Mahathir Mohamad Dilantik jadi Perdana Menteri Malaysia, Begini Kicauan Pertamanya
Mahathir Mohamad akhirnya resmi dilantik sebagai perdana menteri ketujuh Malaysia pada Kamis malam (10/5/2018) waktu setempat.
TRIBUNBATAM.id - Mahathir Mohamad akhirnya resmi dilantik sebagai perdana menteri ketujuh Malaysia pada Kamis malam (10/5/2018) waktu setempat.
Mengenakan baju Melayu berwarna hitam, dia mengucapkan sumpah di hadapan Yang di-Pertuan Agong, Sultan Muhammad V dari Kelantan.
Malaysia Kini melaporkan, Mahathir pertama kali menjadi perdana menteri pada 16 Juli 1981. Ketika itu, dia masih berusia 56 tahun.
Dia kemudian meletakkan jabatan pada 31 Oktober 2003, atau setelah memerintah selama 22 tahun, dan menjadikannya sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Malaysia.
Dengan usianya yang menapak 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia.
Pengambilan sumpah sempat tertunda dan muncul berbagai teori konspirasi tentang keterlambatan pengukuhan Mahathir sebagai perdana menteri meskipun hasil pemilu sudah diumumkan beberapa jam sebelumnya.
Istana Negara membantah tudingan pihaknya menunda pengambilan sumpah perdana menteri baru namun harus melalui prosedur yang berlaku sehingga memerlukan waktu.
Sebelum dilantik, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak disangka, pada akhirnya bisa terwujud.
"Kita telah melakukan sesuatu yang selama ini mustahil untuk berlaku. Angin perubahan telah melanda.
"Semalam, kita telah memilih untuk mengembalikan maruah negara. Terima kasih kami ucapkan. Kami akan menunaikan janji-janji yang telah dibuat dan bersedia berhadapan dengan rakyat," demikian cuit Mahathir lewat akun dengan nama penanya, chedet.

Ketika menuju Istana Negara, Mahathir menggunakan limosin Proton Perdana dengan nomor "Proton 2020".
Nomor itu mencerminkan visi Mahathir yang pernah digagasnya ketika ia menjadi perdana menteri sebelumnya untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju tahun 2020.
Selain didampingi istrinya, Siti Hasmah Ali, Mahathir didampingi oleh para pemimpin partai-partai yang tergabung dalam koalisi Pakatan Harapan.
Mereka adalah presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Ismail -yang merupakan istri dari pemimpin de facto oposisi Anwar Ibrahim, presiden Partai Bersatu Muhyiddin Yassin, Sekjen Partai Aksi Demokratik Lim Guan Eng dan presiden Partai Amanah Mohamad Sabu.