Kisah Pilu TKI yang Semalaman Terombang-ambing di Laut: Kami Antara Takut, Panik, Juga Pasrah
Kami sekitar pukul 22.00 WIB malam bertolak dari Malaysia. Satu jam perjalanan, mesin kapal mati, karena bahan bakar minyak habis
Penulis: Endra Kaputra |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebanyak 101 TKI yang terombang-ambing di lautan berhasil diselamatkan oleh KP Baladewa setelah ditemukan Police Coast Guard (PCG) Singapura di koordinat 01 18 686 LU 104 25 209 BT.
Sofia, satu dari 101 TKI yang kapalnya terombang ambing dilautan menceritakan kisah pilunya tersebut,
Sofia beserta 101 TKI ini rencana dari Malaysia akan pulang ke kampung halamannya melalui Batam.
Sambil menggendong anaknya menceritakan saat awal perjalanan dari Malaysia.
"Kami sekitar pukul 22.00 WIB malam bertolak dari Malaysia. Satu jam perjalanan, mesin kapal mati, karena bahan bakar minyak habis," ujarnya.
Baca: BREAKINGNEWS. Kehabisan Bensin, Kapal Bawa TKI Terombang-ambing di Perairan Johor
Baca: Polda Kepri: Terombang-ambing, Kapal TKI dari Malaysia Ditemukan Police Coast Guard Singapura
Baca: Ada 2 Wanita Hamil, dan 4 Anak-anak dari 107 TKI yang Dievakuasi KP Baladewa
Saat itulah kepanikan dan ketakutan mulai menghantui ratusan TKI beserta tekong dan ABK kapal.
"Berjam-jam kami terombang ambing. Kami takut dan panik, tapi kami hanya bisa pasrah. Kalau terjadi sesuatu, ya, sudah takdirlah," katanya.
Mereka semakin ciut ketika kapal yang bermesin 4 unit itu sempat kemasukan air.
Seluruh penumpang kapal bahu-membahu mengeluarkan air dari kapal.
Sofia yang tidak mau menyebutkan kampung halamannya itu mengatakan, ia kurang pasti berapa jam terombang-ambing.
Sampai akhirnya datang kapal yang ia dengar dari Singapore --PCG.
Diduga kapal itu hanyut dan memasuki perbatasan Singapura.
Tak lama kemudian, barulah KP Baladewa datang mengevakuasi mereka.
"Tak lihat lagi pukul berapa kami diselamatkan, yang jelas saat kapal polisi datang, dan kami melanjutkan perjalanan ke Batam, sudah terlihat pagi," ucapnya.
Tak banyak yang bisa ditanyakan oleh Tribun karena bus yang mengevakuasi mereka menuju Polda Kepri mulai bergerak.
Pembicaraan terahkir adalah mereka rata-rata pulang ke Indonesia karena ingin puasa dan lebaran bersama keluarga.
"Kami ingin puasa sama keluarga , makanya pulang sebelum puasa ini," katanya.