Kawah Gunung Anak Krakatau Berdiameter 400 Meter Usai Meletus 22 Desember 2018
Update kondisi terbaru Gunung Anak Krakatau kini memiliki banyak perubahan pascameletus beberapa waktu lalu.
Selain seismograf, pemantauan Gunung Anak Krakatau juga dilakukan melalui alat yang terpasang di Pulau Sertung.
• Download Lagu MP3 We Are Lie, OST Drama Korea SKY Castle di Android dan iPhone
Pulau ini adalah salah satu pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau yang merupakan dinding kaldera dari Gunung Krakatau purba.
Sementara itu pada Rabu, 20 Februari 2019 kemarin, terpantau adanya gempa vulkanik di Gunung Anak Krakatau dalam dengan amplitudo 7-15 mm, S-P : 1,1 -2,5 detik dan durasi 8-20 detik.
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). ((KOMPAS/RIZA FATHONI))
Status Gunung Anak Krakatau pun masih di level III alias Siaga.
Nelayan dan wisatawan dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api baru yang muncul ke permukaan laut pada tahun 1927.
Gunung ini muncul di lokasi kaldera induknya yang meletus dasyat pada 1883 silam.
Letusan ini tercatat menjadi salah satu letusan gunung api terdahsyat di dunia.
Pada tahun 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mulai terpantau aktif pada bulan Juni.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus mengalami pasang surut.
Pada Oktober 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau sempat cukup tinggi.
Pada Desember 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan, di mana hampir setiap hari mengeluarkan lava pijar.
Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 20.30 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi besar.
Sebagian badan gunung longsor ke laut Selat Sunda.