Suaminya Pernah Dipenjarakan, Istri Anwar Ibrahir: Awalnya 'Janggal' Maafkan Mahathir tapi. . .
Kemelut politik Malaysia pada 1998 memaksa seorang dokter mata dan seorang ibu dari lima anak banting setir ke politik.
Bagaimana rencana Anda setelah menjadi wakil perdana menteri perempuan pertama di Malaysia?
Oh ya, tapi jangan lupa juga saya adalah pemimpin oposisi wanita pertama di Malaysia.
Ini adalah suatu penghormatan, penghargaan.
Saya bersama Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri mau negara kita ini meringankan beban sehari-hari rakyat Malaysia.
Yang sekarang ini merasakan beban GST (pajak barang dan jasa), harga minyak, turunnya nilai ringgit dan pengangguran terutama di kalangan anak muda.
Kita mencabut GST dan akan menstabilkan harga minyak.
Wan Azizah Wan Ismail berpidato dalam kampanye pemilu tanggal 6 Mei 2018. Foto: AHMAD YUSNI/EPA
Dalam manifesto Pakatan Harapan berjanji menghapus pajak barang dan jasa, yang sudah diputuskan mulai berlaku 1 Juni.
Dan saya juga ingin melihat kemungkinan kita memberikan bantuan kepada istri-istri yang tidak bekerja formal.
Pemerintah mungkin akan memberikan bantuan 50 ringgit (sekitar Rp180.000) setiap bulan agar jika terjadi sesuatu di dalam keluarga itu maka ada jaring pengaman.
Bagaimana keluarga menyambut pembebasan Pak Anwar Ibrahim kali ini, setelah dia pernah dipenjara pula?
Alhamdulillah memamg kita rasakan keluarga kami disatukan kembali dan sekarang bercucu.
Walaupun Pak Anwar bebas, watunya sekarang dihabiskan di masyarakat, tidak hanya untuk keluarga.
Kalau dulu waktunya dihabiskan di penjara, sekarang waktunya diperuntakan bagi masyarakat.
Tetapi memang kita rasakan kebebasan itu sungguh manis sekali, terutama untuk yang terkurung, untuk Pak Anwar sendiri.
Harga dan arti kebebasan sungguh bermakna.
Oleh karena itu kami sekeluarga menyerukan agar ini tidak diulangi kepada siapa pun yang dizalimi. (bbc indonesia)