Desa Ular di China, Awalnya Takut tapi Kini Warga Senang Berternak Ular, Hasilkan Rp 172 M Pertahun
Sebuah desa di China mendapat julukan sebagai 'desa ular' lantaran sebagian besar penduduknya memilih berternak ular.
TRIBUNBATAM.id - Sebuah desa di China mendapat julukan sebagai 'desa ular' lantaran sebagian besar penduduknya memilih berternak ular.
Seperti yang dilakukan Fang Yin dan istrinya Yang Xiaoxia, menurut mereka hidup sebagai petani ular di China Timur adalah pilihan yang tepat.
Mereka tidak lagi khawatir pada hewan yang bisa menghilangkan nyawa itu. Mereka tekah digigit berkali-kali.
"Awalnya saya takut, tapi sekarang saya sudah terbiasa dengan semua ini," kata Fang dikutip dari Scmp.com.
Seolah-olah untuk membuktikannya, pria berusa 30 tahun itu mengenakan baju tanpa lengan saat melakukan aktivitasnya di rumahnya di desa yang sunyi, Zisiqiao, provinsi Zhejiang.
Ya desa sunyi, karena populasi warga di desa tersebut berkurang, kini hanya mencapai 600 jiwa.
• Manfaat Rutin Konsumsi Beras Hitam Bagi Tubuh, Salah Satunya Cegah Penyakit Kardiovaskular
• Sst, Begini Loh Cara Ubah Omongan Jadi Teks Di WhatsApp, Chating Semakin Menyenangkan
• Ramalan Zodiak Besok 28 Februari 2019, Taurus Semakin Populer, Scorpio Lagi Ingin Berkebun
• Hadiri Pernikahan Syahrini, Lihat Penampilan Maia Estianty yang Tenteng Tas Harga Puluhan Juta
Ini membuat Zisiqiao telah dijuluki "desa ular" oleh media, setelah banyak rumah tangga di sana mulai memelihara ular untuk makanan dan obat tradisional China sejak empat dekade lalu.
Sebuah keputusan yang pada akhirnya membantu mengubah ekonomi lokal.
Fang memperlihatkan bagaimana aktivitasnya sehari-hari dalam memelihara ular-ular ini.

Tampak, Fang mengangkat ular yang sedang hamil dari salah satu kantong jaring.
Masing-masing dari kantong jaring di ruangan tersebut berisikan selusin ular.
Gambar yang lain memperlihatkan istrinya, Yang, mengecek kondisi telur ular untuk mengetahui kesehatan embrio di dalamnya.

Peternakan ular mereka adalah salah satu dari lebih dari 100 peternakan, di Kabupaten Deqing, di mana lebih dari tiga juta ular dibesarkan setiap tahun untuk makanan dan obat-obatan.
Peternakan ular di desa tersebut pertamakali diprakarsai oleh Yang Hongchang, yang mencoba membudidayakan ular pada tahun 1980-an.

Dijuluki “raja ular”, pria berusia 67 tahun itu sekarang memiliki perusahaan yang fokus untuk membuat suplemen makanan dari hewan ini.