Ngerinya Netizen Malaysia, Bocah 9 Tahun pun Di-bully Gara-gara Kakeknya Jadi Tersangka
Netizen Malaysia tega mem-bully seorang gadis berusia 9 tahun hanya gara-gara mengunggah pernyataan dukungan pada kakeknya yang menjadi tersangka
TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Fenomena haters tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga Malaysia.
Bahkan, netizen Malaysia tega mem-bully seorang gadis berusia 9 tahun hanya gara-gara mengunggah pernyataan dukungan pada kakeknya yang menjadi tersangka korupsi.
Akibat bullying yang berlebihan ini, sejumlah tokoh penting buka suara, meminta agar ujaran kebencian terhadap bocah itu dihentikan.
Gadis yang menjadi korban keganasan netizen itu adalah cucu dari mantan Wakil Perdana Menteri, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi yang saat ini menjadi tersangka kasus dugaan korupsi.
Zahid menyusul mantan PM Najib Razak, menghadapi dakwaan korupsi dan pencucian uang di pengadilan Malaysia, akhir pekan lalu.
Baca: Nasib Fatin Dibunuh Media Sosial, Skateboarder Muda Malaysia Ini Sampai Hapus Foto di Instagramnya
Zahid menghadapi 45 dakwaan dari Komisi Antikorupsi Malaysia terkait penerimaan dana ilegal semasa menjabat mendampingi Najib.
Tentu saja Zahied mendapat dukungan dari keluarganya, termasuk cucunya yang berusia 9 tahun, melalui video yang kemudian diunggah oleh ibunya di Instagram, Sabtu.
Unggahan video itu langsung diserbu oleh netizen Malaysia dengan melontarkan berbagai makian dan hinaan pada gadis kecil itu.
Bully para haters tersebut langsung mendapat reaksi oleh sejumlah tokoh di Malaysia, termasuk Menteri Wanita dan Keluarga Hannah Yeoh.
Hannah Yeoh melalui Twitternya meminta agar orangtua melindungi anak-anak mereka dengan tidak membiarkan video semacam itu mengambang di Internet.
“Saya meminta berhenti membagikan video anak. Dia terlalu muda untuk memahami apa yang sedang terjadi dan itu normal bagi anak-anak dekat pada kakek-neneknya," kata Yeoh seperti dilansir The Star.
Sang ibu bocah itru memang akhirnya menghapus video tersebut
Anggota parlemen Nurul Izzah Anwar juga mengecam bullying terhadap anak-anak.
"Dengan cara yang sama, kita masing-masing harus menolak bullying dalam bentuk apa pun. Jangan ganggu anak itu," kata putri Anwar Ibrahim tersebut di Twitter.
Menteri Besar Selangor Amirudin Shari juga prihatin dengan komentar negatif netizen terhadap bocah tersebut dan meminta agar hal itu segera dihentikan.
Aktivis hak anak Dr Hartini Zainudin juga mengkritik mereka yang menyerang gadis itu hanya karena mereka tidak setuju dengan masalah politik keluarganya.
“Anda tidak dapat memiliki keduanya --marah dan melakukan cyberbullying terjadi pada anak dan mengatakan itu boleh dilakukan karena Anda tidak menyukai politik keluarganya! Lepaskan dia! Anda tidak punya hak,” katanya.
Kasus bullying terhadap anak-anak di bawah umur tidak hanya terjadi kali ini di Malaysia.
Beberapa waktu lalu, seorang atlet skateboard yang berusia 16 tahun juga di-bully akibat kegagalannya di Asian Games 2018 sehingga ia sampai menutup Instagramnya.
Atlet skateboard putri itu bernama Fatin Syahirah Roszizi dan usianya juga masih sangat muda, 16 tahun.
Berbagai cacian tersebut muncul setelah akun Facebook Astro Arena menampilkan video penampilan Fatin di arena Asian Games 2018 Palembang.

Dari video tersebut, Fatin terlihat sering jatuh sehingga ia gagal meraih medali bagi negaranya.
Spontan, netizen Malaysia langsung membully-nya dan mempertanyakan pemilihan atlet yang dikirim ke Asian Games 2018.
Mereka bahkan menganggap bahwa Fatin bukanlah atlet, melainkan remaja yang biasa bermain di taman.
Akun Instagramnya pun diserbu oleh netizen, yang isinya juga sama, memaki-maki gadis yang tampil berhijab tersebut.
Akibat tekanan yang luar biasa, Fatin pun menghapus semua foto di akun Instagramnya.
Postingan terakhirnya hanyalah kata "Sorry" dan bendera Malaysia.
Bully terhadap atlet skateboard ini sampai membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas kegagalan atlet Malaysia di Asian Games.
Federasi skateboard Malaysia mengatakan bahwa Fatin dibawa ke Asian Games 2018 karena minimnya jumlah atlet skateboard Malaysia.
Saat seleksi dilakukan hanya diikuti oleh lima atlet saja sehingga mereka membawa Fatin ke Palembang.
Federasi memaklumi kondisi mental Fatin yang belum siap, namun Fatin akan disiapkan untuk proyeksi jangka panjang, termasuk Olimpiade Tokyo 2020 mengingat skateboard akan menjadi olahraga baru yang akan dipertandingkan.