Dilempar Belati hingga Diburu Sniper, Rhoma Irama Blak-blakan Pengalamannya 4 Kali Hampir Dibunuh

Raja dangdut Rhoma Irama membeberkan pengalaman hidupnya di masa Orde Baru. Rhoma Irama mengaku empat kali dirinya hampir dibunuh oleh seseorang

Istimewa
Rhoma Irama 

TRIBUNBATAM.ID-Raja dangdut Rhoma Irama membeberkan pengalaman hidupnya di masa Orde Baru.

Rhoma Irama mengaku empat kali dirinya hampir dibunuh oleh seseorang.

Politikus Partai Idaman itu lantas menjelaskan bagaimana cara seseorang tersebut mencoba untuk membunuhnya.

Percobaan pembunuhan tersebut terjadi kala dirinya menjadi juru kampanye PPP.

Baca: Beginilah Penampakan Mewah Richard Muljadi, Cucu Konglomerat Tertangkap Basah Hisap Kokain di Toilet

Baca: Kisah-kisah Tak Terungkap! Inilah 7 Cerita Paspampres Kawal Presiden RI, dari Soekarno hingga Jokowi

Baca: Kabarnya Penerimaaan CPNS Akhir Agustus, Termasuk di Kepri. Begini Jawaban BKD Pemprov

Baca: NASA Prediksi Asteroid Besar Setinggi Piramida Giza Akan Lintasi Bumi, Bahaya Ini Mengintai

Baca: Inilah 5 Fakta Kasus Pungli SIM yang Menjerat Kapolres Kediri, Segini Setoran Punglinya Per Minggu

Tak hanya itu Rhoma Irama juga membicarakan siapa 'seseorang' itu.

Bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita simak.

Rhoma Irama menceritakan pengalaman hidupnya di masa Orde Baru, saat menjadi bintang tamu di acara Mata Majwa Trans 7.

Pelantun lagu Judi itu menceritakan karir politiknya diawali sejak tahun 1977, yakni saat menjadi juru kampanya PPP.

Pada saat itu, PPP memang menjadi satu-satunya partai berbasis Islam di tanah air.

Maka tak heran jika Rhoma Irama yang dikenal islami pun tak ragu mempromosikan partai berlambang kabah itu.

Namun bukannya berjalan mulus, jalan yang ditempuh Rhoma Irama saat menjadi juru kampanye itu pun beberapa kali sempat menemui kesulitan.

Seolah tahu akan resiko berbeda pandangan dengan pemerintahan pada saat itu, Rhoma Irama pun mengambil jalan pasrah namun tetap optimis.

Diceritakan lebih lanjut, Rhoma Irama menuturkan bahwa dirinya selalu berpamitan kepada sang ibu sebelum pergi berkampanye untuk PPP.

Mengenai alasannya, Rhoma Irama pun menjelaskannya secara gamblang.

"Iya artinya, ridho Allah tergantung pada ridho orangtua. Jadi sebelum ibu saya ridho, saya nggak akan berani melangkah, apalagi dalam perjuangan besar," ujar Rhoma Irama seraya tersenyum dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Najwa Shihab, pada Kamis (23/8/2018).

Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (IDAMAN) Rhoma Irama saat mengajukan gugatan uji materi UU Pemilu 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada, Rabu (9/8/2017).
Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (IDAMAN) Rhoma Irama saat mengajukan gugatan uji materi UU Pemilu 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada, Rabu (9/8/2017). (KOMPAS.COM)

Lebih lanjut lagi, Najwa Shihab yang menjadi pemandu acara itu pun kembali melayangkan pertanyaan.

Yakni tentang kabar bahwa Rhoma Irama yang kerap menjadi korban percobaan pembunuhan.

Mendengar pertanyaan itu, Rhoma Irama pun langsung mengangguk tanda setuju.

"Alhamdulilah banyak," ucap Rhoma Irama.

"Ada (pembunuhan) sampai empat kali," tambahnya.

Ayah dari Ridho Rhoma itu pun langsung menceritakan keempat percobaan pembunuhan yang ia alami.

Diawali dari percobaan pembunuhan pertama yang berempat di Medan.

Rhoma Irama mengaku sempat kaget saat mengetahui modus kejahatan yang dilakukan oleh sang algojo alias pembunuhnya.

"Di Medan misalnya, itu kan kalau kampanye sampai puluhan ribu, itu turun dari mobil sampai ke panggung saja kita harus membelah lautan manusia, tangan kaki dimana saya enggak tahu itu," ucap Rhoma Irama.

"Tahu-tahu ada benda melayang ke perut saya, reflek saya tangkap," tambahnya.

Menurut Rhoma Irama benda tersebut rupanya adalah sebuah koran.

Namun bukan sembarangan koran, di dalamnya terdapat sebuah pisau belati.

"Koran, tapi kok keras banget nih koran begitu saya buka isinya pisau belati," jelas Rhoma Irama.

Tak cuma di Medan, Rhoma Irama juga pernah dicoba dibunuh saat dirinya berada di Palembang.

Kala itu seorang pemuda mabuk hampir menyambetnya dengan golok dari atas mobil.

"Yang kedua di Palembang, lagi kampanye tahu-tahu ada orang mabuk naik mobil bawa golok mau tebas aja dari belakang, langsung reflek saya tangkis," terang Rhoma Irama.

Kata Rhoma Irama, pemuda yang hendak menyabetnya dengan golok itu akhirnya tewas dihakimi massa.

"Mati langsung dikeroyok banyak orang," ucap Rhoma Irama seraya tertawa.

Percobaan pembunuhan yang ketiga dan ke empat terjadi di tempat yang sama, yakini Jember, Jawa Timur.

Rhoma Irama mengaku kala memberikan orasi di atas panggung, sebuah peluru tajam melesat ke arahnya.

"Yang ketiga di Jember, sniper, saya lagi orasi tahu-tahu seet (peluru melesat) saya turun langsung," ucap Rhoma Irama.

Bukan hanya sniper, di percobaan pembunuhan keempat Rhoma Irama mengaku nyawanya hampir melayang karena ledakan.

"Di Jember juga saya datang ke suatu rumah, begitu saya jalan meledak itu rumah," kata Rhoma Irama.

Namun Rhoma Irama mengaku enggan mencari tahu siapa seseorang yang telah berkali-kali mencoba membunuhnya.

"Saya enggak mau tahu," ujar Rhoma Irama.

"Biar saja orang mau bikin terserah," tambahnya.

Rhoma Irama mengaku dirinya bingung mengapa ada seseorang yang begitu takut hingga mencoba menyingkirkannya.

"Padahal saya satria bergitar, ngapain ditakutan," jelasnya seraya tertawa. (TribunJakarta)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved