Wakapolres Tembak Adik Ipar

Kartini Syok, Anaknya Kompol Fahrizal Pulang Kampung ke Medan untuk Jenguk Ibunda Sakit

Ia pulang ke Medan bersama istrinya untuk menjenguk keluarga dan pada Rabu itu ia menjenguk sang ibunda yang baru sembuh dari sakit.

Tribun Medan
Kompol Fahrizal 

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Kasus penembakan adik ipar yang dilakukan oleh Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal di rumah ibunya sendiri di Medan membuat heboh.

Sehari setelah penembakan di rumah sang ibu, Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, No 14, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Sumatera Utara, motif penembakan masih misterius.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Paulus Waterpauw saat ekspose kasus ini, Kamis (5/4/2018) sore mengatakan bahwa ada dugaan penembakan sadis ini bermotif dendam.

Kendati demikian, hal itu belumlah jelas karena hingga saat ini Kompol Fahrizal masih bungkam.

Namun, pria yang prestasinya cukup cemerlang di kepolisian ini mengaku tidak menyesal menembak adik iparnya yang bernama Jumingan (33) tersebut.

Kompol Fahrizal (40) sebelumnya pernah menjabat Kasatserse Polrestabes Medan dan saat ini menjabat Wakapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Ia pulang ke Medan bersama istrinya untuk menjenguk keluarga dan pada Rabu itu ia menjenguk sang ibunda yang baru sembuh dari sakit.

Sementara itu, di rumah duka, Wak Kartini (60), ibunda pelaku, terlihat syok dan terus menangis.

Kediamannya sepanjang Kamis terus didatangi pelayat hingga sore.

Kartini, ibunda Kompol Fahrizal (medanbisnisdaily.com)

Bisa dipahami duka yang diderita Wak Kartini. Selain kehilangan menantu, kini anaknya mendekam di sel tahanan.

Kapolda Sumut mengatakan, atas perbuatannya, Kompol Fahrizal terancam ancaman hukuman mati.

Menghadapi para pelayat yang berdatangan, wanita tua ini terlihat lemah bersimpuh di dekat kasur yang disiapkan untuk jasad menantunya yang masih berada di RS Bhayangkara Polda Sumut.

Rencananya, sebelum dimakamkan di kampung halamannya di Kisaran, jenazah Jumingan disemayamkan dulu di rumah duka tersebut.

Jenazah tiba di rumah duka menjelang magrib, Kamis sore dan disalatkan di Masjid Ikhlasyah setelah otopsi di RS Bhayangkara Medan.

Jenazah Jumingan disalatkan di Masjid Ikhlasyah Jalan Tirtosari, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Kamis (5/4/2019) (TribunMedan/Frengki Marbun)

Setelah disalatkan baru kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan sebentar, setelah itu dibawa ke Kisaran.

Kartini tak menyangka kedatangan Fahrizal Rabu malam itu justru berujung naas. Fahrizal pulang kampung setelah mendapat telepon dari sang ibunda yang mengeluh sakit.

"Waktu datang baik-baik aja. Dia nanya Mamak kenapa? Mamak mau makan apa?," kata Ani, seorang kerabat Kartini, seperti dilansir medanbisnisdaily.com.

Kedatangan Fahrizal ke rumah Elly malam itu pun berlangsung hangat dan tidak ada sama sekali gelagat akan terjadi tragedi yang mengerikan tersebut.

Fahrizal, istrinya, dan ibunya, beserta Jumingan duduk di ruang tamu dan berbincang akrab.

Fahrizal bahkan sempat memijat kaki ibunya. "Tapi nggak tahu kok bisa sampai begini. Mamaknya juga nggak nyangka," kata Ani.

Hingga saat ini, motif penembakan Jumingan oleh Fahrizal masih abu-abu.

Keluarga pelaku dan korban masih menutup rapat-rapat, bahkan kepada polisi sendiri, belum ada hal yang terungkap.

Seperti dilansir Tribun Medan dari sebuah sumber, setelah memijit ibunya sambil berbincang-bincang, Fahrizal tiba-tiba marah dan mengeluarkan pistolnya.

Pistol itu ditodongkan ke kepala ibunya.

Jumingan yang melihat itu kemudian berusaha melerai dan berkata, "Jangan, Bang..."

Namun, pistol itu justru diarahkan ke kepala Jumingan dan langsung ditembakkan.

Heni, istri korban yang merupakan adik kandung Fahrizal langsung ketakutan dan berlari ke kamar, lalu menguncinya.

Fahrizal, masih menurut sumber, sempat menggedor-gedor pintu kamar, namun sang ibunda mencoba melerai.

Sebelum meninggalkan rumah, Fahrizal kabarnya masih sempat menembakkan peluru lainnya ke arah Jumingan.

Warga setempat mendengar enam kali tembakan dari rumah itu sebelum akhirnya Fahrizal pergi meninggalkan rumah dan kemudian menyerahkan diri ke Polrestabes Medan.

Alimnus Akpol 2003 ini pernah menduduki sejumlah posisi penting di jajaran Polda Sumut, seperti Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, kemudian Kasat Reskrim Polresta Medan.

Saat Polres Medan naik tingkat menjadi Polrestabes, Fahrizal menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan.

Ia kemudian menempuh pendidikan Sespim (Sekolah Staf dan Pimpinan) Polri dan baru lulus 2017 lalu, dan langsung menjabat Wakapolres Lombok Tengah.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved