KRISIS TURKI
Nilai Tukar Uang Lira Anjlok, Presiden Erdogan Tuding Ada Skenario Licik untuk Jatuhkan Turki
"Mereka akan melihat langsung bagaimana industri di sana maju. Bagaimana kebijakan yang diberikan pemerintah di sana," kata Lukita
Gedung Putih menyatakan, sanksi baru tersebut akan diberlakukan mulai 13 Agustus 2018.
Sementara, Erdogan mengancam akan mencari sekutu baru untuk menjalin kemitraan.
"Kami akan memberikan jawaban kami, dengan beralih ke pasa baru, kemitraan baru, dan aliansi baru, kepada negara yang mengobarkan perang ekonomi terhadap seluruh dunia, dan juga termasuk negara kami," ucap Erdogan.
Ajak Rakyat Turki jual Dolar
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak rakyatnya agar menjual uang dollar AS dan euro mereka untuk ditukar dengan lira.
Langkah tersebut demi membantu mengangkat nilai mata uang negara tersebut yang merosot tajam setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor baja dan aluminium atas Turki.
Erdogan, Sabtu (11/8/2018), mengajak pada rakyat Turki untuk membantu mendukung lira agar dapat memenangkan apa yang digambarkannya sebagai sebuah "perang kemerdekaan".
"Jika ada uang dollar di bawah bantal Anda, keluarkan. Jika ada uang euro, keluarkan. Segera berikan kepada bank untuk ditukar dengan lira Turki," seru Erdogan kepada para pendukungnya di kota Unye.
"Dengan melakukan hal ini, kita akan memperjuangkan perang kemerdekaan dan juga masa depan," tambah dia dilansir The Guardian.
Melansir dari Reuters.com, mata uang Turki, lira, telah dalam kekhawatiran akan terus jatuh akibat kebijakan moneter Erdogan, serta hubungan dengan AS yang semakin buruk.
Pada Jumat (10/8/2018), nilai mata uang lira telah turun hingga 18 persen. Hal itu merupakan penurunan terbesar dalam sehari sejak krisis keuangan di Turki pada 2001.
Dampak penurunan meluas melalui pasar keuangan global, terutama pada pasar saham Eropa, yang terpukul karena para investor yang takut akan tekanan bank terhadap Turki.
Sebelumnya, Erdogan memperingatkan kepada AS agar tidak mempertaruhkan hubungannya dengan Turki.
Dia bahkan mengancam negaranya akan mencari sekutu baru.
"Kecuali AS mulai menghormati kedaulatan Turki dan membuktikan bahwa negara itu paham tentang bahaya yang sedang dihadapi bangsa kita, relasi kita bisa dalam bahaya," kata Erdogan dikutip New York Times.