Negara Sekutu AS Marah dan Mengutuk Tarif Impor ala Donald Trump. Mereka akan Membalasnya
Berbagai negara yang selama ini merupakan sekutu AS, mengutuk kebijakan tarif bea masuk yang mulai diberlakukan pemerintahan Donald Trump.
Penentangan terhadap pengenaan bea masuk juga muncul dengan lantang dari para anggota Kongres, bahkan dari kalangan partai Republik sendiri.
"Saya tidak setuju dengan keputusan ini," kata ketua DPR Paul Ryan, tokoh partai Republik yang paling berpengaruh di Kongres, dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan yang dilakukan hari ini tertujiu kepada sekutu Amerika, padahal seharusnya kita harus bekerja dengan mereka untuk mengatasi praktik perdagangan yang tidak adil dari negara-negara seperti Cina," katanya.
Sementara ketua House Ways and Means Committee Kevin Brady mengatakan,"Bea masuk ini menyasar target yang salah."
Eropa, Meksiko dan Kanada, menurutnya, "bukan masalah - Cina adalah masalah", tambahnya.
Bagaimana dampaknya?
Donald Trump pertama kali mengumumkan rencana pemberlakuan tarif pada bulan Maret lalu, tetapi memberikan beberapa pengecualian sambil dilakukannya negosiasi dengan negara tertentu.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pada hari Kamis bahwa pembicaraan dengan Uni Eropa, Kanada dan Meksiko belum mencapai kemajuan yang berarti bagi dilakukannya penundaan tarif bea masukitu.
Tarif yang mulai berlaku hari Jumat itu adalah 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium.
Bea masuk berlaku untuk berbagai barang seperti pelat baja, lembaran, gulungan, gulungan aluminium, dan tabung.
Produk itu merupakan bahan mentah yang digunakan secara luas di seluruh manufaktur AS, konstruksi, dan industri minyak.
Ross mengatakan presiden memiliki wewenang untuk menaikkan tarif atau mengubahnya setiap saat, dan ada ruang untuk "fleksibilitas".
"Kami tetap sangat bersedia dan memang ingin berdiskusi dengan semua pihak," kata Ross. (bbc indonesia)