AFC U19

Timnas U19 Indonesia vs UEA, Witan Sulaeman, Anak Tukang Sayur Ini Cetak Gol Pembuka

Pertandingan antara Timnas U19 Indonesia vs UEA di AFC U19, Rabu (24/10/2018) berlangsung seru.

INSTAGRAM/PSSI
Selebrasi pemain Timnas Indonesia U19 Witan Sulaeman usai mencetak gol ke gawang Laos di Piala AFF U19 di Sidoarjo, Minggu (1/7/2017) 

TRIBUNBATAM.id - Pertandingan antara Timnas U19 Indonesia vs UEA di AFC U19, Rabu (24/10/2018)  berlangsung seru.

Penyerang timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman berhasil mencetak gol pembuka bagi Timnas U 19 Indonesia.

Ingin tau lebih mendalam soal sosok pahlawan kemenangan Timnas Indonesia ini?

1. Berasal dari Palu

Witan dilahirkan dari keluarga yang sederhana di Palu pada 8 Oktober 2001.

Pada usia 14 tahun, Witan berani mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mengejar impian menjadi pesepak bola profesional.

“Saya yakin tidak akan berkembang bila tetap di Palu,” katanya dalam sesi wawancara khusus dengan Tabloid BOLA dan BolaSport.com beberapa waktu lalu.

"Di Palu dulu minim ajang untuk pesepak bola usia dini. Kalaupun ada, sifatnya hanya pertandingan tarkam. Kalau di Jakarta, lebih banyak kompetisi yang diikuti. Begitu juga di Ragunan, malah bisa mengikuti turnamen internasional di luar negeri," lanjutnya.

Baca: GOOOL! Witan Sulaeman Cetak Gol. Timnas U19 Indonesia Sementara Unggul 1-0

Baca: SEDANG BERLANGSUNG! Live RCTI Timnas U19 Indonesia vs UEA, Nonton via Ponsel Disini

Namun meski telah menetap di Jakarta, Witan tak serta merta melupakan tanah kelahirannya.

Selepas laga Timnas Indonesia vs Taiwan, Witan mempersembahkan 2 gol yang ia cetak untuk tanah kelahirannya.

"Gol ini untuk Indonesia dan Kota Palu khususnya," ucap Witan kepada media yang hadir di mixed zone SUGBK termasuk BolaSport.com.

"Untuk Palu, karena saat ini masih dalam suasana duka akibat bencana," katanya menambahkan.

2. Ayahnya tukang sayur

 
 

Witan berasal dari keluarga yang cukup sederhana, sang ayah, Humaidi, hanya berprofesi sebagai penjual sayur.

Namun kedua keluarga Witan sangat mendukung mimpinya untuk menjadi pesepak bola profesional.

 
Setelah lulus SMP, Witan remaja pun diajak sang ayah, Humaidi, berangkat ke Jakarta guna mengikuti seleksi Pendidikan Latihan (Diklat) di Ragunan.

Keputusan sang ayah tepat dan berbuah manis. Witan lolos seleksi masuk Diklat Ragunan dan terus sukses mengembangkan kariernya di dunia sepak bola Indonesia.

3. Menangis jika tak diantar untuk bermain sepak bola

Karena minimnya fasilitas, Witan mengaku banyak belajr skill sepak bola secara ototidak.

Maka tak heran jika sang ayah mengungkapkan bahwa keseharian Witan sejak kecil hanya tentang dua hal, yakni sekolah dan sepak bola, tak ada yang lain.

Witan kabarnya bahkan kerap menangis jika tak diantarkan orang tuanya ke lapangan sepakbola untuk latihan.

4. Diproyeksikan berkarier di Eropa

 

Sejak akhir tahun 2017, santer dikabarkan bahwa Witan diproyeksikan untuk menimba ilmu di Eropa.

Witan, yang kini masih berusia 16 tahun, dikabarkan bakal ke Spanyol untuk menimba ilmu.

Namun, karena Witan belum cukup umur, kepindahan itu urung terlaksana.

Menurut Raden Isnanta, Deputi Pembudayaan dan Olahraga Kemenpora, keinginannya untuk membawa Witan bermain di Eropa terkendala usia yang belum mencukupi.

Padahal untuk berkarier di Liga Eropa, setidaknya seorang pemain harus sudah berusia 18 tahun.

Witan yang masih duduk di kelas 2 Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, diharapkan menamatkan sekolahnya terlebih dahulu.

5. Ingin seperti Egy Mualana Vikri

Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Bolasport.com, Witan mengungkapkan keinginannya untuk mengikuti jejak Egy Maulana Vikri.

Rupanya, Witan bermimpi mengikuti langkah Egy untuk bermain di Eropa.

"Harapan saya tentu semoga bisa berkarier di Eropa seperti halnya Egy," ucap Witan.(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved