TAHUN AJARAN BARU
Karena Alasan Ini, SMP Negeri di Tanjungpinang Belum Bisa Terapkan Sistem Full Day School
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tanjungpinang sudah menerapkan kurikulum 2013 belum bisa menerapkan sistem full day school
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Dadang AG mengatakan semua siswa baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tanjungpinang sudah menerapkan kurikulum 2013.
Namun, belum bisa melaksanakan sistem full day school, karena keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang ada.
"Kita masih ada SMP yang double shift, yakni SMP Negeri 16. Ini karena kita masih kekurangan ruang kelas belajar di SMP tersebut sementara pendaftar membeludak," kata Dadang usai menghadiri acara MPLS gabungan di Pamedan, Senin (16/7/2018).
Baca: BREAKING NEWS. Anaknya Tak Lolos Seleksi, Orangtua Calon Siswa Demo di SMKN 1 Batam
Baca: Hamil Anak Pertama, Ardina Rasti Pamer Foto Hasil Rontgen
Baca: Link Live Streaming Persib vs Persela Lamongan. Kick Off Pukul 18.30 WIB
Padahal menurutnya, satu kelas siswa sudah diisi sebanyak 40 orang.
Hal tersebut memang melebihi standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan yakni 36 orang.
Namun hal tersebut sudah dilaporkan ke Direktorat Pembinaan SMP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dengan beberapa alasan yang kita berikan mereka (pemerintah pusat) maklum," katanya.
Adapun alasan tersebut diantaranya rasio jumlah siswa dengan ruang kelas yang tersedia tidak berimbang.
Sehingga bila satu kelas tidak dipadatkan 40 siswa, banyak siswa tidak tertampung.
"Kalau penambahan RKB SMP pasti terus kita laksanakan tapikan beetahap sesuai dengan kemampuan anggaran," katanya seraya manambahkan untuk SMP sampai saat ini diperkirakan masih kekurangan 40 ruang kelas baru. (iwn)