Dengan Nada Tinggi dan Muka Memerah Fahri Hamzah Marahi KPU di Acara ILC: Anda Jawab!
Fahri Hamzah melontarkan kritikan itu saat bersama komisioner KPU Wahyu Setiawan menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Wakil ketua DPRD RI, Fahri Hamzah tampak berbicara dengan nada tinggi dan emosi dengan muka memerah saat berbicara di acara ILC, Selasa (8/1/2019) malam.
Pada ksempatan itu, Fahri Hamzah memberikan kritikan keras pada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dikutip TRIBUNBATAM.id dari TribunWow.com, Fahri Hamzah melontarkan kritikan itu saat bersama komisioner KPU Wahyu Setiawan menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One, Selasa (8/1/2019) malam.
Baca: Sudah Tunjuk Kuasa Hukum Baru, Vanessa Angel Minta Jane Shalimar Tak Bicara Soal Kasus Prostitusi
Baca: Kepergiannya Diiringi Tangisan Pegawai BP Batam, Lukita: Sebagai Manusia, Rasa Kecewa Itu Ada
Baca: Ditemukan Tewas Bareng Kekasih di Kamar Hotel, Postingan di Facebook Jadi Sorotan. Ini Katanya
Baca: Terkait Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, Polisi Tangkap dan Tetapkan 4 Tersangka
Fahri Hamzah diberi kesempatan menyatakan pendapat dalam tema 'Menguji Netralitas KPU'.
Mulanya, Fahri berkomentar dengan santai.
Lalu ia mulai menaikkan nada bicaranya dan dengan muka memerah saat membicarakan KPU terkesan diam dalam menghadapi kritikan.
Ia juga kecewa karena KPU tampil menjadi jagoan saat ada hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.
"Banyak kontroversi nggak dijawab tapi begitu ada kontroversi 7 kontainer tiba-tiba tampil kayak jagoan, kami laporkan ini ngajak petahana untuk ngeroyok karena di sebelah itu ada tim petahana, kan ini orang lihat nggak netral, " ujar Fahri Hamzah.
"Saya lihat press roomnya KPU sekarang ini paling sepi, dulu saya tahu, dulu paling ramai nyari wartawan itu paling ramai karena tidak ada keasyikan untuk berbicara."
Fahri kemudian mulai menunjuk-nunjuk hingga meluapkan kritikannya dengan keras di depan komisioner KPU.
"Eh berbicaralah tugas Anda itu diragukan karena Anda dibayar, cara Anda meyakinkan rakyat itu bicara, kami benar ini dasar hukumnya, silahkan jelaskan," ujar Fahri yang tampak menaikkan nada.
Baca: ASIA CUP 2019 - Hasil, Jadwal, & Klasemen Piala Asia 2019. Setelah Irak dan Arab Saudi Menang
Baca: Rabu Pagi Ini, Presiden Jokowi Dijadwalkan Lantik Letjen Doni Monardo Sebagai Kepala BNPB
Baca: Hasil Carabao Cup Piala Liga Inggris Tottenham vs Chelsea - Gol Penalti Harry Kane Kalahkan Chelsea
"Ada keraguan DPT (Daftar Pemilih Tetap) jelaskan ini, ada keraguan tentang kotak suara yang bisa hancur jelaskan ini sampai orang puas itu tugas Anda!," tambahnya yang disambut tepuk tangan para hadirin.
"Jangan kemudian ada yang ingin menghancurkan wibawa pemilu, itu tugasnya Anda jawab itu cara negara bersikap, Anda dipilih sebagai jagoan-jagoan, jadi jangan baper begitu. Jawab aja karena Anda digaji untuk itu," lanjut Fahri Hamzah.
Lihat videonya:
Sebelumnya, pada acara yang sama, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan memberikan pembelaan bahwa KPU memiliki kematangan konsep debat.
Awalnya, pembawa acara ILC, Karni Ilyas menjelaskan bahwa ILC mendapat banyak usulan topik dari netizen.
Karni menjelaskan ILC akhirnya memutuskan mengambil tema mengenai isu debat pilpres 2019.
"Karena ini sangat substantif sekali, KPU menyepakati dua kubu paslon untuk prosedur dari debat 2019, kenapa kok jadinya belakangan malah ribut, enggak dari awal ributnya."
Karni mengatakan ada dua tema yang dibahas pada ILC, yakni mengenai bocornya pertanyaan debat pilpres 2019 dan agenda pemaparan visi misi yang dibatalkan.
Karni kemudian memberikan waktu pada Wahyu untuk menjelaskan soal kisi-kisi debat pilpres 2019 yang bocor.
Wahyu menjelaskan, pihaknya tidak sepakat dengan kata 'pembocoran' pertanyaan yang beredar luas dimasyarakat mengenai pertanyaan debat calon presiden dan wakil presiden tahun 2019.
"Istilah pembocoran itu konotasinya negatif, kami jujur kepada masayarakat kami punya konsep dan format, debat itu akan substansial, menarik dan mengedukasi," ujar Wahyu.
Wahyu juga menjelaskan, kesepakatan debat telah mendapat persetujuan dari Tim Kampanye (TKN) paslon nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Badan Pemenangan Nasional (BPN) nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Publik seolah-olah berfikir debat capres akan tidak menarik, tetapi pemilu 2019 berbeda, akan ada empat sesi debat, jadi para panelis yang sudah kita pilih, membuat pertanyaan seusai tema, hukum, HAM, korupsi dan teroris."
"Masing-masing tema, panelis menyusun lima soal, jadi ada 20 soal untuk masing tema," ujar Wahyu.
Lanjutnya, nanti masing-masing capres akan diundi untuk mendapat satu pertanyaan, lalu sesi debat dimulai, dijawab kandidat dan kandidat yg lain boleh merespon.
"Debat 2019 tetap menarik, tetap substansial dan mengedukasi, dari pertunjukan lebih menarik karena lebih lama."
Wahyu menepis bahwa debat capres 2019 nanti seperti cerdas cermat.
"Pertanyaan itu bukan seperti cerdas cermat, tapi bentuknya abstrak, jadi capres harus punya kemampuan menjelaskan kepada masyarakat," jelas Wahyu.
"Kita juga belajar dari ILC Pak Karni, hanya semangat edukasinya kita ambil. Percayalah Pak Karni, inilah yang terbaik," pungkas Wahyu.
(tribunwow.com/tiffany marantika/roifahdzatu)