Kepolisian Polda DIY Berhasil Tangkap 7 Pelaku Penyerangan Suporter Usai Laga PSS Sleman vs Persis

Jajaran kepolisian resort Sleman berhasil meringkus pelaku penyerangan suporter PSS Sleman, Rabu (23/1/2019).

GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM
Ilustrasi/Polisi mengamankan suporter Persija yang diduga menjadi korban pemukulan massa salah sasaran pada pertandingan Persija Jakarta vs Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, Jumat (3/11/2017) sore WIB. 

TRIBUNBATAM.id - Pihak kepolisian Polda DIY berhasil mengamankan pelaku penyerangan suporter PSS dan menyebabkan meninggal dunia.

Terduga pelaku penyerangan yang membuat Muhammad Asadulloh Alkhoiri (19) meninggal dunia itu berjumlah tujuh orang.

Atas penangkapan itu, saat ini petugas kepolisian tengah mengembangkan kasus penyerangaan di daerah Kalasan, Klaten yang menelan satu korban jiwa tersebut.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kapolda DIY, Irjen Ahmad Dofiri, di Polres Sleman.

"Terkait insiden suporter bola beberapa hari lalu di Kalasan, hari ini Alhamdulillah sudah terungkap tujuh pelaku sudah ditangkap," katanya, kutip BolaSport.com dari Tribun Jogja.

Menurut Irjen Ahmad Dofiri, dirinya tak memungkiri bila para pelaku tersebut merupakan pendukung tim sepak bola tertentu.

Dofiri mengutuk keras tragedi kekerasan sepak bola di wilayah hukum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.

Asadulloh merupakan korban kesekian dari pertikaian antar suporter sepak bola di Yogyakarta.

Link Live Streaming Persija Jakarta vs 757 Kepri Jaya. Kick Off Rabu Sore Ini Jam 15.00 WIB

Berita Terbaru Mantan Pemain Persib Resmi Gabung Persipura di Liga 1 2019

Susul Egy Maulana Vikri, Firza Andika Segera Teken Kontrak dengan Klub Eropa. Ini Nama Klubnya

"Tidak dengan cara seperti ini, biadab namanya."

"Korban sudah banyak berjatuhan oleh karena itu siapa pun suporter akan kami tindak tegas," ujarnya, menambahkan.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan pendalaman kepada para pelaku yang telah tertangkap.

Termasuk menguak peranan masing-masing pelaku terhadap kematian Asadulloh.

Asadulloh sendiri meregang nyawa setelah menyaksikan pertandingan bertajuk celebration game antara PSS Sleman kontra Persis Solo.

Pertandingan itu dihelat di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, pada 19 Januari 2019.

Asadulloh yang hendak pulang ke rumahnya di Kecamatan Jatinom, Klaten, diserang oleh sejumlah pemuda dengan menggunakan batu.

Korban meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.

3 Kelompok Besar Suporter Yogyakarta Prihatin atas Kematian Asadulloh

Kelompok suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS), dan fan PSIM Yogyakarta, The Maident serta Brajamusti, prihatin dengan musibah yang menimpa Muhamad Asadulloh.

Muhamad Asadulloh meninggal dunia setelah menyaksikan laga Celebration Game antara PSS Sleman kontra Persis di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (19/1/2019).

Fan yang diketahui asal Klaten dan merupakan suporter PSS Sleman ini meninggal saat hendak pulang ke rumahnya.

Asadulloh meninggal dunia setelah dikabarkan terkena lemparan batu dari sekelompok orang yang tidak dikenal.

Meski sempat mendapatkan pertolongan, nyawa Asadulloh tidak terselamatkan.

Dilansir BolaSport.com dari laman Tribun Jogja, Selasa (22/1/2019), pentolan BCS, Jaguar Tominangi, mengatakan korban merupakan pendukung tim PSS Sleman.

Pihaknya pun turut berduka cita yang sedalam-dalamnya terkait musibah yang dialami oleh Asadulloh.

"Tentu kami turut berduka cita dan sangat menyesalkan itu. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali," ujar Jaguar.

Sama halnya dengan dengan BCS, Presiden Brajamusti, Berhanudin, selaku fan PSIM Yogyakarta juga sangat terpukul dengan kasus meninggalnya Asadulloh.

Pihak Brajamusti meminta supaya kekerasan pada suporter sepak bola di Indonesia tidak kembali terulang.

"Sedih, sangat prihatin atas kejadian ini. Semoga kekerasan terhadap suporter tidak boleh kembali terulang," kata Berhanudin.

Pendapat lain disampaikan oleh The Maident yang juga merupakan bagian suporter PSIM Yogyakarta.

Ketua Umum The Maident, Rendy Agung Prasetya, mengharapkan agar segera diadakan konsolidasi suporter.

Rendy mengimbau supaya setiap suporter lebih mengedepankan akal sehat dan mematuhi aturan yang berlaku.

 
"Suporter harus mengedepankan akal sehat, berpikir sebelum bertindak dan mematuhi aturan, sehingga tidak ada lagi perselisihan antarfan," ucap Rendy. (*)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved