BATAM TERKINI
Pasca Terungkapnya Siswa SMP Diduga Nonton Video Dewasa, Sekolah Diminta Perketat Razia Ponsel
Menonton film berkonten dewasa tersebut bukan dilakukan di sekolah. Melainkan di akun facebooknya dan dilakukan di rumah.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perihal adanya tiga orang siswa ketahuan memiliki grup messenger gambar dan video berkonten dewasa di sebuah SMP di Batam, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan langsung mengunjungi sekolah, Senin (8/10/2018) sekira pukul 09.00 WIB.
Ia mengkonfirmasi apakah kejadian yang beredar tersebut benar atau tidak.
"Jadi tidak 8 orang. Saya sudah klarifikasi, tidak ada informasi yang menonton film porno. Tetapi anak-anak ini hanya menerima dari pihak luar dan dikirim film-film seperti itu," ujar Hendri setelah melangsungkan pertemuan dengan Kepala Sekolah di sekolah tersebut.
Diakuinya, menonton film berkonten dewasa tersebut bukan dilakukan di sekolah. Melainkan di akun facebooknya dan dilakukan di rumah.
Baca: Ada Siswa Dikeluarkan dari Sekolah Karena Nonton Video Konten Dewasa, Ini Kata KPPAD Kepri
Baca: Soal Grup Massenger Siswa SMP Berisi Video dan Foto Dewasa di Batam, Ini Penjelasan Kadisdik
Baca: Pasha Ungu Redakan Tangisan Korban Tsunami Palu: Mudah-mudahan Cepat Berlalu
"Jadi bukan ketangkap di sekolah," katanya.
Pantauan Tribun pertemuan tersebut dilangsungkan secara tertutup diruangan kepala sekolah.
Pembicaraan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam.
Hendri melanjutkan perihal grup ini, ketiga tersebut akan dilakukan pembinaan akhlak.
Pasalnya memang di usia dini, sangat mudah anak-anak mengakses apapun melalui handphone.
"Saya sampaikan pada Kepala Sekolah tidak boleh anak-anak tersebut membawa handphone ke sekolah. Kalaupun ada, bawa handphone jadul atau senter itupun harus dititipkan kepada wali kelas mereka," tegas Hendri.
Hendri meminta kepada pihak sekolah untuk melakukan rutin razia seketat mungkin. Memang, kata dia, terkait medsos sulit dihentikan, oleh sebab itu, peran orangtua sangat berpengaruh terhadap anak.
"Orangtua harus cerewet kepada anaknya di rumah. Salah satu caranya informasi paguyuban kelas sangat dibutuhkan,"katanya.
Ia menilai kejadian ini tidak perlu sampai terhadap KPPAD. Karena kejadiannya di lingkup sekolah. (*)
