Keluarga Warga Malaysia yang Tewas Akibat Gempa Lombok Belum Dapat Informasi Resmi

Dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur. Di kawasan ini terdapat 10 orang meninggal dunia, satu warga Malaysia.

TWITTER/HUMASBNBP SUTOPO
Bangunan yang hancur dan rusak akibat gempa 6,4 SR di Lombok Timur, Minggu (29/7/2018) 

TRIBUNBATAM.id, LOMBOK - Gempa bumi 6,4 SR mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/7/2018) pukul 06.47 Wita.

Informasi terakhir, tercatat 14 korban meninggal dunia di Lombok sementara satu orang tewas di Gunung Rinjani, Bali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis menjelaskan selain memakan korban jiwa, gempa Lombok sedikitnya 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak.

Dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur. Di kawasan ini terdapat 10 orang meninggal dunia.

Mereka adalah Isma Wida (30) warga negara Malaysia, Ina Marah (60), Ina Rumenah (58), Aditatul Aini (27), Herniwati (30), Ina Hikmah (60), Fatin (80), Egi (17), Wisnu (8) dan Hajratul (8).

Selain itu, 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan.

"Kerusakan rumah lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Pendataan masih dilakukan," ujar Sutopo, Minggu (29/2/2018).

Sementara di Kabupaten Lombok Utara terdapat 4 orang meninggal dunia yaitu Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13).

Sebanyak 38 jiwa luka berat yaitu 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar.

Data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan.

Masih Menunggu

Dari Kuala Lumpur, Kantor Berita Bernama menyebutkan, keluarga Siti Nur Ismawida Ismail (30), yang dilaporkan tewas masih belum menerima pemberitahuan resmi terkait musibah tersebut.

Ayah korban, Ismail Abdul Raffar (62) mengatakan, hingga pukul 18.00 malam ini, mereka belum mendapat informasi dari Kedutaan Malaysia di Jakarta ataupun Kementerian Luar Negeri di Malaysia.

Ia berharap pemerintah memberikan informasi serta petunjuk apa yang harus dilakukan.

Ismail juga berharap pemerintah Malaysia dapat membawa perwakilan keluarga, baik suami atau dirinya sendiri, ke Lombok untuk identifikasi jenazah.

"Saya tahu masalah ini ketika menonton berita di televisi tengah hari tadi. Saya harap pemerintah dapat membantu kami ke Lombok untuk memudahkan proses identifikasi."

"Jika benar korban adalah anak saya, saya berharap pemerintah dapat mempercepat proses pemulangan jenazah ke Malaysia," katanya di kediaman anaknya di Taman Sungai Besi Indah, Seri Kembangan, Kuala Lumpur.

Nur Ismmawida adalah putri kedua dari tiga bersaudara yang menurut Ismail memang suka traveling dan mendaki gunung.

​​​​​​​Siti Nur Ismawida bekerja di sebuah sekolah swasta di Ampang, merupakan satu dari 18 warga Malaysia yang terjebak gempa di Lombok.

mereka berada di Lombok sejak Selasa lalu dan dijadwalkan pulang ke Malaysia, Minggu hari ini.

Kali terakhir korban menghubungi keluarganya adalah Sabtu malam melalui aplikasi WhatsApp. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved