Sebelum Egy Maulana Vikri. Ini 5 Pemain yang Pernah Bermain di Klub Eropa. Ada di Sampdoria
Karena umurnya belum genap 18 tahun, Egy Maulana Vikri baru akan bermain untuk klub ini mulai 8 Juli 2018, sehari setelah ia berumur 18 tahun
TRIBUNBATAM.id - Hari ini, Minggu, 11 Maret 2018, menjadi hari bersejarah bagi Egy Maulana Vikri.
Hari ini Egy Maulana Vikri dikenalkan sebagai pemain Lechia Gdansk, klub Liga Polandia.
Karena umurnya belum genap 18 tahun, Egy Maulana Vikri baru akan bermain untuk klub ini mulai 8 Juli 2018, sehari setelah ia berumur 18 tahun.
Kepindahan Egy Maulana Vikri ke Eropa memang ditunggu banyak warga Indonesia, karena talenta yang dimilikinya.
Baca: Ini Alasan, Kenapa Egy Maulana Vikri Baru Bisa Gabung Lechia Gdansk 8 Juli 2018
Baca: SAH! Lechian Gdansk Umumkan Rekrut Egy Maulana Vikri. Mulai Gabung 8 Juli 2018
Baca: MANTAP! Kalahkan Jepang, Timnas Indonesia U16 ke Final Jenesys 2018
Kepindahan Egy Maulana Vikri ke Eropa adalah impian banyak warga Indonesia, karena berharap talenta pemain yang masuk dalam 40 pemain berbakat dunia oleh Guardian ini bisa mengharumkan nama Indonesia di Eropa.
Sebelum ke Lechia Gdansk, Egy Maulana Vikri juga dikaitkan dengan banyak klub-klub Eropa, namun pilihannya jatuh ke Liga Polandia.
Egy Maulana Vikri jelas, bukanlah pemain Indonesia pertama yang bermain di Eropa.
Sebelumnya, sejumlah pemain Indonesia pernah merumput di liga Eropa, berikut di antaranya seperti di TRIBUNBATAM.id dari FourFourTwo.
Berikut di antaranya:
Setelah menjalani semusim bersama tim PSSI Primavera di ajang Serie-C2, nama Kurniawan langsung mencuri perhatian banyak klub Eropa.
Namun, Sampdoria sebagai 'guru' lah yang berhak mendapatkan jasanya.
Tapi belum berhasil mencatatkan debut bersama Sampdoria, pemain berjuluk 'Kurus' itu dipinjamkan ke salah satu klub kasta tertinggi Swiss, FC Luzern.
Bersama Luzern lah Kurniawan mencatatkan sejarah sebagai pemain Indonesia pertama yang bermain di kompetisi level tertinggi Eropa.
Menariknya, Kurniawan juga berhasil mencatatkan namanya sebagai orang Indonesia pertama yang mencetak gol di kompetisi Eropa.
Kurus sukses mencetak gol kala klubnya menghadapi raksasa Swiss lain, FC Basel.
Sayangnya gol itu menjadi gol semata wayang Kurniawan dari total 10 penampilannya di Swiss.
Musim berikutnya, Kurus pun pulang ke Italia dan bermain untuk Sampdoria.
Namun Ia tak mampu menunjukkan penampilan terbaiknya dan tak pernah sekalipun bermain untuk Il Samp di laga resmi.
Tak bertahan lama, pada 1996 Kurus memutuskan pulang kampung dan bermain untuk Pelita Jaya.
2. Kurnia Sandy
Sama dengan Kurniawan, lewat PSSI Primavera, Kurnia Sandy juga mampu mencuri perhatian klub tempatnya berguru kala itu, Sampdoria.
Hebatnya, sang kiper pun mendapat kontrak resmi untuk memperkuat II Samp pada musim 1996/97 di bawah asuhan Sven-Goran Eriksson.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1032397/original/045481800_1445808024-Kurnia_Sandi_edit-1.jpg)
Sayang kala itu mantan kiper timnas Indonesia ini hanya menjadi kiper keempat dan tak pernah bermain di kompetisi resmi untuk Sampdoria.
Hanya bertahan satu musim, di musim berikutnya Kurnia Sandy memutuskan kembali ke Indonesia dan juga bermain untuk Pelita Jaya.
3. Bima Sakti
Berbeda dengan dua rekannya yang lain, Bima Sakti bersama PSSI primavera justru berhasil mencuri perhatian klub dari luar Italia.
Adalah klub asal Swedia, Helsinborg IF, yang mampu mencium bakat gelandang enerjik ini pada musim 1995/96.

Namun sayangnya karier Bima Sakti di negeri Zlatan Ibrahimovic itu tak berlangsung lama.
Dirinya hanya bertahan semusim dan kemudian kembali pulang ke Indonesia untuk juga memperkuat Pelita Jaya.
4. Arthur Irawan
Arthur Irawan hanya sekali bermain di Belgia
Nama Arthur Irawan mencuat setelah pada 2011 dirinya menandatangani kontrak resmi untuk memperkuat klub Spanyol, Espanyol B.
Kala itu, Arthur menjadi satu-satunya pemain asli Indonesia yang bermain di kompetisi Eropa.
Mencatatkan delapan penampilan bersama Espanyol B, pada musim 2013/14 Arthur kemudian hengkang ke klub Spanyol lain, Malaga B.
Namun di Malaga B, pemain kelahiran Surabaya ini juga hanya bertahan satu musim hingga kemudian pada awal musim 2014/15 Arthur hengkang ke Belgia setelah dipinang Waasland-Beveren.
Sayangnya, di Belgia pun Arthur hanya bermain satu kali kala timnya kalah atas KV Mechelen.
Sang pemain kemudian hengkang dari Belgia dan pulang kampung ke Indonesia.
5. Alfin Tuasalamony
Pada musim 2011/12 ketika usianya belum genap 20 tahun, Alfin Tuasalamony telah bermain secara kompetitif di Eropa.
Bersama klub CS Vise yang kala itu dimiliki pengusaha asal Indonesia, Alfin menjadi bek kanan andalan klub tersebut di divisi 2 Liga Belgia.
Total, pemain asal Maluku itu mencatatkan 20 penampilan dan satu gol di musim perdananya itu.
Musim berikutnya atau musim 2012/13, Alfin berhasil mencatatkan 29 penampilan namun tak mampu kembali mencetak gol.
Sayang setelah dua musim, Alfin memutuskan kembali ke Indonesia. Kini sang pemain tercatat memperkuat Bhayangkara FC.
Selain di Eropa, banyak pemain-pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri seperti Liga Hongkong, Malaysia, hingga Thailand.
Menarik ditunggu kisah Egy Maulana Vikri di Polandia. (sn)