Kontak Senjata TNI dan KKB di Puncak Jaya Papua. Satu Prajurit TNI Gugur

Kontak senjata kembali terjadi antara Pasukan TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Yambi, Puncak jaya, Papua, Jumat (18/1/2019)

facebook
Kontak senjata pasukan TNI dengan KKSB Lekagak Telenggen. Satu prajurit TNI tewas. 

“Mereka menembak. Lalu tewas tertembak. Saya sangat berduka atas hal itu. Tetapi, harusnya ini tak terjadi. Saya minta kepada kelompok KKB kalau ada masalah, tolong jangan melakukan penembakan. Silakan datang kepada kami, baik melalui surat maupun bertemu langsung. Sehingga tak ada yang terluka,” kata dia.

Willem menambahkan, sampai saat ini, belum diketahui apa yang menjadi motif dari penembakan yang dilakukan KKB.

“Kita tahu Sinak adalah daerah rawan di daerahnya. Bisa saja kelompok KKB ingin menguasai senjata mereka. Tapi, yang pastinya saya tidak mengetahuinya,” pungkas dia.

Willem berharap, aksi penembakan yang dilakukan KKB baik terhadap aparat TNI dan Polri serta masyarakat tak lagi terulang, sebab hal itu berdampak kepada pembangunan yang tengah berlangsung.

“Memang penembakan di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya sudah biasa bagi kami. Tapi, saya harapkan hal itu tak lagi terulang. Saya ingin membangun infrastruktur, pendidikan, dan perekonomian bagi masyarakat. Jadi, saya harapkan aksi penembakan tak lagi terjadi. Karena itu dapat mengganggu kehidupan dan ketenteraman masyarakat serta pembangunan yang telah berlangsung selama 10 tahun sejak daerah ini dimekarkan,” pungkas dia.

Bupati Puncak Jaya Willem Wandik meminta kepada seluruh anggota TNI dan Polri yang bertugas di wilayahnya untuk selalu siap siaga dan tak pernah lengah sedikit pun.

Hal itu dikatakannya mengingat Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya merupakan daerah paling rawan di Papua, dari aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tak segan-segan menembak anggota TNI dan Polri, hingga mengganggu proses pembangunan.

Willem Wandi bercerita KKB di antara Puncak dan Puncak Jaya yang dipimpin Kelenak Telenggen memiliki anggota sebanyak 300-500 orang yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap siap tempur, atau senjata yang dirampas dari anggota TNI dan Polri.

“Semua orang di Papua tahu, Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya sangat rawan. Makanya momentum pertemuan dengan anggota TNI dan Polri yang bertugas di sana, selalu saya minta untuk siap siaga kapan pun dalam bertugas dan tak boleh sedikit pun kita lengah,” kata Willem, Rabu (9/1/2019).

“Sebagai pemerintah tentunya kita, Pemda, TNI, dan Polri, tak boleh kalah dari para kelompok KKB yang kerap mengganggu jalannya pemerintahan serta menciptakan gangguan keamanan terhadap masyarakat,” tegas dia.

Willem menceritakan, setiap ada aksi penembakan, selalu berdampak kepada jalannya roda pemerintahan dan perekonomian, yang berdampak terhadap masyarakat.

“Kami pemerintah selalu berupaya merangkul para kelompok KKB untuk tak mengganggu keamanan. Tahun 2017-2018, daerah kami aman dan tak ada gangguan. Hanya saja sangat saya sayangkan di awal tahun 2019 ini, kontak senjata antara KKB dengan TNI terjadi,” ujar dia.

KKB yang dipimpin Kelenak Telenggen pada tahun 2014 silam menembak lima anggota Polri dan empat warga sipil hingga tewas di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak.

Tahun 2015, mereka menyerang Polsek Sinak dan menewaskan tiga anggota Polri dan satu terluka.

Lalu tahun 2016, mereka menyerang karyawan PT Moderen yang melaksanakan pembangunan Jalan di Sinak, empat orang warga sipil meninggal dan 2 alat berat dibakar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved