Wakapolres Tembak Adik Ipar

Khawatir Diserang Para Napi, Kompol Fahrizal Dimasukkan ke Sel Khusus

Siapa yang bisa melerai 1.500 orang jika terjadi perkelahian? Makanya, untuk menghindarikan kami tempatkan di sel karantina

istimewa
Kompol Fahrizal 

TRIBUNBATAM.ID, MEDAN - Dengan alasan menjaga kemanan dan kemungkinan balas dendam para tahanan, Komisaris Polisi (Kompol) Fahrizal (44 tahun) tidak akan ditahan bersama para penjahat.

Wakil Kapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang menembak mati Jumingan alias Jun (33), adik iparnya, akan menghuni sel khusus karantina di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IA Tanjunggusta, Medan, Sumut.

Jumingan tewas setelah enam peluru senjata api laras pendek jenis revolver yang ditembakkan Kompol Fahrizal mengenai kepala dan sekitar perut, Rabu (4/4) malam.

Baca: Bikin Merinding. Ini Pesan Terakhir Adik Ipar Sebelum Tewas Ditembak Wakapolres

Baca: Waduh, Ternyata Aplikasi Tembus Pandang Benar-benar Ada. Hati-hati Ya

Baca: Link Live Streaming MotoGP di Trans7. Maverick Vinales Keluhkan Cuaca dan Lintasan

Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Klas IA Tanjunggusta, Maju Amintas Siburian menyatakan, sel karantina disiapkan sebagai antisipasi tatkala penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditres Krimum) Polda Sumut menitipkan Kompol Fahrizal ke Rutan.

"Sel di Rutan ada yang di depan, dan ada yang di dalam. Jika nanti ditahan di sini, kami buat di depan. Namanya sel karantina. Sel ini tempat orang, ibaratnya bermasalah sehingga terhindar dari jangkauan orang (napi) di dalam. Agar lebih mudah terpantau petugas," kata Maju, Sabtu (7/4).

Siburian mengatakan, penempatan Fahrizal ke sel karantina sebagai antisipasi terjadinya perkelahian atau keributan antar-narapidana.

Kekhawatiran ini muncul lantaran banyaknya narapidana, yang ditangkap Fahrizal saat menjabat Kasat Reskrim Polresta Medan hingga awal 2017.

Dikhawatirkan, sejumlah narapidana akan menyerang atau balas dendam terhadap Fahrizal, saat ditempatkan dalam Rutan.

"Kalau terjadi masalah petugas langsung bisa pantau (sel karantina). Kalau di dalam tidak akan terbendung dan terpantau. Siapa yang bisa melerai 1.500 orang jika terjadi perkelahian? Makanya, untuk menghindari hal tersebut akan kami tempatkan di sel karantina saja," ujarnya.

Ia pun berjanji petugas Rutan mengantisipasi terjadinya penganiayaan terhadap Kompol Fahrizal oleh narapidana yang menaruh dendam, dengan cara mapping atau memetakan sel aman huni bagi narapidana.

"Di dalam itu banyak juga polisi. Kami mapping-kan saja nanti. Artinya, ada di sini yang ditua-tuakan, dengan kata lain perkataannya cukup didengar warga binaan. Di samping itu petugas juga tetap standby, kok. Ini atensi kami supaya menjaga keamanan dalam Rutan. Tidak ada perlakuan khusus, tetap normatif saja. Sebetulnya semua sel sama tapi kami harus bisa mapping-kan. Sebenarnya itu, kan, hanya rumor saja kalau polisi masuk sini (Rutan) akan digebukin," ucapnya.

Baca: Polisi Gerebek Pemandu Lagu Merangkap PSK, Sekali Booking Bertarif Jutaan

Baca: Harapan Valentino Rossi Setelah Start dari Posisi Ke-11 di MotoGP Argentina 2018

Kompol Fahrizal adalah lulusan terbaik Akademi Polisi pada 2003. Pelaku terkenal tenang dan ramah. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Medan, Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, dan Wakil Kasat Reskrim Polrestabes Medan.

Tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim) Polri di Lembang, Jawa Barat. Usai pendidikan, ia kemudian ditugaskan menjadi Wakapolresta Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Saat konferensi pers di Polda Sumut, Kamis (5/4), Kompol Fahrizal yang mengenakan penutup muka terlihat hanya memandang kosong ke arah depannya. Seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. (*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved