Selamatkan Bocah 4 Tahun, Presiden Perancis Tawarkan Kewarganegaraan untuk "Spiderman"
Mamoudou Gassama (22) diselu-selukan sebagai pahlawan setelah aksi heroiknya memanjat gedung dan menjangkau bocah tersebut, Sabtu lalu.
TRIBUNBATAM.id, PARIS - Presiden Emmanuel Macron menawarkan kewarganegaraan Prancis kepada seorang imigran gelap asal Mali yang telah menyelamatkan seorang bocah yang tergantung di sebuah balkon lantai 4.
Mamoudou Gassama (22) diselu-selukan sebagai pahlawan setelah aksi heroiknya memanjat gedung dan menjangkau bocah tersebut, Sabtu lalu.
Video penyelamatan ini diunggah di Facabook dan kemudian menjadi viral di seluruh dunia, Minggu (27/5/2018).
Gassama kemudian dijuluki sebagai Spiderman dan juga menjadi pemberitaan utama media-media Prancis.
Akibat aksinya itu, pemuda ini diundang Presiden Macron ke Istana Elysee, Senin (28/5/2018) waktu setempat.
Baca: VIDEO - Pemuda Panjat Gedung Selamatkan Balita Tergantung di Lantai 4. Begini Nasibnya Kemudian
Sebelumnya Walikota Paris juga langsung meneleponnya dan mengucapkan terima kasih kepada Gasaama aras aksinya tersebut.
"Saya melakukannya karena itu anak-anak," kata surat kabar Prancis Le Parisien mengutip Gassama. "Aku memanjat .... Syukurlah aku menyelamatkannya."
Macron memberi selamat kepada Gassama atas "tindakan luar biasa" dan mengatakan Prancis menawarkan kewargenagaraan kepadanya.
"Kami jelas akan mengatur semua dokumennya. Anda lurus dan jika Anda menginginkannya, kami akan memulai proses naturalisasi sehingga Anda bisa menjadi warga negara Prancis," tambahnya.
Para menteri mengatakan proses kewarganegaraan akan dipercepat, meskipun dari ketentuan hukum, Gassama belum bisa mendapatkan kewarganegaraan secepat itu.
Selain kewargenagaraan, Macron juga menawarkan pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran kepada Gassama.
"Apa yang telah Anda lakukan sesuai dengan apa yang dilakukan petugas pemadam kebakaran. Jika ini sesuai dengan keinginan Anda, Anda dapat bergabung dengan korps pemadam kebakaran sehingga Anda dapat melakukannya setiap hari," katanya seperti dilansir AFP.
Tawaran Macron ini oleh sejumlah pihak sebagai cara dirinya menjawab kritik sayap kiri karena selama ini, Macron dinilai tidak ramah dengan imigran Afrika dan Timur Tengah.

Menurut kelompok oposisi, Macron mungkin sedang berupaya menarik simpati dari pemilih sosialis dengan momentum tersebut.
Pemerintah Macron mengatakan ingin adil pada imigran, tetapi mengambil sikap yang lebih keras akhir-akhir ini, dengan menyetujui RUU yang memperketat aturan suaka bagi imigran.
Tentu saja Gassama tidak peduli dengan persoalan politik di negara itu karena ia baru dua bulan tinggal di Prancis untuk mencari pekerjaan.
Pemuda ini mengatakan kepada Macron bahwa dia pernah mencoba menyeberangi Laut Tengah pada Maret 2014 untuk mencapai Italia, tetapi ditangkap oleh polisi.
Setelah itu ia dideportasi ke Mali dan kemudian mencoba kembali dua bulan lalu menuju Prancis.
Eropa telah menghadapi krisis migran sejak 2015 setelah perang di Libya dan Suriah.
Lebih dari 1 juta orang dari Afrika dan Timur Tengah telah berusaha mencapai benua Eropa melalui Turki atau Laut Tengah.
Adam Thiam, seorang analis Mali dan mantan penasihat presiden mengatakan kepada Reuters bahwa tindakan Gassama telah dipuji di negara asalnya.
"Ada kebanggaan besar di sini, di Mali," kata Thiam. "Tapi sementara (Gassama) mendapat kehormatan, banyak warga Mali yang terancam diusir oleh pemerintah Prancis."
Gassama mengatakan kepada Walikota Paris Anne Hidalgo melalui telepon pada hari Minggu bahwa ia tiba dari Mali dua bulan lalu dan ingin tinggal di Prancis.
"Saya menjawab bahwa sikap heroiknya adalah contoh bagi semua warga negara dan bahwa Kota Paris jelas akan tertarik untuk mendukungnya dalam usahanya untuk menetap di Prancis," kata Hidalgo.
Di balik berkah yang diterima Gassama, ayah anak yang diselamatkan kini harus menghadapi hukuman karena kelalaiannya.
Ia mengaku kepada polisi bahwa dia telah meninggalkan putranya sendiri untuk pergi berbelanja.
Namun ia pulang ke rumah lebih lambat dari yang direncanakan karena bermain Pokemon Go melalui smartphone miliknya.
"Perilakunya merupakan pelanggaran, tisdak menjadi orangtua yang bertanggung jawab dan kemundkinan bisa dipenjara 2 tahun,” kata polisi.