Alunan Kidung Iringi Prosesi Ngaben Bassist Navicula yang Meninggal Menyusul Kekasihnya
Syair dari kidung tersebutsangat menyayat hati sehingga membuat beberapa kerabat menitikkan air mata
TRIBUNBATAM.ID - Selasa (3/4/2018) ini merupakan upacara pengabenan dari mendiang Made Indra, bassist grup band indie, Navicula. Sejak pukul 08.00 Wita sudah dilakukan prosesi ngajum.
Setelah upacara nagjum, keluarga besar melakukan persembahyangan bersama yang juga sekaligus sebagai upacara persembahyangan terakhir untuk mendiang Made Indra Navicula.
Setelah sembahyang bersama dilanjutkan dengan prosesi ngilehin kajang sebanyak tiga kali.
Terdengar alunan baleganjur, alunan kidung dan puja mantra dari Ida Rsi yang muput acara ini.
Syair dari kidung tersebut terdengar sangat menyayat hati sehingga membuat beberapa kerabat terlihat menitikkan air mata.
"Dumogi made polih genah sane becik," begitulah salah satu isi dari kidung tersebut.
Menurut paman Made, Nyoman Wirata, jenazah made akan dibawa ke setra saat matahari condong sedikit ke arah barat.
"Mayat dibawa ke setra setelah jam 12. Jam 12 lebih sedikit, saat matahari baru condong sedikit ke arah barat," kata Wirata.
Tepat pukul 12.30 Wita, jenazah Made Indra Navicula diaben di setra Banjar Penamparan, Padangsambian, Denpasar, Bali yang berjarak kurang lebih 100 meter dari rumah duka.
Sebelum diaben, dilakukan prosesi di atas tempat pengabenan.
Sebelum api dihidupkan terlebih dahulu diperciki dengan tirta penembak.
Alunan kidung terdengar mengiringi prosesi ini.
Setelah itu dengan menggunakan kompor mayat, api pun dihidupkan dan pengabenan dimulai di bagian kepala.
Upacara Ngaben Made Indra Bassist Navicula (Tribun Bali / Putu Supartika)
Tetabuhan baleganjur terus mengalun sepanjang prosesi berlangsung.
Ratusan kerabat, anggota banjar, dan teman almarhum semasa hidup datang menyaksikan prosesi ini.
Beberapa kerabat juga terlihat tak kuasa menahan haru ketika api sedikit demi sedikit membakar jasad Made.
Tak terkecuali sang kakak yang membawa foto almarhum juga menampakkan mimik kesedihan yang mendalam.
Menyusul Sang Kekasih
Adapun sebelumnya, Made harus bergelut dengan luka dan pendarahan dalam akibat kecelakaan yang ia alami bersama kekasihnya, Afi, di Jalan Raya Sakah, Sukawati, Gianyar, Sabtu (24/3) pukul 01.45 Wita.
Tim dokter ahli bedah syaraf RSUP Sanglah yang menangani Made harus bekerja ekstra keras memulihkan kondisi Made. Mulai pemulihan kondisi dan cuci darah sebelum direncanakan operasi, Selasa (27/3).
"Kondisi terakhir Made mengalami multiple fracture, banyak mengalami patah tulang pada anggota tubuhnya. Mulai fracture di bagian tulang iga, tulang rahang bawah (manikula), juga tulang pundak (klavikula). Yang paling parah, Made mengalami cidera kepala berat (CBK)," ungkap Kabag Hukum dan Humas RSUP Sanglah, dokter Ary, Senin malam.
Namun, rencana Tuhan berkata lain. Ketika prosedur pra-operasi yakni cuci darah dilakukan oleh tim medis, Made ternyata tak bisa diselamatkan.
Bassist Navicula Kecelakaan di Gianyar
Dari informasi yang dihimpun Tribun, sebelum mengalami kecelakaan, bersama grup band-nya Navicula, Made Indra tampil di acara “Kopernik Day” di Mas, Ubud, pada Jumat (23/3) malam.
Seusai tampil, Indra dan Afiriana pulang ke Denpasar dengan mobil Daihatsu Xenia warna abu metalik.
Sekira pukul 00.45 Wita, Sabtu (24/3), mobil yang dikemudikan Made Indra menabrak sebuah pohon dan beton penyanggah di depan toko di Jalan Raya Sakah Desa Batuan Kaler, Sukawati, Gianyar.
Menurut keterangan Oka Pramana, adik sepupu Made Indra, kakaknya mengalami patah pada tulang rusuk dan juga pendarahan di otak.
"Tulang rusuk kiri yang nomor lima patah di dua tempat. Rusuk kanan patah tiga, tulang nomor lima, enam, dan tujuh," kata Oka.
Paru-paru bagian kanan kolaps, bagian kiri pendarahan. "Paru-paru kanan kolaps, yang kiri ada darah dan udara. Sehingga kanan kiri dipasang selang. Juga ada pendarahan di kepala," tutur Oka.
Di mata keluarga, Made Indra dikenal sebagai sosok yang suka iseng guyon terhadap adik-adik sepupunya.
Di mata kolega, Made dianggap sebagai pribadi yang supel dan ramah terhadap siapapun, termasuk terhadap orang yang baru dikenalnya.
Sebelum dirujuk ke RSUP Sanglah, jelas Oka, Made Indra sempat dirawat di RS Aricanti Gianyar.
Sementara, jenazah Afi telah mendapatkan kepastian untuk dipulangkan ke daerah asal di Yogyakarta.
Informasi menyebutkan, jenazah Afi dijemput dari Instalasi Forensik RSUP Sanglah pada pukul 13.00 Wita.
Pada pukul 19.30 Wita, jenazah Afi diterbangkan ke Jogjakarta, dan tiba sekitar pukul 20.00 WIB.
Kasatlantas Polres Gianyar, AKP Gusti Agung Ayu Udayani membenarkan perihal kecelakaan tersebut.
"Satu korban meninggal dan satunya kritis. Anggota kami masih di RSUP Sanglah guna menggali keterangan mengenai kronologi kejadian. Namun korban kritis, sehingga kita belum bisa memintainya keterangan. Dari olah TKP, diduga ini kecelakaan tunggal atau tidak melibatkan kendaraan lain yang mengakibatkan korban kecelakaan," ungkap Ayu Udayani ketika dikonfirmasi Tribun Bali.
Ayu Udayani menambahkan, pihaknya mengalami kesulitan karena saat kejadian tidak ada warga yang mengetahui dengan jelas kejadian tersebut. Sebab, waktu memang sudah dini hari.
Diduga mobil Xenia DK 1182 GK itu lepas kendali atau out of control.
Dari keterangan sementara yang dihimpun kepolisian, mobil melaju di sisi utara jalan dan melintas serong ke sisi selatan, kemudian menabrak pohon perindang jalan serta tiang penyanggah toko. (*)