Ramadan dan Lebaran 2018

BEGINI Cara Astronot Puasa Ramadan & Sholat Kala Sedang Mengorbit dan Matahari Terbit 16 Kali Sehari

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana astronot menjalankan ibadah di luar angkasa?

NASA on The Commons/Flickr
Sheikh Muszaphar Shukor ketika berada di ISS 12 Oktober 2007. 

TRIBUNBATAM.id- Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana astronot menjalankan ibadah di luar angkasa?

Pertanyaan ini pernah didiskusikan pada 2007 ketika Malaysia akan mengirimkan astronot pertamanya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional ( ISS) selama 10 hari.

Ketika Sheikh Muszaphar Shukor dikirim ke ISS pada 10 Oktober 2007, sebetulnya bulan puasa pada tahun itu hanya tinggal dua atau tiga hari saja.

Namun, Shukor yang telah berpuasa selama pelatihan berkata bahwa dia tetap ingin berpuasa ketika di ISS.

Masalahnya, ISS mengelilingi bumi 16 kali dalam sehari yang berarti matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit.

Selain itu, dengan kecepatan tersebut, ISS mengalami kondisi mikrogravitasi yang menyulitkan para astronot untuk berlutut.

Baca: Buktikan Mega Mall Aman dari Teror, Manajemen Mega Mall Gelar Bazar Ramadan Sebulan Penuh

Baca: Rahasia Cepat Khatam Alquran Selama Ramadan. Simak Yuk!

Kebingungan ini pun akhirnya dijawab oleh Dewan Fatwa Nasional Malaysia yang menerbitkan buku panduan untuk beribadah di ISS.

Mereka menulis, puasa bisa dilakukan di ISS atau Qada’ (kompensasi) di Bumi (selama bulan Ramadan).

Waktu untuk berpuasa disesuaikan dengan zona waktu dari lokasi diluncurkannya astronot.

Pernyataan tersebut kembali dijelaskan oleh mantan Menteri Sains Malaysia, Jamaluddin Jarjis, yang berkata kepada Space.com, 24 September 2007.

Dia menjelaskan, Shukor diperbolehkan untuk mengundur puasanya hingga kembali ke bumi.

Untuk soal shalat, Dewan Fatwa Nasional Malaysia juga berkata bahwa durasi 24 jam-nya harus disesuaikan dengan zona waktu lokasi diluncurkannya astronot.

Baca: Inilah Sosok Valentina Tereshkova yang Menjadi Astronot Wanita Pertama di Dunia

Baca: Ketika Netizen Bertanya Bagaimana Mencuci Pakaian di Luar Angkasa, Begini Kata Astronot

Jika arah Kabah di Mekkah sulit untuk ditentukan, astronot bisa menggunakan gambar Kabah atau bumi sebagai kiblat.

Lalu untuk wudhu, astronot bisa menggunakan tisu atau handuk basah yang disediakan di ISS.

“Bentuk postur tubuh (seperti berdiri, membungkuk, dan berlutut) disesuaikan dengan kondisi di ISS,” tulis Dewan Fatwa Nasional Malaysia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved