Buaya Makan Manusia di Minahasa Mati, Saat Perutnya Dibedah, Petugas Temukan Tulang dan Pakaian

BKDSA Sulut, Hendrik Rundengan mengatakan proses nekropsi dimulai pada pukul 13.00 Wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 Wita

Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNMANADO/ISTIMEWA
Suasana Buaya saat proses autopsi di kawasan TWA Batu Putih 

TRIBUNBATAM.id, MANADO - Dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki melakukan nekropsi (otopsi/autopsi) kepada buaya pemakan manusia yang ditemukan mati pada Minggu pagi (20/1/19).

Drh Dwielma Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel melakukan nekropsi pada Senin (21/1/19) lalu.

Nekropsi atau bedah mayat/bangkai ini disaksikan pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon.

BKDSA Sulut, Hendrik Rundengan mengatakan proses nekropsi dimulai pada pukul 13.00 Wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 Wita.

Bangkai buaya Merry lalu dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih pukul 17.30 Wita.

Berdasarkan hasil temuan dari dokter hewan sebelum dilakukan nekropsi menyatakan bahwa dugaan kematian buaya adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni).

Para Turis Terpukau Lihat Ular Bertarung dengan Biawak Besar di Pantai. Lihat Foto-foto dan Videonya

Buaya Pemangsa Manusia Berukuran 4,4 Meter di Minahasa Sulsel Akhirnya Mati

Buaya Pemakan Manusia di Minahasa Itu Dikabarkan Mati. Apa Penyebabnya? Ini Kata Pejabat BKSDA

Sempat Muntah Darah, Nenek 70 Tahun di Gunungkidul Selamat dari Maut setelah Digigit Ular

Buaya bernama Merry ini sudah mengalami drop kondisi kesehatannya dan dugaan sementara adalah mengalami heatstroke (suhu badan melebihi normal), selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung.

Berikut grafis hasil pemeriksaan itu.

Diagnosa sementara hasil pemeriksaan secara inspeksi(fisik luar):

- Stress(Drop)
- Heatstroke

Temuan Hasil Nekropsi:

- Akumulasi Gas pada lambung
- Obesitas
- Temuan organ yang diduga manusia, tulang belulang manusia (mulai dari lengan sampai sampai jari) dan bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.

Catatan:

- Beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada (dapat berkordinasi dengan istansi kesehatan/lab kesehatan).

- Barang bukti (tulang belulang) yang ditemukan dalam tubuh buaya dapat dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik. Dan juga pihak keluarga korban.

Diketahui sebelumnya, buaya tersebut telah memakan manusia bernama Deasy Tuwo (44), warga Suluun, Minahasa Selatan, di dalam kolam penangkaran buaya pada Jumat (11/1/2019). 

Menegangkan, Ini Kisah Paspampres Indonesia Hampir Tembak Pengawal PM Israel

Dilantik Bupati Apri Sujadi, Kepala Dinas di Pemkab Bintan Ini Disambut dengan Tepukan Tangan

Petugas Kebersihan Berparas Cantik Ini Viral di Medsos, Namanya Shella Purba, Perhatikan Senyumnya

Sejak Bagasi Bayar, Omset Turun Drastis. Penjual Oleh-oleh: Biasa Rp 6 Juta Sekarang Rp 2 Juta

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (15/1/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam  buaya  milik  Ochiai Sensei, warga negara Jepang.

Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.

Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).

Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.

Kabar buaya peliharaan menyerang manusia menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)

Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.

Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.

Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.

Para mantan teman sekerja Deasy memang sedang mencari keberadaan korban karena ditelepon Ochiai Sensei untuk melihat kondisi lokasi perusahaan.

Pasalnya, korban tak mengangkat telepon Ochiai Sensei.

Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.

Tim BKSDA dibantu TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap buaya peliharaan milik WN Jepang yang menerkam Deasy Tuwo pada Senin (14/1/2019) siang.

Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema,  Minahasa Utara.

Tim dibantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengevakuasi buaya yang bernama Merry tersebut.

Untuk mengevakuasi buaya, tim harus membius buaya lewat kepalanya agar kondisinya melemah.

Setelah lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut buaya dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak berontak.

Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong buaya tersebut

Kepolisian hingga kini masih mencari pemilik buaya tersebut.

Dipertanyakan Panji Petualang

Deasy Tuwo (44), yang merupakan karyawan perusahaan Mutiara diduga terpeleset ke tempat penangkaran saat memberi makanan buaya tersebut.
Deasy Tuwo (44), yang merupakan karyawan perusahaan Mutiara diduga terpeleset ke tempat penangkaran saat memberi makanan buaya tersebut. (Kolase Tribunnews)

Panji Petualang memberi tanggapan soal kematian mendadak buaya pemakan manusia yangmati secara mendadak, Minggu (20/1/2019) 

Unggahan Panji petualang di akun Instagramnya, tampak mempertanyakan penyebab buaya Merry pemangsa Deasy Tuwo yang mati mendadak.

Panji Petualang mempertanyakan kematian buaya Merry pemangsa Deasy Tuwo secara mendadak setelah dibawa ke penangkaran.

Hal inilah yang membuat si pecinta binatang buas, Panji Petualang mempertanyakan kematian buaya Merry, Senin (21/1/2019).

Unggahan Panji Petualang tentang kematian buaya Merry (Instagram @panjipetualang_real)

"Nah loh... kok bisa mati.. @pembelasatwaliar @animalstoriesindonesia,"tulis @panjipetualang_real.

Lewat unggahan Instagramnya tersebut, Panji terlihat menandai akun Instagram 'pembela satwa liar' dan 'animal stories Indonesia'.

Unggahan Panji Petualang tersebut menuai banyak komentar dari warganet.

Beberapa dari mereka tampak menuliskan spekulasi terkait kematian buaya Merry mulai dari cerita zaman dulu hingga komentar candaan.

Berikut beberapa komentar yang terlihat dari unggahan tersebut.

"Pernah dgr cerita dari kawan, bahwa disuatu daerah kalimantan pd umumx makanan buaya bukanlah manusia, jd kalo ada buaya mkan manusia , maka buaya tsb akan cepat mati, dikarenakan hukum sosial dr keluarga buaya, intix buaya tsb dikucilkan dr kawananx sehingga cepat mati, dan terbukti kalo ada buaya yg makan manusia pst cpt mati," tulis @lia_wedelia.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul BREAKING NEWS: Ini Hasil Autopsi Jasad Buaya Pemakan Manusia di Minahasa, Ada Tulang dan Pakaian

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved