robot paling banyak di dunia.

Jepang tidak segan-segan menginvestasikan banyak uang untuk membuat robot

Dilansir dari Channel NewsAsia, Selasa (30/1/2018), sedikitnya Jepang menghabiskan 1,2 miliar dolar AS untuk membuat robot dan angka ini paling tinggi di dunia.

Bahkan diperkirakan, saking banyaknya robot yang diproduksi, 10-20 tahun mendatang, separuh dari populasi pekerja di Jepang akan kehilangan pekerjaan karena digantikan robot atau program kecerdasan buatan lainnya.

Tapi kini, industri robot di Jepang sedang dihadapkan masalah robot seperti apa sebaiknya yang diproduksi, apakah yang mirip manusia atau justru menyerupai hewan.

Baca: SEPERTI ROBOT, Tiap Malam Pria Tampan Ini Harus Di-charge Agar Tetap Hidup. Semangatnya Luar Biasa

Baca: Wanita Ini Restui Sang Suami Bercinta dengan Robot Sex. Alasannya di Luar Dugaan

Baca: Mengejutkan! Tahun 2050, Manusia Lebih Suka Bercinta dengan Robot, Benarkah Begini Sensasinya!

Menurut Yukiko Nakagawa, pemimpin perusahaan penghasil robot, Robot Technology Corp, satu-satunya cara robot bisa menjadi teman terbaik manusia adalah jika mereka terlihat seperti binatang dan bukan manusia.

"Robot mirip manusia itu menakutkan ... (Mereka) memiliki ekspresi seperti boneka," katanya.

"Jika membuat robot seperti manusia maka manusia sesungguhkan akan melihatnya sebagai saingan (dalam pekerjaan),"tambahnya.

Sebab itu Yukiko lebih menyukai memproduksi robot menyerupai binatang. Salah satu robotnya yang paling sukses adalah robot Nekotencho berbentuk kucing.

Nekotencho digunakan sebagai petugas penyambut tamu. Dia sudah dipakai untuk menyapa pelanggan di luar toko ritel elektronik Akihabara yang terkenal di dunia.

"Bila Anda memikirkan kucing, Anda bisa (menerima) perilaku aneh mereka - melompat, menari dan banyak perilaku aneh lainnya, "kata Ms Nakagawa, yang telah mengabdikan hidupnya untuk industri robotika.

"(Tapi) jika robot ini memiliki penampilan mirip manusia, Anda akan (mengharapkan) bahwa robot itu berperilaku seperti manusia, misalnya, untuk berbicara dengan sangat cerdik dan (berfungsi) dengan sangat baik,"ujarnya lagi.

Atas isu tersebut, kini sedang ada program Why It Matters yang membedah bagaimana sebaiknya penampilan sebuah robot. Apakah sebaiknya seperti manusia, laki-laki atau perempuan, atau seperti hewan?

Beberapa robotawan menganggap robot tidak perlu terlihat seperti manusia untuk menjembatani kesenjangan antara manusia dan mesin.

Dia menganggap bahwa sebagai robot yang hampir menyerupai manusia sepenuhnya, akan membuat rasa tidak nyaman bagi manusia itu sendiri.

Baca: Lagi Ngetren! Robot Canggih pun Ikut-ikuan Bunuh Diri, Ini Pemicu Utamanya!

Robot untuk Hotel

Robot kini sudah banyak dipekerjakan di hotel di Jepang. Adalah Hotel Henn-na Tokyo, yang menjadi hotel paling banyak mempekerjakan robot di dunia .

Bahkan, robot-robot melayani tamu di meja resepsions.

Manajer sumber daya resepsionis dan robot, Saki Kato, yang menjadi segelintir manusia di hotel tersebut mengatakan dirinya terpaksa berbicara seperlunya dengan robot yang bekerja di sana dan hanya sebagai rekan kerja.

Keberadaan robot itu tentu saja telah menurunkan jumlah pekerja manusia di Jepang.

Walau hotel itu dipenuhi robot, tapi para tamu sangat senang terutama dengan robot dinosaurus.

"Raptor lebih populer daripada manusia," katanya.

"Kita manusia, dan kita melihat manusia setiap hari. Kita belum pernah melihat dinosaurus yang sesungguhnya ... Semua orang menyukai dinosaurus,"tambahnya.

Namun, robot dinosaurus juga menjadi kendala karena banyak anak-anak yang takut dengannya.

"Ketika pintu otomatis terbuka, anak-anak menangis saat melihat robot rex Tyrannosaurus. Beberapa bahkan mengatakan mereka lebih suka tinggal di luar hotel, "katanya tertawa.

Selain robot binatang, tentu saja sangat banyak robot manusia yang bekerja. Contohnya adalah robot Erica yang sangat menyerupai manisa.

Erica bisa dipekerjakan sebagai resepsionis di hotel atau rumah sakit atau bahkan sebagai guru bahasa Inggris.

Robot Erica

"Dalam percakapan antara dua manusia, kita mendapatkan banyak informasi dari pandangan, ungkapan atau gerak tubuh seseorang," kata Takashi Minato, seorang programer di Laboratorium Robotika Cerdas di Universitas Osaka, laboratorium robot terkemuka di Jepang.

Menurutnya, robot seperti Erica bisa menjembatani antara manusia dan mesin.

Robot Laki-laki atau Perempuan?

Sementara itu Profesor Tatsuya Nomura dari Jurusan Informatika Media Universitas Ryukoku, Jepang, menganggap, pembuatan robot seperti manusia akan menghadapi masalah lain yakni tentang stereotip gender.

Menurutnya, jenis kelamin robot adalah isu penting dan kontroversial karena berurusan dengan stereotip gender.

Baca: JELANG Sidang Cerai Ahok, Anak Sulungnya Unggah Foto yang Bikin Netter Salah Fokus bahkan Menangis

Baca: BESOK Sidang Perdana Gugatan Cerai Ahok, Hari Ini Adiknya Unggah Status yang Menyentuh di Medsos

Di Jepang, robot yang banyak diproduksi adalah bergender perempuan. Ini karena persepsi sejumlah pekerjaan, misalnya resepsionis harus perempuan.

Padahal pekerjaan itu tidak harus dilakukan wanita.

"Seorang pria juga dapat melakukan tugas resepsionis," katanya.

Stereotip gender ini, tambahnya, dapat menyebabkan masalah di setiap negara.

Membuat robot seperti manusia dapat menjebak pria dan wanita dalam peran stereotip. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved