Tiket Mahal, Di Batam Penerbangan Banyak Dibatalkan. Di Aceh Naik Pesawat Malaysia. Sampai Kapan?
Ketua INACA Ari Askhara menyebutkan para perusahaan maskapai bersepakat akan menurunkan harga tiket, 13 Januari lalu, faktanya tiket Masih mahal
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Janji Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association akhirnya (INACA) yang menyatakan akan menurunkan tarif tiket ternyata hanya janji manis.
Ketua INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara menyebutkan bahwa para perusahaan maskapai bersepakat akan menurunkan harga tiket, 13 Januari lalu.
Faktanya, harga tiket domestik sampai saat ini masih mahal sehingga dampaknya, dalam dua pekan terakhir, jumlah penumpang sepi.
Sejumlah maskapai pun akhirnya membatalkan penerbangan karena sepinya penumpang.
Kondisi ini semakin diperparah dengan penghapusan bagasi gratis yang membuat para penumpang kecewa, bahkan ada yang mengamuk atau meninggalkan barang bawaannya di bandara.
Penurunan jumlah penumpang di Bandara Hang Nadim, Batam, sangat signifikan sehingga sejumlah maskapai pesawat membatalkan penrbangan.
Terkait pembatalan penerbangan, hari ini Kamis (7/2/2019) tercatat ada 14 pembatalan penerbangan yang dilakukan oleh seluruh maskapai.
Diantaranya dari maskapai Lion Air, Wings Air, Garuda, dan Citilink.
"Hari ini yang membatalakan itu ada dari maskapai Garuda satu penerbangan, Lion ada sembilan penerbangan, Wing Air ada tiga penerbangan, dan Citylink ada satu penerbangan," kata Direktur BUBU Bandara Hang Nadim Batam, Swarso, Kamis (07/02/2019).
Lion Air Grup menjadi maskapai paling banyak yang melakukan pembatalan penerbangan, yakni sebanyak 12 sampai 13 kali, sedangkan Garuda membatalkan 3 penerbangan.
"Minggu ini sudah mulai agak berkurang, kayak Lion minggu ini 9 penerbangan, Garuda hanya 1 saja saat ini. Kenapa Lion paling banyak, karena paling banyak juga rute penerbangan dari ke Hang Nadim," sebutnya.
Ia pun juga berkoordinasi dengan pihak Lion Air agar terus memberikan informasi yang intens kepada para pelanggan.
"Apalagi soal penerapan bagasi berbayar ini, masih banyak penumpang yang tidak tahu," sebutnya.
• BREAKINGNEWS, Harga Tiket Meroket, Hari Ini 14 Penerbangan dari Bandara Hang Nadim Batam Dibatalkan
• Lonjakan Harga Tiket Pesawat Mulai Picu Inflasi Januari 2019, Ini Penjelasan BPS

Kendati demikian, jumlah penumpang sudah terlihat naik bila dibandingkan bulan lalu meskipun masih jauh dari normal, di atas 7.000 penumpang per hari.
"Saat ini jumlah penumpang sedikit naik, rata rata saat ini 6300-san penumpang, minggu lalu sekitar 5.800 penumpang," sebutnya.
Transit ke Kuala Lumpur
Sementara itu, masyarakat Provinsi Acenh nagroe Darussalam, saat ini lebih memilih naik maskapai Malaysia, Air Asia, karena biayanya jauh lebih murah dibandingkan maskapai dalam negeri.
Awal Januari lalu, warga Aceh ramai-ramai membuat paspor jika ingin ke kota lain, seperti Jakarta dan Surabaya.
Mereka memilih naik Air Asia yang transit di Kuala Lumpur karena harga tiketnya jauh lebih murah.
Hingga saat ini, penerbangan transit melalui Kuala Lumpur masih menjadi piluhan bagi masyarakat karena harga tiket domestik maskapai dalam negeri belum juga turun.
Pengamatan Tribunnews di portal online Tiket.com pukul 17.30 WIB, untuk Jumat (8/2/2019) besok, penerbangan Aceh-Jakarta paling murah Rp 2.031.000, transit di Bandara Kuala Namu Medan.
Jika memilih terbang langsung dari Aceh-Jakarta, harga tiket paling murah Rp 2.254.300.
Sementara, jika dibandingkan harga tiket melalui Kuala Lumpur, tarif Aceh-Kuala Lumpur hanya Rp 545 ribu dan Kuala Lumpur-Jakarta Rp 551.100 sehingga totalnya hanya Rp 1,1 juta.
Itu artinya, penerbangan transit di Kuala Lumpur bisa menghemat Rp 900 ribu hingga Rp 1,1 juta.
Anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi memposting status sindiran tajam tentang fenomena baru yang terjadi di Aceh, sebagai dampak mahalnya harga tiket penerbangan domestik.
"Orang Aceh ke Jakarta pakai paspor, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai paspor. Jelas sudah posisi kita," tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini.

Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) adalah salah satu warga yang ikut membikin paspor baru bagi anak-anaknya.
“Saya harus bikin paspor untuk empat orang, tiga anak dan seorang kerabat, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin kepada Serambinews.com.
Berdasarkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket, kata Safaruddin, jika menempuh penerbangan domestik, perlu Rp 4 juta lebih per orang untuk penerbangan Banda Aceh-Jakarta-Malang.
Jadi, untuk enam orang, Safaruddin harus mengeluarkan uang sebesar Rp 24 juta.
Sementara melalui jalur Banda Aceh-Kuala Lumpur-Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp 950.000 per orang sehingga total jenderal untuk enam orang hanya Rp 5.700.000.
“Saya bisa menghemat hampir Rp 20 juta. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 dan ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar Rp 18 juta,” katanya.
Safaruddin pun mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Jakarta atau daerah-daerah lain di Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur.
“Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana,” ujar Safaruddin.
Sebagian artikel ini tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Tiket Aceh ke Jakarta Transit Kuala Lumpur Masih Lebih Murah, http://www.tribunnews.com/regional/2019/02/07/harga-tiket-aceh-ke-jakarta-transit-kuala-lumpur-masih-lebih-murah?page=all.