Ada Risiko Kesehatan Kesuburan dan Seks, Ketika Ahok dengan Puput NastitI Devi Menikah
Puput Nastiti Devi dengan Ahok alias BTP mempunyai jarak usia yang jauh. Diketahui ada risiko kesehatan yang akan terjadi, dari kesuburan dan seks.
TRIBUNBATAM.id - Puput Nastiti Devi mendadak terkenal karena kedekatannya dengan Ahok alias BTP.
Publik juga ramai membicarakan Ahok dan Puput Nastit Devi karena jarak usia yang tebilang jauh, yaitu 30 tahun.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa usia Ahok kini sudah 52 tahun.
Sementara Puput Nastiti Devi baru berusia 21 tahun.
Ahok alias BTP yang kini berstatus sebagai duda, diketahui mempunyai risiko kesehatan yang harus dihadapi oleh Puput Nastiti Devi.
Risiko kesehatan dalam hal kesuburan dan termasuk juga seks.
• Tragedi Cinta Segitiga, Istri Suruh dan Lihat Selingkuhan Bunuh Suami, Begini Cara Polisi Mengungkap
• BERITA PERSEBAYA- Alasan Persebaya Pakai Jersey Klasik 1997 & Daftar Pemain yang Sudah Teken Kontrak
Dilihat dari kacamata medis, kualitas sperma yang diproduksi pria akan terus menurun seiring bertambahnya usia.
Kebanyakan pria menghasilkan jutaan sperma baru setiap hari, tetapi pria yang lebih tua dari 40 tahun, seperti dilansir dari yourfertility.org.au, memiliki lebih sedikit sperma yang sehat daripada pria yang lebih muda.
Jumlah air mani (cairan yang mengandung sperma) dan motilitas sperma (kemampuan untuk bergerak ke arah sel telur) menurun secara terus menerus antara usia 20 dan 80 tahun.
Jadi, jika pria usia di atas usia 40 tahun apalagi 45 tahun menikah dengan wanita usia subur usia 25 tahun, butuh waktu lebih lama bagi mereka untuk bisa memiliki momongan.
Puput Nastiti Devi jika jadi menikah dengan ahok harus siap dengan risiko kesehatan ini.
• Istri Minta Selingkuhan Bunuh Suami, Sudah 3 Kali Berhubungan Intim
• YG Entertainment Mengumumkan Nama Resmi New Boy Group ! Ini Member Lengkapnya
• Fakta Menarik Ailish Ferguson, Pernah Dikabarkan Dekat dengan Giorgino Abraham
Jauh berbeda, jika wanita lebih muda dari 25 tahun dan pasangannya di usia yang sebanding, dibutuhkan rata-rata lima bulan untuk hamil.
Tapi jika si wanita mempunyai pasangan lebih tua dari 40 tahun, dibutuhkan sekitar dua tahun, bahkan lebih lama jika si pria-nya lebih tua dari 45 tahun.
Tak hanya itu, andai hamil pun, si wanita yang usianya 25 tahun atau kurang, rentan mengalami keguguran jika pasangan prianya lebih tua dari 45 tahun, dibandingkan dengan pria yang lebih muda dari 25 tahun.
Hal senada tertuang dalam laman academic.oup.com, output sperma, diukur sebagai total sperma per ejakulasi, secara substansial berkurang pada pria yang lebih tua.
Tak hanya itu risiko yang harus ditanggung wanita muda jika pasangannya berusia 40 tahun apalagi di atas usia 45 tahun.
Melansir laman ncbi.nlm.nih.gov, frekuensi coital dan fungsi seksual adalah variabel yang mempengaruhi waktu untuk konsepsi dan tingkat kehamilan.
Aktivitas seksual yang menurun dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan, dan disfungsi ereksi (DE) meningkat seiring bertambahnya usia.
• Drakor Encounter Finish, Ini Kata Park Bo Gum Soal Gaya Kencannya, Dan Pendapat V BTS Soal Encounter
• 55 Relawan Demokrasi Pemilu Dikukuhkan Oleh KPU Batam
Untuk diketahui, frekuensi coital yang menurun seiring bertambahnya usia disebabkan oleh berkurangnya fungsi seksual.
Dalam sebuah penelitian terhadap 1.290 pria berusia 40 hingga 70 tahun yang terdaftar dalam Massachusetts Male Aging Study (MMAS), fungsi seksual dan frekuensi coital dinilai.
Antara usia 40 dan 70, probabilitas mengalami disfungsi ereksi (DE) parah meningkat tiga kali lipat, dan probabilitas DE sedang meningkat dua kali lipat.
Dalam kelompok yang sama diikuti selama rata-rata 9 tahun, frekuensi coital dinilai pada 1085 pria.
Setelah disesuaikan dengan fungsi seksual awal, pria yang terlibat dalam aktivitas seksual rata-rata 6,5 kali per bulan sebelum usia 40.
Frekuensi ini menurun satu hingga dua kali per bulan setelah usia 50 dan oleh yang lain hingga dua kali per bulan setelah usia 60.
(*)