TRAGIS! Zulfa Nur Chintia, TKW di Malaysia Pulang dengan Kondisi Lidah Terpotong
Zulfa tiba di rumah orangtuanya di Pringsewu, Provinsi Lampung pada Rabu (25/7/2018) malam, dengan kondisi lidah terpotong.
TRIBUNBATAM.id, LAMPUNG - Nasib tragis tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Malaysia kembali terjadi.
Seorang TKW asal Lampung diduga mengalami penyiksaan dari majikannya di Malaysia.
Nama TKW tersebut adalah Zulfa Nur Chintia (24), merantau ke negeri Jiran Malaysia sejak 2015,
Namun ketika Zulfa Nur Chintia pulang ke rumah orangtuanya di Lampung, kondisinya sangat tragis.
Tubuh penuh luka lebam. Bahkan, seperti dilansir Tribunlampung.com, Zulfa tiba di rumah orangtuanya di Pringsewu, Provinsi Lampung pada Rabu (25/7/2018) malam, dengan kondisi lidah terpotong.
Akibatnya, cara bicara Zulfa pun berubah menjadi cadel.
Selain itu, tulang leher belakangnya patah. Jari telunjuk kanannya yang juga patah dan empat giginya copot.
Perubahan kondisi fisik Zulfa, tentu saja membuat kaget orangtuanya.
Ayah Zulfa, Kartim kaget ketika tiba-tiba anaknya sudah sampai di rumah tanpa memberi kabar sebelumnya.
Ia lebih terkejut dengan kondisi fisik Zulfa Nur Chintia.
Awalnya, Kartim menuturkan, Zulfa tidak mau menceritakan peristiwa yang ia alami selama menjadi pekerja migran di Malaysia.
Zulfa bahkan sempat merasa ketakutan karena trauma dengan apa yang dialaminya.
Tetapi setelah dibujuk, Zulfa akhirnya mau bicara.
Luka yang diderita Zulfa, lanjut Kartim, akibat majikan perempuannya kerap bertindak kasar.
Dipukul menggunakan tongkat besi, diinjak, dipelintir hingga jari telunjuk patah. Ia juga pernah dipukul pakai kursi oleh majikannya.
Ketika menceritakan seluruh peristiwa tersebut, Kartim menjelaskan, Zulfa hanya mampu berbicara dengan suara lemah.
Sejak pulang ke rumah orangtuanya, dua hari lalu, Zulfa hanya beristirahat di kamar.
Peristiwa yang dialami Zulfa Nur Chintia di perantauan pun segera mendapat perhatian tetangga dan Pemkab Pringsewu.
Wakil Bupati Pringsewu, Fauzi bersama tim dinas kesehatan (diskes), dinas tenaga kerja (disnaker), dan dinas sosial (dissos) mendatangi Zulfa Nur Chintia di kediaman orangtuanya, Jumat (27/7/2018) siang.
Fauzi pun langsung menginstruksikan Diskes untuk terus mengawal proses pengobatan Zulfa hingga sembuh.
Ia meminta agar ada dokter yang rutin mengunjungi Zulfa di rumahnya, untuk memeriksa kondisi kesehatannya.
"Dari sisi kesehatannya, kami akan bertanggung jawab akan hal itu. Ada jadwal piket, mungkin ada dokter-dokter yang ke mari (rumah Zulfa) dari dinas kesehatan. Supaya secepatnya, yang bersangkutan dapat segera beraktivitas untuk dirinya terlebih dahulu," ujar Fauzi, Jumat (27/7/2018).
Sedangkan dari sisi ketenagakerjaan, kata Fauzi, pihaknya akan mencermati persoalan yang dialami Zulfa terlebih dahulu.
Hal itu termasuk prosedur keberangkatan Zulfa ke Malaysia.
Fauzi pun berpesan kepada tenaga kerja asal Pringsewu yang akan menjadi pekerja migran di negara lain, agar mengurus prosedur keberangkatan sesuai aturan.
"Dengan jelas, artinya dengan legal," tutur Fauzi.
Menurut Fauzi, keberangkatan Zulfa Nur Chintia ke Malaysia sudah melalui prosedur resmi pada 2015.
Ia memiliki kontrak selama dua tahun bekerja di negeri Jiran.
Kontrak Zulfa, sambung Fauzi, seharusnya berakhir pada Oktober 2017.
Sehingga, ia semestinya pulang ke Tanah Air pada tanggal tersebut.
Tetapi, Fauzi menjelaskan, Zulfa ternyata memperpanjang kontrak tanpa melalui prosedur resmi.
Hal itu membuat ia tetap bekerja di Malaysia.
"Pesan saya, harus legal dalam berusaha di negeri orang," tutur Fauzi.
Dengan melalui prosedur resmi, Fauzi memaparkan, hal itu dapat melindungi pekerja migran.
"Agar menjadi TKI dengan status legal. Sebab kalau ilegal, tidak ada jaminan keselamatan diri," ungkap Fauzi. (Tribun Lampung)