Palu Diguncang Gempa, Gereja Ini tetap Berdiri Kokoh
Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
TRIBUNBATAM.id - Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Bencana alam ini meluluhlantakkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Sejumlah rumah dan gedung-gedung ambruk dan ratusan korban tertimbun puing-puing bangunan.
Salah satunya adalah Hotel Roa Roa di Kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu.
Basarnas pun masih berusaha melakukan evakuasi kepada para korban yang tertimbun.
Saat terjadi gempa, banyak kamar yang terisi. Namun, belum diketahui persis jumlah orang yang masih belum ditemukan.
"Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Di tengah banyaknya gedung-gedung yang ambruk karena goncangan gempa, ada beberapa gedung yang tetap berdiri kokoh.

Salah satunya adalah gedung Gereja IFGF (International Full Gospel Fellowship) yang berdiri kokoh di sebelah Hotel Roa Roa.
Hal ini pun menjadi perbincangan di media sosial. Ada yang menyebutkan gedung tersebut masih berdiri kokoh karena kuasa Tuhan.
Seperti yang diposting akun Facebook Patrick Sineri
#SAVE_PALU_SULTENG...GOD'S POWER itu ada...
Gedung GEREJA IFGF Palu, berdiri kokoh GEMPA berskala richter 7,4 plus tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah.
Hotel ROA-ROA 100 kamar berlantai 8, runtuh. RR Hotel sebanyak 76 kamar dikabarkan ada tamunya dan masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sabtu (29/09) pukul 19 : 00 wib., sempat mendengar suara-suara dari bawah reruntuhan bangunan Hotel ROA-ROA.
Saat terjadi gempa, Delegasi Atlet Paralayang dari beberapa daerah menurut informasi mereka ada yang menginap di hotel tersebut, termasuk Atlet Paralayang asal Sulut.
Dahsyatnya lagi, Gedung GEREJA IFGF Palu, masih berdiri tegap dan tidak roboh, berseblahan dengan Hotel RR, dalam lingkaran biru. (B-jr - dari berbagai sumber terkini).
Dalam perbincangan, para warganet juga mengunggah foto-foto dari penampakan gereja yang masih berdiri kokoh, sedangkan Hotel Roa Roa yang bersebelahan dengan gereja rata dengan tanah.
Netizen lain juga mengabarkan kondisi Gereja Katolik Santa Maria Palu.
Disebutkan bangunan gereja berdiri kokoh, hanya plafonnya yang runtuh.


Korban Meninggal Dunia hingga 1 Oktober 2018 Capai 844 Orang
Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 844 orang.
Selain itu, sebanyak 632 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit. Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB.
"Jenazah terus berdatangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018) siang.
Sutopo memaparkan, jumlah korban meninggal paling banyak berada di Palu, yakni 821 orang. Sebanyak 744 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi.
Kemudian, di wilayah Parigi Moutong ada 12 orang meninggal dan di Donggala 11 orang meninggal. "Dari wilayah Sigi belum dapat informasi," ujar Sutopo.
Sutopo menekankan bahwa data ini sementara.
Kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.
Ia menjelaskan, korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan setelah gempa dan tersapu tsunami.
Sutopo menambahkan, korban meninggal harus segera dimakamkan karena kondisinya sudah membusuk. (*)