Sepak terjang KKBS Lekagak Telenggen yang Tewaskan Satu Prajurit TNI saat Kontak Senjata di Papua
Aksi saling tembak TNI dan KKB Lekagak Telenggen di Puncak Papua kembali terjadi, Jumat (18/1/2019). Satu prajurit TNI gugur. Ini sepak terjang KKBS
Aksi saling tembak TNI dan KKB Lekagak Telenggen di Puncak Papua kembali terjadi, Jumat (18/1/2019). Satu prajurit TNI gugur. Ini sepak terjang KKBS Lekagak Telenggen
TRIBUNBATAM.id - Sepak Terjang Pimpinan KKB Papua Paling Ditakuti, Sosok Lekagak Telenggen, KKB Beroperasi Sejak 2006.
Ternyata Sosok Pimpinan Lekagak Telenggen Paling Berbahaya, KKB yang dipimpinnya pernah Tembak Susi Air.
Aksi saling tembak kembali terjadi antara prajurit TNI dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Punjak Jaya, Papua, Jumat (18/1/2019).
Dari barang bukti yang ditemukan, KKB ini diduga di bawah pimpinan Lekagak Telenggen.
Menurut beberapa sumber, KKB pimpinan Lekagak Telenggeng adalah yang paling berbahaya di “Segitiga Hitam” Papua.

• Kontak Senjata TNI dan KKB di Puncak Jaya Papua. Satu Prajurit TNI Gugur
• Warna dan Posisi Baret TNI Miliki Makna Khusus. Inilah Artinya Jika Miring Kanan
• Kabar Terbaru TNI Paksa Turun Pesawat Asing di Batam. 2 Hari Ditahan,Siang Ini Diperbolehkan Terbang
• 7 Berita Terkait Pesawat Tempur F16 TNI AU Paksa Ethiopian Airlines Turun di Hang Nadim Batam
Istilah “Segitiga Hitam” Papua digunakan untuk merujuk wilayah yang mencakup Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya.
Tiap-tiap wilayah tersebut kabarnya dikuasi oleh tiga kelompok bersenjata yang berbeda.
Siapa sebenarnya Lekagak Telenggen berikut kelompok yang dia pimpin?
Yang jelas, bukan sekali-dua kelompok ini melakukan aksinya.
Pada Januari 2014 lalu, KKB pimpinan Lekagak Telenggen pernah melakukan dua kali serangan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
Serangan pertama mengakibatkan satu warga sipil tewas, atas nama M. Halil, seorang tukang ojek asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada serangan kedua, kelompok ini menembaki pesawat milik Susi Air jenis Pilatus dengan nomor lambung PK VVV.
Pesawat ini ditembaki ketika mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya.
Kabarnya, kelompok ini sudah beroperasi sejak 2006 lalu.