Sunardi Rakit Sendiri Teropong dari Pipa untuk Lihat Gerhana

Sebuah alat bantu melihat benda antariksa dibuat dari bahan sederhana dari barang bekas.

|
Kompas.com/ Muhammad Syahri Romdhon
Sunardi sedang meneropong angkasa dengan menggunakan teleskop rakitan yang dibuatnya sendiri. 

TRIBUNBATAM.ID, CIREBON – Momen super blood moon yang menjadi fenomena alam sangat langka, mendapat tempat istimewa bagi sebagian warga.

Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Cirebon Astronomy Club bersiap mengamati keindahan alam.

Uniknya, mereka tidak menggunakan teleskop pabrikan, melainkan teleskop hasil rakitan yang sederhana dan terbuat dari barang bekas.

Di rumah sederhana inilah ide kreatif itu muncul. Sunardi, pria 32 tahun warga Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, berhasil menciptakan teleskop handmade atau rakitan.

Sebuah alat bantu melihat benda antariksa dibuat dari bahan sederhana dari barang bekas.

Bahkan barang hebat ini dibuat melalui proses trial and error yang cukup lama dengan metode otodidak.

Saat Kompas.com menemui Sunardi di rumahnya, Rabu pagi (31/01/2018), dia langsung memperlihatkan teleskop hasil rakitannya sendiri.

Barang ini dibuat menggunakan barang bekas antara lain paralon, segitiga, lensa fotokopi bekas, piringan harddisk, dan lainnya.

Barang bekas itu juga diolah menggunakan alat-alat sederhana pula, yakni gergaji besi kecil, gunting, amplas, dan lainnya.

Dia mengakui, ada tiga komponen dasar yang sulit dibuat menggunakan alat bekas, yakni okuler, finderscop, dan lensa objective.

Ketiga alat ini dibeli ke toko khusus di luar kota.

Baca: SEBELUM Gerhana Super Blue Blood Moon Nanti Malam, Ketahui 6 Fakta Ini Termasuk Efeknya Bagi Bumi

Baca: BESOK Malam Gerhana Bulan Total Super Blue Blood Moon, Begini Bacaan Doa dan Shalat Gerhana

Sunardi pun bisa membuatnya menggunakan alat bekas, namun akan memengaruhi kemampuan saat proses pengamatan.

Teleskop rakitan ini memiliki ukuran okuler ukuran 20 mm, finderscopukuran 4X, lensa objective ukuran 470 mm dengan kemampuan perbesaran 25 kali.

Teleskop ini pernah ikut dalam kegiatan pemantauan hilal jelang bulan puasa di Pantai Gebang Cirebon, Goa Sunyaragi Cirebon serta Alun-alun Kota Cirebon bersama sejumlah instansi.

Tak hanya itu, melalui teleskop rakitan itu, Sunardi mampu melihat sekaligus mengabadikan gambar galaksi Andromeda, Nebula Orion, Gugus Bintang M7, Gugus Bintang Bola, Bulan, Matahari dan lainnya.

Sejumlah planet pun pernah menjadi bidikannya, yakni Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus.

“Untuk dapat merekam, saya membuat sendiri tempat dudukannya untuk handphone. Kalau posisinya sudah tepat, baru dilakukan perekaman berbentuk foto dan juga video. Hasilnya pun tidak kalah bagus dengan kamera yang sedikit lebih mahal dari alat rakitan ini,” katanya sambil tersenyum.

Sunardi mengungkapkan, kesukaannya pada benda-benda luar angkasa dirasakan sejak sekolah dasar.

Dia kerap keluar malam hari dan subuh hari untukmelihat keindahan ciptaan Tuhan. Hobinya terus dipertahankan hingga menginjak SMP dan juga SMA.

“Waktu SMP saya membuat teleskop pakai kacamata bekas. Saat SMA saya buat teleskop paralon pakai lensa kacamata baru. Dan, meski setelah SMA, melanjutkan kerja, saya tetap belajar melalui internet. Akhirnya di tahun 2015, saya bergabung grup Facebook teleskop making. Dari situ, saya memiliki banyak kenalan dan mendirikan Cirebon Astronomy Club,” ungkap Sunardi.

Baca: Prakiraan Cuaca dari BMKG Rabu Hari Ini, Malam Hari Saat Gerhana Bulan Kepri Berawan

Sunardi akan terus mengasah kemampuan serta menghasilkan karya cipta.

Dia sudah membuat sekitar 7 buah teleskop sederhana yang dikirim ke Sumedang dan sejumlah daerah lainnnya.

Sore ini, pada momen langka superblue blood moon, ia bersama Cirebon Astronomy Club akan menyaksikan fenomena alam itu.

Mereka akan mengabadikan hasilnya untuk dijadikan bahan kajian bersama.(Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved